Suara hingar bingar ponselku berhasil mengalihkan kesibukanku. Sekian lama berkutat dengan laptop dan tugas-tugas kuliah akhirnya aku mulai muak. Seluruh badan terasa penat. Ku alihkan sejenak pandanganku ke luar jendela kamar. Melihat taburan bintang dilangit sana dan pancaran sinar bulan yang menerangi malam. Cahaya bulanya indah, bersinar terang melingkar di angkasa.
Masyaallah.
Aku jadi teringat tentang cerita ayah sewaktu ku kecil dulu. Ayah pernah menceritakan padaku kisah tentang nabi Muhammad S.A.W yang membelah bulan.
Aku sangat ingat jelas cerita itu, sebuah cerita tentang kaum kafir quraisy yang menguji kenabian Rasulullah S.A.W. Dengan menantangnya membelah bulan di langit. Bagaimana mungkin Rasulullah bisa melakukan hal semustahil itu? Bukanya tidak tahu, kaum kafir quraisy sengaja membuat rencana dan siasat agar kaum pengikut Rasulullah berkurang. Namun Allah maha bijak akan segala sesuatu. Atas izin dan kuasa-Nya, akhirnya tantangan itu berhasil Nabi Muhammad S. A. W patahkan saat sebelah bulan beliau letakkan di bukit abu qubais dan yang setengah lagi di atas bukit qaiqa'an(dua bukit di Mekkah).
Namun setelah melihat mukzijat itu, sebagian kaum kafir quraisy masih tidak percaya dan mengatakan bahwa itu sihir.
Hingga dari kejadian itu Allah S. W. T
Menurunkan QS. Al-qomar 54:1-2.Tingg..!!
Aku langsung tersentak dari lamunanku saat suara dentingan yang bersumber dari benda pipih hitam yang berada di sebelah laptopku berbunyi lagi menandakan ada pesan masuk.
Langsung saja ku ambil handphone ku tersebut sembari mengecek siapa yang sudah mengirimiku pesan.
Akhirnya setelah menekan 4 angka kata sandi handphoneku, layarnya langsung terbuka dan mengarahkanku ke aplikasi watsapp.
Ada 5 pesan dari nomer baru yang masuk ke watsapp ku. Sebelum melihat pesan-pesan tersebut, terlebih dahulu ku lihat foto frofil dari si pengirim. Itu sudah kebiasaanku jika ada pesan dari nomor baru yang tak ku kenali.
Sultan!
Aku terbelalak bukan main ketika melihat muka Sultan terpampang jelas di situ. sampai-sampai ku ubah posisi dudukku. Dari mana anak itu mendapat nomerku?
Langsung saja ku buka pesan-pesan dari Sultan.
"assalamualaikum..? "
"lagi apa nih?"
"udah sholat? "
"yah, kok pesan dari gue cuman centang dua? "
"balas dong Rel. Plisss😐"
Tanpa berniat membalas, terlebih dahulu ku kirimkan pesan padanya.
"dapat nomorku dari mana? "
Tak lama pesan balasan dari Sultan kembali masuk.
"jawab salam kek terlebih dahulu. Nggak jawab salam dosa lho"
"iya, wa'alaikumsalam"
"nah gitu dong😊"
"dapat nomorku dari mana? "
"lo gak nanya gue lagi apa? "
"ih, penting! Cepat kasi tau dapat nomorku dari mana? "
"jangan galak-galak gitu lah, ntar cantiknya nambah. Wkwk"
Aku geram sendiri membalas pesan-pesan dari Sultan. Lama-lama menghadapinya mungkin bisa membuatku stres sendiri.
"Yaudah kalau gitu, pesan dari mu aku read doang!! "aku mengancam sembari menyungingkan senyuman jahat.
![](https://img.wattpad.com/cover/164080917-288-k37654.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Calon Imam
Espiritual"Ku tuliskan sebuah pesan untukmu wahai calon imamku." -Dear calon imam.