Di luar masjid aku melihat kak Syauqi sedang berdiri termenung menatap keseberang masjid. Pandanganya memang melihat keseberang masjid, tapi arah pandanganya menerawang entah kemana.
Dengan berani ku sapa kak Syauqi sembari mengucapkan salam. "assalamualaikum, kak" ucapku pertamakali.
Kak Syauqi tersadar lalu buru-buru menjawab salam. "wa'alaikumsalam" jawab kak Syauqi.
"kakak kenapa? " tanyaku langsung.
Kedua alis kak Syauqi saling bertaut. "apanya? "
"kakak kenapa? Kok kaya orang gak terurus gitu? "
Kak Syauqi terkekeh pelan"pusing kakak" jawabnya.
Jika tadi kak Syauqi yang bingung dengan pertanyaanku, kini aku yang sekarang bingung dengan jawabanya.
Seolah tau dengan respon dari ku, dengan cepat kak Syauqi menyergah. "proposal kakak udah tiga kali gak di terima oleh bu Vera"
"ha, beneran kak? Kok bisa? "aku ternganga. Sumpah aku gak habis pikir orang seperti kak Syauqi yang cerdasnya bisa di bilang di atas rata-rata bisa gak di terima oleh dosen proposalnya.
Kak Syauqi mengangkat kedua pundaknya. Ada dua alasan yang ku yakini kenapa proposal kak Syauqi bisa tidak di terima oleh bu Vera; pertama, bu Vera masih sakit hati kepada kak Syauqi. Dan yang kedua, bu Vera masih menyimpan perasaan pada kak Syauqi.
Dulu. Jauh hari sebelum aku kuliah di universitasku yang sekarang. Konon katanya satu universitas pernah di gemparkan dengan berita seorang dosen menyukai salah satu mahasiswanya, dosen itu tak lain adalah bu Vera. Menurut cerita yang beredar bu Vera pernah secara terang-terangan mengungkapkan perasaanya pada kak Syauqi di depan banyak orang. Kalian mau tahu apa respon kak Syauqi? Dia hanya menjawab dengan santai. "saya menganggap ibu tidak lain adalah guru saya dan panutan saya. Jujur, selain dari itu saya tak menganggap ibu lebih. "
Bayangkan di depan banyak orang kak Syauqi menjawab sesantai itu. Tidak terbayangkan bagaimana malunya bu Vera waktu itu. Apalagi di tolak mentah-mentah oleh seorang laki-laki.
Jika biasanya laki-laki yang menyatakan perasaanya pada perempuan, ini malah perempuan yang menyatakan perasaanya pada laki-laki.
Semenjak kejadian itu kak Syauqi selalu di ejek oleh teman-temanya, mereka bilang kak Syauqi yaoi alias belok. Gak suka sama wanita.
Bayangkan saja orang seperti bu Vera bisa ditolak begitu saja olehnya. Menurutku Bu Vera bukan orang yang biasa-biasa saja. Satu universitas mengetahui bahwa beliau dosen termuda. Di umurnya yang bisa di bilang relatif muda sudah mampu menyelesaikan gelar doctornya. Bu Vera juga di kenal dosen yang cerdas, beliau menyelesaikan studinya hanya 2 tahun saja dengan ipk 4.
Sudah cantik, pintar, berpendidikan, mapan. Paket komplit. Siapa laki-laki yang tak mau bersanding denganya.
Tapi uniknya hanya satu kak Syauqi yang berhasil menolak cinta bu Vera dari sekian banyaknya mahasiswa yang mendamba-dambakan cinta bu Vera.
"kakak udah coba ngomong baik-baik sama bu Vera? "
Kak Syauqi menggeleng.
"coba deh kakak ngomong baik-baik sama bu Vera" usulku.
"percuma. "jawabnya singkat.
Aku menggerutu, "gimana coba, belum apa-apa udah bilang percuma"
"....emang kakak mau jadi mahasiswa abadi! Ngga lulus-lulus, trus di D. O!" kataku sedikit ketus.
Kak Syauqi meneloyor kepalaku sehingga membuatku menatapnya jengkel.
"ya enggak lah" katanya sambil tersenyum dengan wajah tanpa salah.
![](https://img.wattpad.com/cover/164080917-288-k37654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Calon Imam
Spiritual"Ku tuliskan sebuah pesan untukmu wahai calon imamku." -Dear calon imam.