31. Our time

4.1K 620 15
                                    

Gue bingung mau ngapain, tangan gue serasa kaku. Gak bisa digerakin. Sedangkan cowok yang sedang menaruh kepalanya di paha gue dengan tatapan yang gak lepas dari gue dengan santainya masih bisa senyum.

Bibir gue aja rasanya kaku dibuat senyum!

Taeyong kemudian memutuskan kontak mata, beralih ke tangan gue yang dia angkat. Lalu dia taruh tangan gue di dada sebelah kirinya.

Kenceng banget bor detaknya.

"Sekarang lo tahu kan gimana gue kalau di dekat lo?" tanyanya sambil mengelus tangan gue yang dibiarkan di tempatnya.

Gue mengangguk kaku. Lalu melihat Taeyong menghela napasnya dengan ekspresi pasrah.

"Lo jadi ikut Mama?"

Gue udah bisa nebak, gak lama Taeyong bakal tanyain itu. Tapi pas dia tanya, gue masih belum dapet jawaban dari pertanyaan itu.

Gue masih bingung sendiri.

Haechan sih pastinya ikut gue. Gak mungkin dia mau ninggalin gue sendirian atau ditinggalin gue sendirian.

"Nggak tahu," jawab gue akhirnya.

"Ada kemungkinan berapa persen?"

Gue mikir, "fifty-fifty."

"Lo gak keberatan kan, kalau gue ikut Mama?" tanya gue.

Taeyong mengangkat badannya, ia duduk dengan posisi menyamping kearah gue.

"Gue gak keberatan sama sekali, Nan. Gue seneng malah lo bisa ngelanjutin sekolah disana dan tinggal sama orangtua lo. Lo dulu pernah cerita kalau pengen sekolah di luar negri kan?" ucap Taeyong panjang lebar dengan senyumnya yang gue tahu dia paksa.

"Lo bohong kan?" ucap gue, tepat sasaran.

Taeyong mengatur ekspresinya, kemudian menghela napas.

"Ketahuan banget ya?"

Gue mengangguk.

"Tapi, gue serius mendukung lo kalau lo mau ngelanjutin sekolah disana, Na."

Taeyong menatap gue dengan serius. Gue yang ditatap malah ngerasa malu. Tatapannya adem banget, huhu..

Kalau gue pindah, gue pasti kangen sama tatapannya Taeyong ini.

"Yong, kalau gue pindah, lo bakal cari cewek lain nggak?"

Taeyong yang denger pertanyaan random gue sontak ketawa. Tapi gimana lagi, gue penasaran banget.

"Kalo gue cari cewek lagi, nanti lo nangis gimana?" tanya Taeyong.

Cowok itu masih ketawa sampai gue mukulin lengannya. "Kalo lo cari cewek lagi, ya gue cari bule disana."

Taeyong kini mengubah ekspresinya jadi nyeremin, "awas aja kalo berani."

Gue senyum, Taeyong langsung nunjuk gue. "He? malah senyum."

Gue tambah ketawa, Taeyong lucu banget kalau gini. Gue berdiri, berjalan menghindar dari Taeyong yang sebel karena gue makin ketawa.

"Yong! Mau main kejar-kejaran gak?" teriak gue.

"Kalo gue tangkap lo, gue dapet apa?"

Gue mikir, "lo bisa minta satu permintaan."

Taeyong langsung teriak seraya mengejar gue, "deal!"

Dan di hari itu, gue banyak ketawa bareng Taeyong. Berlari kesana-kemari, sampai kehabisan tenaga. Ditemani awan mendung yang datang, mengusir sinar matahari terik yang juga datang sebelumnya.


Les [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang