Kak Syauqi sudah datang kerumahku 7 menit yang lalu, aku yang tengah asik tidur kala itu langsung bangun saat dirinya datang mengejutkan aku dengan membanting kedua tutup panci tepat di dekat telingaku.
Tenggggggg..!!
Refleks aku bangun terduduk di atas kasurku begitu mendengar suara nyaring itu.
"BANGUN WOIIII..!!" Teriak kak Syauqi.
Ku tendang tutup panci tersebut sehingga membuatnya jatuh melenting di atas lantai.
"Kak! Bisa sopan nggak sih?!" Ketusku tak suka.
Kebiasaan kak Syauqi kalau sudah datang kerumahku saat pagi-pagi dan mengetahui kalau aku sedang tidur. Maka hal yang pertamakali ia lakukan adalah datang kekamarku dan membangunkan ku dengan berbagai cara.
Pernah satu kali ia membangunkan aku dengan berteriak 'kebakaran..kebakaran', sehingga membuat aku buru-buru bangun dengan mata terpejam lari keluar. Tapi sialnya saat aku hendak berlari keluar dari kamarku, pintunya masih tertutup sehingga membuat keningku barhasil mencium pintu kamar.
Kak Syauqi tertawa ngakak saat itu begitu melihat kondisiku yang jauh dari kata baik-baik saja. Memang nyebelin.
Begitulah kak Syauqi, selalu ada-ada saja hal yang ia lakukan untuk membangunkan tidurku.
Dia bahkan tidak peduli saat bunda melarangnya masuk kedalam kamarku. Bunda bilang tidak boleh bagi seorang laki-laki masuk kedalam kamar seorang wanita. Terlebih itu bukan mukhrimnya.
Namun kak Syauqi tetap tidak memperdulikanya, bahkan dia bilang pada bunda kalau aku akan menjadi mukhrimnya suatu saat nanti.
Itulah sebabnya setiap kali aku tidur pasti selalu menggunakan hijab, hitung-hitung sebagai jaga-jaga kalau kak Syauqi suatu waktu melihat rambutku.
Bukankah rambut juga termasuk aurat bagi seorang wanita?
"Ye, biasa aja kale' " balas kak Syauqi sembari meneloyor wajahku.
Aku mencebik tak suka.
"Yaudah, cepatan gih mandinya, mau liat suprisenya gak?"
Aku pura-pura merajuk, memalingkan wajahku seolah aku sedang marah kepadanya.
"Yah jangan merajuk gitu dong. Ntar cantiknya ilang lho" goda kak Syauqi.
Aku tetap cuek tidak ingin memperdulikanya.
"Yaudah deh, ntar kakak beliin bakso buat putri kecil ini, biar nggak ngambek lagi" kak Syauqi pasti selalu tahu cara untuk membujukku.
Dia selalu menggunakan hal yang paling aku sukai sebagai senjata untuk membujukku.
Kalau sudah mendengar nama bakso, pasti aku selalu dengan mudah memaafkanya. Ya bakso, makanan sederhana dengan harga relatif murah yang selalu berhasil mengembalikan mood ku.
Aku suka bakso, hm, bahkan dari kecil aku selalu menyukainya, sebuah jajanan asli Indonesia yang terkenal di manca negara.
Heran ya, zaman sekarang banyak orang-orang menyukai makanan luar negeri dan membangga-banggakanya di dalam negeri. Padahal, jajanan dalam negeri saja sudah sangat mantap untuk di bangga-banggakan dan di pamerkan diluaran negeri. Bahkan Bapak Obama saja- mantan presiden Amerika Serikat menyukainya, lantas kenapa kita orang Indonesia bisa tidak menyukainya.
"Yaudah deh, Urel maafin" kataku dengan berusaha untuk tetap marah kepadanya.
Sebuah lengkung sabit di bibir kak Syauqi terangkat. "Nah gitu dong, jangan ngambek lagi"
"Mandi gih, udah bauk tu" lanjut kak Syauqi.
"Ih, apaan sih!" Ku sibak selimutku seraya turun dari tempat tidur kemudian berjalan menuju kamar mandi.
Sebelum sepenuhnya masuk, aku berbalik arah melihat kearah kak Syauqi. "Cepatan keluar." Perintahku.
Kak Syauqi tersenyum, lalu kemudian keluar dari kamarku.
---
Mungkin bagi para wanita pada umumnya, sebelum berangkat kemana-mana menggunakan make up adalah sesuatu yang wajib. Hal itu justru berbanding terbalik dengan ku.
Jangankan menggunakan makeup, tahu nama-nama alat make up saja aku tidak tahu. Jujur, ada dua alat make up saja yang aku ketahui nama dan bentuknya, yaitu bedak dan lipstik. Itupun alat yang sering aku pakai agar aku tidak terlihat pucat jika sewaktu keluar.
Setelah merasa penampilanku cukup, akupun keluar dari kamar seraya berjalan menghampiri kak Syauqi yang sudah sedari tadi menungguku di ruang tamu.
"Yuk?" Ajakku.
Kak Syauqi menghentikan kegiatan bermain handphonenya sewaktu mendengar ajakan dariku.
"Lama amat sih? Udah mau selesai tu acaranya" ujar kak Syauqi.
"Acara? Acara apaan kak?" Tanyaku.
"Yuk, nanti kamu juga akan tahu kok" kak Syauqi beranjak dari tempat duduknya.
Aku mencebik keki. Lagi-lagi kak Syauqi membuatku penasaran.
"Kita jalan kaki ya," Ajak kak Syauqi.
"Hah? Jalan kaki? Memang tempat acaranya dimana kak?" Kagetku.
"Udah ikut aja" kak Syauqi mengajakku berjalan keluar dari komplek perumahanku, kemudian berbelok ke arah kiri– masuk kedalam komplek perumahan kak Devan.
Begitu masuk kedalam komplek perumahan kak Devan. Aku di kejutkan dengan kehadiran banyaknya mobil yang terparkir rapi di perkarangan rumahnya. Ada apa ini?
"Yuk, yang lain udah pada nungguin tuh," ujar kak Syauqi mengajakku masuk kedalam rumahnya kak Devan.
Ada apa dengan ini semua? Setelah bergelut dengan beribu-ribu pertanyaan yang ada di pikiranku yang aku sendiri tidak tahu apa jawabannya. Akhirnya ku putuskan untuk mengikuti kak Syauqi masuk kedalam rumahnya kak Devan.
*******
Disini kak Syauqi sok misterius banget ya :D
Kesel deh dengan kelakuannya😄
Hayooo ada apa dengan rumahnya kak Devan? Ada acara apa ya kira-kira disana....
Siapa yang penasaran??? Acungkan telunjuk kalian ke atas.
Yasudah sampai jumpa di part selanjutnya...
Maaf banget jarang post cerita ini.. Abis saya juga punya kesibukan lain. Tapi tenang, saya akan menuntaskan cerita ini sampai selesai kok😊 saya janji itu.
Jadi tetap stay ya di cerita ini. Akan ada part-part menarik dan part-part menguras hati yang akan muncul nantinya. Jadi nantikan itu.
Next part..
Salam manis Boy Satria😘😘😘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ini nih orang yang super resek dan nyebelin😄
Oh ya, kalian dapat salam dari kak Syauqi, katanya harap tunggu part selanjutnya❤