"Kak, gue mau eskrim ya?"
Gue mengangguk. Hari ini dengan terpaksa gue pergi berdua sama Haechan ke mall, suruh nemenin dia yang mau beli sepatu.
"Lo mau juga gak, Kak."
Gue menjawab dengan gelengan.
"Padahal biasanya lo gak pernah absen beli eskrim deh, kak?" Kata Haechan lagi bermonolog. Gue bener-bener males buat nanggepin Haechan.
Hari ini gue banyak diemnya juga. Efek putus sama Taeyong masih berasa walau kini udah seminggu. Gue merasa ada sedikit bagian di hati gue yang kosong, hampa. Sampai gue yang sebelumnya bakalan ngerasa sakit kalau gak makan seharian, kini gue merasa biasa aja. Nggak sakit, nggak lapar.
Gue juga gak gampang ngomel ke Haechan akhir-akhir ini. Kata dia sih.
"Kak, Aaaa~" Haechan berniat suapin gue, tapi gue ngerasa eneg, jadinya gue menolak.
"Padahal ini eskrim Matcha kesukaan lo, loh kak. Liat deh, manis banget. Emang lo gak tergoda sama warna ijo-ijonya ini?"
"Gue udah gak suka lagi sama matcha."
Gue teringat, waktu gue dan Taeyong pernah kesini, dia minta disuap eskrim Matcha gue dan bilang kalau baru pertama kali itu dia ngerasain matcha dan dia suka eksrim warna hijau itu karena gue.
Mengingat itu ngebikin bayangan kejadian waktu di Bandung lewat sekilas. Gue langsung merasa tambah eneg sampe mau muntah rasanya.
"Chan, gue ke kamar mandi dulu."
Haechan menunjukkan ekspresinya yang khawatir, "mau gue anter kak?"
Gue menggeleng. "Gak usah. Lo tunggu di store nya langsung. Nanti gue samperin."
Haechan dengan berat hari nurutin gue dan kita berjalan kearah yang berlawanan.
💌
Sambil berjalan menuju ke tempat Haechan, gue membuka chatroom line yang dulunya selalu gue buka setiap saat. Hmm, sekarang masih sih. Cuma sekedar liat timeline-nya aja. Ngecheck, dia masih hidup apa nggak.
Gue membuka chat kemarin malam yang dia kirimkan terakhir.
Taeyong
bisa ketemu?Taeyong
gue masih harus meluruskan satu halChat itu gue biarkan, nggak gue jawab. Tapi sengaja gue baca.
Otak gue mengatakan kalau gue emang harus menemui Taeyong dan meluruskan tentang putusnya kita. Tapi, otak gue terhalang ego gue yang tinggi.
💌
3'rd pov
"Gimana?"
Taeyong meletakkan handphonenya diatas meja, lalu menyenderkan kepalanya di bantalan sofa setelah menghela napas panjang.
"Dibaca, tapi gak dibalas."
Lucas ikut menghela napas. "Lo tetep harus ngomong ke Nana gimanapun caranya. Gue aja nonjok lo waktu itu. Gue yakin Nana masih dendam sama lo, pengen blender lo kali ya."
"Emang, kalau dilihat dari Nana, gue yang salah."
Jaehyun menepuk pundak Taeyong. "Ayolah, biasanya lo semangat. Masa gini doang lo rapuh?"
Taeyong menghela napas berat. "Nancy masih berani masuk sekolah?" Tanya Taeyong pada Lucas.
Yang ditanya menggeleng, "seminggu ini dia gak masuk. Gue denger kabar dia bakal pindah sekolah sih."

KAMU SEDANG MEMBACA
Les [LTY] ✔
Short StoryTulisannya orang ganteng aja ikut ganteng - Nana July 2018