10. NGAMBEK

2.6K 105 4
                                    

Dengan perasaan dag-dig-dug perlahan aku mulai melangkahkan kakiku masuk kedalam rumah.

"Assalamualaikum..." Salam kak Syauqi begitu pertamakali masuk kedalam rumah.

"Wa'alaikumsalam..." Seluruh orang yang ada di dalam rumah kompak menjawab salam tersebut.

Kak Syauqi mengintruksiku supaya ikut bersamanya masuk.

Dengan susah payah ku telan salivaku yang terasa sangat berat sekali. Kenapa aku jadi secanggung ini, biasanya aku juga selow masuk kedalam rumah ini. Kenapa kali ini terasa berbeda sekali.

Aku kemudian mengikuti kak Syauqi masuk sepenuhnya kedalam rumah. "Assalamualaikum.." ucapku. Mungkin suaraku terdengar bergetar.

"Wa'alaikumsalam.." jawab seluruh orang yang ada di dalam rumah sembari menatapku dengan senyuman mereka.

Mataku mulai menyusuri satu persatu orang yang ada di sini. Ada bunda dan ayah yang sedang tersenyum melihat kearahku, kemudian ada bunda Arafah dan papa Rama yang juga tersenyum menatapku, lalu ada bunda Salwa dan papi Fahri juga tersenyum melihatku.

Hingga mataku bertemu dengan bola mata berwarna hitam pekat yang tidak asing menurutku. Ayana? Ternyata ada Ayana juga di sini.

Aku hendak menghampiri Ayana, namun kak Syauqi sudah duluan menarik lenganku supaya ikut bersamanya.

"Aduh!" Ringisku saat kak Sauqi memaksaku untuk duduk di sebelahnya.

"Kak, bisa nggak jangan tarik-tarik Aurel kaya gitu? Malu tu sama orang!" kataku setengah berbisik sembari mengawasi banyaknya orang yang mulai melihat heran kearah kami.

"Kamu mau kemana?" Tanya kak Syauqi mengintimidasi.

"Ke tempat Ayana" jawabku.

"Ini acara dia, jangan ganggu."

"Acara dia?" Kedua alisku saling bertaut.

"Iya, dia sama kak Devan akan melangsungkan acara ta'arufan, jadi jangan ganggu dia dulu" jelas kak Sayuqi.

"HAH??" Spontan suaraku kian meninggi, buru-buru ku tutup mulutku saat semua orang kini menatap kearahku.

Aku nyengir kuda membalas semua tatapan heran orang-orang, kemudian berbalik mencubit lengan kak Syauqi.

"Ngapain baru bilang Aurel?" Kesalku. Kenapa mereka semua menyembunyikan hal ini kepadaku; termasuk ayah, bunda, bunda Arafa, papa Rama, bunda Salwa, papi Fahri, kak Devan, juga Ayana. Kenapa mereka semua menyembunyikanya dariku.

"Karena ini suprise buat mu. Sengaja kita semua sembunyikan darimu agar kamu tidak menghebohkanya terlebih dahulu" jawab kak Syauqi ngasal.

Aku tahu bukan itu maksud yang sesungguhnya.

Kalau tahu berita ini sudah lama. Pasti aku juga akan mempersiapkan acara ini dengan semaksimal mungkin. Kenapa mereka semua jahat.

Aku beranjak dari dudukku seraya berjalan keluar dari rumah, tidak peduli dengan kak Syauqi yang berusaha mencegahku. Intinya aku ingin menyendiri.

Ku posisikan diriku duduk di kursi penyantaian yang ada di taman belakang rumah. Seketika bulir air mataku berhasil jatuh, aku merasa di acuhkan, tidak dianggap. Kenapa semua orang menyembunyikan berita bahagia ini dariku? Kenapa mereka semua jahat kepadaku?

Ku usap air mataku. "Tidak! Kenapa aku malah bersedih, seharusnya aku bahagia dengan ini semua"

Namun sesusah apapun aku berpura-pura tegar, tetap air mataku selalu berhasil lolos tanpa bisa ku tahan.

Seseorang tiba-tiba saja menempatkan dirinya duduk di sebelahku. Buru-buru ku seka air mataku.

"Urel kenapa?" Suara berat khas kak Devan bertanya kepadaku.

Aku diam sembari memalingkan wajahku kearah lain.

"Rel?" Panggil kak Devan lagi.

"Urel marah sama kakak?" Tanyanya terdengar bersalah.

Aku masih diam.

"Kakak minta maaf. Sebenarnya ini semua rencananya kakak, kakak sengaja tidak ingin memberitahu Urel terlebih dahulu karena kakak pikir kakak ingin membuat kejutan spesial untuk Urel. Kalau tahu Urel marah kayak gini kakak jadi nyesal buat nutupinnya dari Urel, seharusnya kakak kasi tau Urel terlebih dahulu" ucap kak Devan merasa bersalah.

Dalam hati aku merasa sangat bersalah. Karena sifat kekanak-kanakan ku ini kak Devan jadi merasa bersedih, seharusnya pada hari ini ia seharusnya bahagia karena telah melangsungkan acara ta'arufan nya dengan Ayana.

"Kak," panggil ku pelan.

Kak Devan kini menatapku dengan wajahnya yang merasa sangat bersalah.

"Kakak kenapa minta maaf sama Urel? Seharusnya Urel yang minta maaf sama kak Devan, karena sifat kekanak-kanakan Urel kak Devan jadi bersedih, padahal kan hari ini adalah hari yang spesial bagi kak Devan, kakak seharusnya bahagia karena telah melangsungkan acara ta'arufan dengan Ayana"

"Ohya, terimakasih juga kak karena telah menyiapkan suprise yang benar-benar suprise ini. Urel nggak nyangka kakak bisa sama Ayana" kataku tak lupa dengan senyumanku.

Kak Devan tersenyum malu. "Hehe, kakak juga nggak tahu"

"Lah, kok nggak tahu?"

"Nggak tahu kenapa dari pertama kali kakak melihat dia kakak langsung jatuh hati" jawab kak Devan.

"Cieeeee, memang kapan kakak pertama kali bertemu sama Ayana?" Godaku.

"Urel gak ingat? Kan Urel sendiri yang mengenalkanya pada kakak sewaktu Urel ajak dia kerumah"

Ku putar kembali memori di kepalaku, berusaha mengingat kapan aku mengenalkan Ayana pada kak Devan. Setelah lama berfikir akhirnya aku baru ingat kalau aku pernah mengenalkanya pada kak Devan dan kak Syauqi sewaktu aku mengajak Ayana nginap di rumahku. Berhubungan waktu itu kak Devan dan kak Syauqi ada di rumah pas aku mengajak Ayana kerumahku, ya sekalian ku kenalkan dia pada mereka.

"Oh pas waktu itu" gumamku.

Kak Devan tersenyum malu.

"Hei!" Aku terlonjak kaget saat Seseorang tiba-tiba saja mengejutkan dari arah belakang.

"Udah di cariin kemana-mana, eh taunya ada di sini" kak Syauqi nyerocos.

"Kak bisa nggak jangan ngagetin kayak gitu? Kebiasaan ih kak Syauqi suka ngagetin gitu! Kalau Urel sampai terkena serangan jantung gimana?" Kesalku.

Bukanya minta maaf, kak Syauqi malah tertawa. " Masa sih di kagetin gitu aja sudah terkena serangan jantung" ejek kak Syauqi.

" Ih apaan sih!" Rajjukku.

"Cie ngambek.." goda kak Syauqi.

"Ya udah ah, yuk masuk kedalam" kak Devan menengahi.

Kami kemudian kembali masuk kedalam rumah.

****

Pada nyangka nggak nih kalau kak Devan sama Ayana?

Yaudah deh next part😊

Salam manis Boy Satria😘😘😘

Dear Calon ImamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang