Malamnya selepas sholat isya aku keluar dari kamarku. Tiba-tiba pandanganku langsung saja tertuju pada bunda yang tengah asyik menonton siaran tausiah dari layar televisi. Itu acara kesukaan bunda. Biasanya sambil menonton acara itu bunda pasti selalu menjahit sesuatu.
Sultan sudah pulang dari rumahku sekitaran 4 menit yang lalu. Dengan segera ku hampiri bunda ku tersayang seraya mengucapkan salam lalu memposisikan diriku berbaring di atas pangkuanya.
"assalamualaikum bunda? " benar dugaanku, bunda sedang menjahit baju ayah.
"wa'alaikumsalam.. "jawab bunda dengan suara lemah lembut dan di iringi senyuman manisnya.
Aku tersenyum membalasnya. Bunda menepikan kegiatanya sejenak lalu kemudian mengelus kepalaku. Kalau sudah seperti ini biasanya bunda akan bercerita tentang masa-masa mudanya; tentang dirinya yang dulu menjadi murid ayah, tentang pertemuanya dengan ayah pertamakali, atau kisah percintaannya dengan ayah yang selalu berhasil membuat antusiasme dalam diriku muncul.
Atau kalau tidak biasanya bunda akan bersenandung lagu-lagu sholawat sehingga membuatku kadang tanpa sadar tertidur di pangkuanya.
"Rel, " panggil bunda.
Aku membuka mataku dan langsung melihat bunda yang tengah tersenyum kepadaku.
"iya bun? "
"hatimu sudah punya pilihan?" tanya bunda yang spontan mendapat respon aneh dariku.
"maksud bunda? "
"Aurel sudah menentukan siapa kelak yang akan menjadi calon imam Urel?"
"emangnya kenapa nda?"
"bunda khawatir jika Aurel terus-terusan berdekatan sama lawan jenis takutnya setan akan leluasa mengendalikan pikiran Aurel sehingga satu dan dua hal yang tidak bunda dan ayah inginkan akan terjadi" ucap bunda. Tersirat kekhawatiran dari nada bicaranya.
Aku mengela nafas pelan, benar kata bunda jika aku terus-terusan berdekatan dengan lawan jenis khawatirnya setan akan leluasa mengendalikanku sehingga hal-hal yang tak di inginkan akan terjadi. Bahkan islam juga telah secara terang-terangan melarang seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya berduaan dan berdekatan?
Hanya saja aku yang kadang susah sekali melakukan hal tersebut. Sudah berapa kali ku coba untuk menjauhi laki-laki, namun tetap saja tidak bisa. Mungkin kata orang mudah sekali melakukanya, namun menurutku susah luar biasa. Aku bukan tipe wanita rumahan yang mau keluar kalau ada perlunya saja, aku juga bukan tipe wanita yang berbicara pada lawan jenis hanya sepatah duapatah kata.
Sedangkan di era milenial ini kita juga mengetahui bahwa laki-laki dan perempuan sangat erat hubunganya. Di dunia pendidikan, dunia kerja, dunia apapun itu tetap saja laki-laki dan perempuan pasti saling memerlukan. Di tambah aku juga memiliki dua orang kakak laki-laki yang jika di ambil dari garis keturunan tidak ada hubungan darahnya sama sekali. Itu yang membuat ku kadang susah untuk menghindarinya.
Aku faham bagaimana perasaan bunda dan ayah. Siapa yang ingin anaknya melakukan dosa? kurasa semua orang tua juga punya pemikiran sama apalagi menyangkut masalah anaknya; terlebih ayah ku adalah seorang ustad, dan bunda ku adalah seorang ustadzah. Apa kata orang nantinya.
"Urel binggung nda" jawabku pada akhirnya. Sekarang ku ubah posisiku menjadi duduk.
Kedua alis bunda saling bertaut. "bingung karena? "
"Urel bingung nda, milih antara Sultan dan kak Syauqi. Kedua-duanya sama-sama menyukai Urel. Jujur ya nda, satu sisi Urel menyukai Sultan, kemudian satu sisinya lagi Urel juga menyukai kak Syauqi"
Bunda menarikku kedalam rangkulanya, di usapnya pelan kedua pundakku seraya menampakkan senyumanya. "istikharahlah" usul bunda.
**********
Tiba hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hari dimana penikahan kak Devan dan Ayana di laksanakan. Tepat di hari ini: Rabu 9 februari pernikahan Ayana dan kak Devan berlangsung.
Masjid Al-Azhar dari waktu ke waktu semakin ramai. Kak Devan sengaja memilih tempat ini karena menurutnya tempat ini strategis; besar, dan terletak di pusat kota. Jadi siapapun bisa datang.
Tak lupa Janur kuning juga sudah melengkung indah di atas sana. Siapapun bisa melihat lengkungan daun kelapa muda yang indah itu. Aku jadi teringat kata pepatah yang menyebutkan 'sebelum janur kuning melengkung masih milik bersama' ntah kenapa jika memikirkan pepatah itu aku jadi ingin tertawa.
Dan sekarang janur kuning kak Devan dan Ayana sudah melengkung, berarti tidak ada yang akan menganggap mereka masih milik bersama. Karena sesungguhnya kedua insan yang sebentar lagi akan melangsungkan ijab qobulnya nanti sama-sama akan saling memiliki.
Di barisan depan sudah berkumpul ayahku, ayah Rama, ayah Fahri, ayahnya Ayana, kak Syauqi. Dan.. Sultan. Sejak kapan anak itu di situ?. Ah sudahlah.
Kemudian di depan mereka sudah ada kak Devan yang sedang duduk sendirian. Dan sekarang posisi mereka saling berhadapan.
Sementara dari barisan samping kanan sudah ada aku, bundaku, bunda Arafa, bunda Salwa, Ayana, dan bundanya Ayana.
Satu persatu acara sudah terlaksana. Hingga dari pengeras suara terdengar ayah Ayana mengucapkan ijab qobulnya dan kemudian di jawab oleh kak Devan dengan mantap.
Seperti ada backsound romantis sengaja di putarkan setelah kak Devan mengucapkan ijab qobulnya.
Aku mengelus punggung ayana lembut. "selamat ya Ay" bisikku.
Ayana tersenyum menatapku, dapat ku lihat matanya berkaca-kaca. "makasih Rel" balas Ayana.
Bunda-bunda ku mengintruksiku- menyuruhku mengantar ayana.
Aku dan ayana kemudian bangkit dari duduk kami lalu berjalan menghampiri kearah kak Devan yang sudah menunggu di depan sana.
Tanpa sengaja mataku tiba-tiba bersitatap dengan mata Sultan. Sultan tersenyum lalu mengedipkan sebelah matanya dan di balasku dengan tatapan aneh.
Kemudian tatapanku berhenti kearah kak Syauqi. Jujur sekarang penampilan kak Syauqi jauh berbeda, aku baru menyadarinya setelah beberapa hari terakhir ini jarang berjumpa denganya.
Dari jarak sekarang dapat ku lihat kumis kak Syauqi mulai memanjang, bulu-bulu halus sekitaran jenggotnya juga sudah terlihat, rambutnya juga sudah panjang. Penampilan kak Syauqi sekarang benar-benar seperti tidak terurus.
Ada apa denganya?
*******
Aku update...
Ada yang nunggu-nunggu? WkwkRencana mau update pas tahun baru, tapi yaudah lah aku update sekarang aja.
Tapi sebelum itu aku mau ngucapin ke kalian terlebih dahulu.
"met tahun baru🎉🎆🎇 semuanya.. Doaku semoga para pembaca setia dear calon imam ini senantiasa di mudahkan urusanya oleh Allah, di murahkan rezekinya, sukses selalu, dan semakin menjadi pribadi yang lebih baik lagi di tahun 2020 nanti. Amin.. Dan.. Yang jomblo semoga cepatan dapat pasanganya dan cepat-cepat nikah juga:) aku juga mau ngucapin terimakasih karena telah mau mampir bahkan dengan setia menemani dan membaca cerita abal-abal hamba Allah satu ini. Maap kalau selama kalian membaca cerita ini mendapatkan atau menemukan kekurangan, saya benar-benar minta maap sebesar besarnya. Sesungguhnya yang maha sempurna hanya milik Allah semata.
Yaudah, sampai jumpa di tahun depan semuanya...
DadahhhhAssalamualaikum..
Salam manis Boy satria
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Calon Imam
Espiritual"Ku tuliskan sebuah pesan untukmu wahai calon imamku." -Dear calon imam.