27. MEMILIH

1.2K 73 37
                                        

Jam sudah menunjukkan pukul 07. 45, sebentar lagi acara wisuda mahasiswa akhir akan dilaksanakan. Sementara di jalanan masih ramai, padat dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Di kursi belakang berkali-kali ku hembuskan nafas berat. Inilah salah satu resiko orang-orang yang hidup di kota besar benci. Macet.

Di kursi depan ayah dan bunda masih setia bercengkrama, sesekali ayah mencubit pipi bunda karena bunda terus-terusan tertawa mengejeknya. Ntah apa yang mereka berdua bahas sampai seasik itu, palingan tidak lebih tentang cerita ayah di pesantren. Kalian tau kan jika sepasang kekasih sudah lama tak bertemu, kemudian di pertemukan? Pasti dunia seakan milik mereka berdua.

Itulah ayah dan bundaku. Tidak pernah malu menunjukkan keromantisan cinta mereka walau itu di depanku.

Kalian mau tahu? Aku saja sampai di buat terkagum-kagum dengan kisah cinta mereka berdua.

Alunan lagu Aisyah istri Rasulullah langsung mengalun indah dari speaker mobil. Ku senderkan punggungku di jok mobil, ku letakkan hadiah-hadiah yang akan ku berikan kepada kak Syauqi nanti di atas pangkuanku, lalu ku pejamkan mata menikmati alunan indah lagu tersebut.

"kira-kira kado apa ya yang bagus di kasi ke kak Syauqi nanti? " aku berusaha memutar kepalaku, mencari hadiah spesial untuk kak Syauqi di hari wisudanya nanti.

"gimana kalau cari di internet aja? " Sultan menyeletuk.

Aku menjentikkan jemariku. "ide bagus! "

Sultan tersenyum lalu kemudian mulai mencari contoh-contoh hadiah bagus di internet.

"gimana kalau ini? " Sultan menunjukkan gambar sebuket bunga mawar merah kepadaku.

"itu udah biasa. Aku kepengenya cari kado yang unik, tapi berkesan"

"ini aja" Sultan menunjukkan sebuah gambar figura foto.

Aku sedikit berfikir.

"gini aja, pake figura foto ini aja. Trus nanti kita kasi foto kak Syauqi tapi dalam bentuk kartun, gimana? " lanjut sultan.

Benar juga. Itu kado yang unik, tapi berkesan. "nah, yang seperti itu yang aku cari"

Sultan beranjak dari duduknya. "kemana? " aku mengerutkan kening.

"tunggu apa lagi? Yuk kita cari" Sultan menampakkan lengkung sabit di bibirnya.

Aku ikutan tersenyum seraya bersorak girang, "ayuk"

"dek, dek" suara bariton sontak saja menyadarkan aku.

Aku menggeliat, perlahan membuka mata menyesuaikan cahaya yang masuk ke kornea mata.

"udah sampai dek" kata Ayah saat aku sepenuhnya sadar.

Jadi aku tertidur?

Buru-buru ku posisikan diriku duduk dengan tegak. Memegang kado-kadoku supaya tidak terjatuh dari pangkuanku.

Ayah dan bunda sudah duluan keluar dari mobil. Ku hela nafas panjang sembari membatinkan kalimat bismillahirahmanirrahim" lalu ikutan melangkah keluar menyusul ayah dan bunda.

Di lapangan, banyak ku lihat mahasiswa mahasiswi semester akhir berkumpul, ada yang sibuk berfoto selfi mengabadikan momen mereka, ada yang sibuk bercengkrama dengan teman-temanya, ada pula yang sibuk dengan dirinya sendiri.

Kalau kalian pernah datang ke acara wisuda, mungkin kalian akan merasa iri sekaligus bangga dengan mereka semua. Iri karena bisa melihat mereka secepat itu menyelesaikan pendidikanya, juga bangga karena kalian melihat senyuman bahagia dari mereka-mereka yang sudah berjuang keras bertahun-tahun menyelesaikan pendidikanya.

Dear Calon ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang