26. Putus

4.6K 657 36
                                    

"Taeyong gak bisa dihubungi dari kemarin. Dia gaada di rumahnya. Lo tahu dia dimana?"

"Loh.. habis dari rumah gue dia bilang mau pulang." Jawab gue dengan bingung bercampur khawatir sampe gatau mendeskripsikannya gimana.

"Hari ini yang absen siapa?" tanya Rachel tiba-tiba ke temen sekelas.

"Gue dititipin surat sama Nancy, dia ke Bandung." Jawab Shuhua, dia yang paling deket sama Nancy.

Rachel noleh ke kita, "jangan bilang.."

Gue keluar kelas setelah menyambar tas, Lucas narik pergelangan tangan gue setelah ngejar gua, "lo mau ke Bandung jalan kaki? Jangan mengada-ada lo."

Kemudian gue ditarik ke parkiran, kita langsung pergi ke Bandung. Nekat udah.

"Cas, Taeyong di Bandung bagian mana? Gue gak tahu sama sekali."

"Lo diem aja, tetep hubungin hp Taeyong. Gue tahu kok dia dimana."

"Kira-kira kenapa Nancy ikut Taeyong ya, Cas?"

"Gue gak tau, makannya ini disamperin."

"Aah, Cas. Gimana kalo Taeyong- sama Nancy-"

"Ah bawel lo diem dulu. Berdoa."

Gue akhirnya nurut. Di perjalanan gue masih nelfonin nomer Taeyong yang gaaktif. Setengah merinding juga, Lucas bawa motornya ngebut, hampir gue terbang kalo gak pegangan jaketnya Lucas.




Sekitar sejam setengah perjalanan (sambil ngebut) gue dan Lucas tiba di sebuah rumah berukuran sedang, gak besar dan gak kecil. Tempatnya bener-bener ditengah sawah. Sejuk. Adem juga.

Lucas membuka pintu, gue mengikuti di belakangnya sambil nengok kanan-kiri.

Dalam rumahnya bersih. Ada satu TV di depan sofa warna hitam dekat dengan kaca besar yang tertutupi gorden.

Ada 3 pintu. 2 pintu berada di ruang tengah, gue yakin itu kamar. Dan 1 pintu lainnya ada di dekat dapur.

Di pojok ruangan, dekat dapur, ternyata ada tangga buat ke lantai dua.

Lucas menaiki tangga itu dan gue masih mengikutinya.

Cowok itu tiba-tiba balik badan dengan ekspresi wajah kaget dan bersikeras menunggunya di lantai bawah.

"Cas, ada apa?" Tanya gue dengan perasaan campur-aduk. Pikiran gue bahkan udah kemana-mana.

"Gaada apa-apa. Lo tunggu di bawah aja. Gue ngecek atas sebentar."

"Ada Taeyong kan disana?" Tanya gue lagi dengan nada menekan.

"Gue gak tahu, makannya lo dibawah aja. Gue yang cek atas." Ucap Lucas lagi dengan berbisik dan turun satu lantai, membuat gue otomatis turun juga satu lantai.

"Cas, gue tahu lo bohong. Ada Taeyong kan disana?!" Sungut gue. Darah gue meninggi, otomatis suara gue juga meninggi, dengan banyak tenaga gue menahan nangis dengan menggigit bibir.

Kenapa Lucas segitu maksanya buat nungguin dia dibawah?

Ada apa diatas sana?

Kenapa gue gak dibolehin liat?

"Nan! Percaya sama gue! Lo dibawah aja. Gue keatas. Titik!"

Dengan keras kepalanya gue, gue langsung naik tangga setelah menggeser badan Lucas yang menutupi jalan dengan kuat.

Diatas gaada siapa-siapa.

Tapi gue langsung berpikiran negatif saat ada pakaian cewek dan sebuah kaos putih berserakan di lantai.

Les [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang