*Sebelum membaca. Mau infokan ke kalian dong buat rekomendasiin cerita ini ke teman-teman kalian, ke keluarga kalian, orang special kalian, pacar kalian, do'i, atau siapapun itu, barangkali mereka suka cerita ini. Karena makin banyak yang baca, maka makin banyak pula teman-teman baper kita*
Selamat membaca...
Jangan lupakan pesan di atas ya guys☝😁
Selesai shalat isya aku pergi ke perpustakaan kampus. Sesuai yang di perintahkan oleh kak Syauqi, katanya selepas yudisium dirinya akan kesini menemuiku. Ada yang ingin di katakanya padakaku, ntah apapun itu yang pastinya aku tidak tahu.
Lima belas menit sudah berlalu. Tapi batang hidung kak Syauqi belum juga muncul.
Seketika rasa kantuk mulai kurasakan.
Berkali-kali kupaksakan diriku untuk tidak tertidur dan mencoba menghilangkan kantuk dengan membaca. Namun semakin ku paksakan mataku untuk terus terbuka, maka semakin besar pula ku rasakan beban berat bertengger di kelopak mata. Hingga akhirnya aku sudah tidak mampu lagi menahanya dan menyerah pada alam lalu memilih tidur melelapkan mata.
*****
Ntah sudah berapa lama aku tertidur, yang pastinya ketika aku bangun sepasang mata berwarna coklat terang langsung menyambut tatapan layuku. Dengan gontai aku memposisikan diriku duduk dengan tegak.
"kakak udah lama duduk di situ? "tanyaku. Walau dengan suara yang serak, aku yakin kak Syauqi dapat mendengarnya.
Kak Syauqi tersenyum, "lumayan"
"kok gak di bangunin? "
"gak tega kakak. Habis kakak perhatiin kamu kaya kecapean banget"
Aku menghela nafas. "capek sih sebenarnya. Habis nunggu kakak, lama. "
Lagi-lagi kak Syauqi tersenyum. "ini minum dulu"dia menyodorkan sebotol teh pucuk harum dingin kepadaku. "biar segar" sambungnya.
Tanpa aba-aba aku langsung mengambil air tersebut dan dengan segera meneguknya hingga tersisa setengah.
"cepat amat minumnya? Kaya gak pernah liat air aja" ejek kak Syauqi.
Aku mencebik. "bodo amat! "
Kak Syauqi hanya bisa geleng-geleng kepala.
"ohya. Kakak ngapain ngajak Urel kesini? ""kakak cuma mau ajak kamu ke butiq yang waktu itu sempat kita berdua datangi. Kamu ada waktu kan? "
"hm... " aku mengetuk-ngetuk jari telunjuk di daguku, seperti orang yang sedang berfikir. Sejujurnya tidak ada yang ku pikirkan. Waktuku ada banyak. Hanya saja aku sengaja mengerjai kak Syauqi seperti orang sibuk.
"yaelah kebanyakan mikir. Kakak tau kamu ada banyak waktu!" kak Syauqi meneloyor kepalaku. Aku mendengus kesal. Sepertinya meneloyor kepalaku sudah menjadi hobi kak Syauqi sekarang.
Aku terus-terusan menggerutu, bahkan sampai di mobil pun masih saja meracau nggak jelas. Rasain kak Syauqi, biar telinganya penuh dengan racauanku.
"emang mau ngapain si kak ke butiq segala? " tanyaku setelah lama menggerutu.
"mau fitting baju pengantin"
Aku menatapnya tidak percaya. "emang siapa yang mau nikah? "
"kamu sama kakak" jawab kak Syauqi asal.
"hah! Apa?! "aku mengerjap-ngerjapkan mataku beberapa kali, berusaha menelaah perkataan kak Syauqi.
1
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Calon Imam
Espiritual"Ku tuliskan sebuah pesan untukmu wahai calon imamku." -Dear calon imam.