Suara denting sendok dan gelas yang saling beradu membuat suasana kantin di siang bolong ini terdengar hingar bingar.
Ditambah satu-persatu mahasiswa dan mahasiswi yang sibuk berlalu lalang keluar masuk, suasana kantin seolah seperti pasar sayur.
Panas. Itulah yang kurasakan saat ini.
Sembari menikmati juice alpukat dan semangkuk bakso, pandanganku terus fokus kepada benda pipih yang ada di genggaman ku.
Tidak ada yang kulakukan. Hanya melihat-lihat foto di beranda, membaca caption di setiap gambarnya, terkadang membaca berita yang di banjiri dengan politik semua.
Jeng🎶
Sebuah petikan gitar tiba-tiba saja memecah keributan kantin.
Satu persatu mata mahasiswa-mahasiswi melihat kearah sumber suara. Bahkan ada yang sampai berbondong-bondong penasaran melihat sang pemain gitar tersebut.
Oy adek berjilbab biru.. uu 🎶
Cantik manis cak gulo tebu..uu 🎶
Dapat salam dari ayah ibu.. 🎶
Tamat kuliah jadi menantu 🎶
Sebuah suara yang familiar di telingaku sontak membuat aku memalingkan wajahku melihat kearahnya.
Terlihat disana Sultan sedang duduk di atas meja kantin sembari memainkan gitar yang ada di pangkuanya, dan asik bernyanyi dengan suaranya yang menurutku jauh dari kata bagus.
Sultan meliriku seraya tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya.
Aku bergidik jijik.
Sultan terus menyanyikan lagunya itu dengan terus-terusan melihat kearahku–seolah-olah lagunya itu memang sengaja ia khususkan untuk diriku.
"Rel, kok Sultan dari tadi liatin kamu terus?" Tanya Baim dengan suaranya nyaris keras.
"Oh iya Im, keknya lagunya memang di khususkan buat Aurel deh, tuh liat warna jilbab yang di pake Aurel, kan sama dengan lirik lagu yang dinyanyikan Sultan" timpal Abi.
"Cieeeeeee" satu kantin mendadak menyoraki aku.
Aku segera beranjak, tidak tahan dengan posisiku sekarang ini.
Namun lagi-lagi nasip sial menghampiriku. Baru saja aku ingin beranjak dari dudukku. Kini Nasya dan Karin sudah duduk di sebelah kanan dan kiriku. Mereka sengaja mengepungku agar aku tak pergi-pergi.
"Mau kemana sih Rel? Jahat ah lu. Pacaran gak bilang-bilang" Nasya mulai membuka suaranya.
"Iya nih, Aurel jahat oy pacaran nggak bilang-bilang" tambah Karin.
"Yang pacaran siapa sih Rin?" Elakku.
"Eh kawan-kawan, minta apa nih dari mereka? Sebagai PJ-nya " teriak Karin.
"Traktir makan sepuasnya.." teriak sentero mahasiswa dan mahasiswi.
"Apa-apaan ini!!!" Sontak suara berat itu memecah keramaian.
Kak Syauqi datang dengan wajahnya yang merah padam. "Ada apa ini semua?!" Tanya kak Syauqi bak pereman pasar.
Seisi kantin yang semula ribut bagai pasar sayur berubah menjadi hening seketika.
Yang tadinya teriak-teriak kegirangan kini menjadi bungkam.
Tidak ada satupun yang berani menjawab pertanyaan kak Syauqi.
"Saya nanya! ini semua ada apa?!"
Semua mahasiswa dan mahasiswi yang berada di kantin menunduk. Tidak berani menjawab pertanyaan kak Syauqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Calon Imam
Spiritual"Ku tuliskan sebuah pesan untukmu wahai calon imamku." -Dear calon imam.