15. Flashback

5.1K 874 53
                                    

Taeyong's pov

FLASHBACK

Gue ngerasa kacau hari ini. Hari dimana gue menikmati irama jantung gue yang berdebar kencang disaat gue melihat wajah Nana dari deket dalam waktu yang lama.

Gue langsung menggendong tubuh Nana yang udah nggak sadarkan diri setelah gue menyerang 3 cowok yang habis nggodain Nana, calon cewek gue.

Pikiran gue langsung blank. Gue hampir aja ngebawa dia pake sepeda motor, tapi dengan bantuan ibu-ibu yang gak sengaja lewat, gue akhirnya ngebawa Nana dengan taxi yang dipesenin ibunya.

"Ceweknya ya itu mas?" Tanya ibu itu.

"Iya bu."

"Anak zaman sekarang ya, udah punya pacar. Kalo udah punya pacar dijaga, dihormati, dirawat, kalo sakit gini kan keluarganya juga repot." Kata ibu itu menasehati.

Gue iya aja sambil meringis.

Ternyata gue masih terlalu kekanakan buat ngejaga cewek gue sendiri. Gue masih belom pantes.

"Makasih, bu. Maaf ngerepoti." Ujar gue setelah Nana ditangani oleh dokter.

"Nggakpapa, udah, kamu kesana aja jagain ceweknya." Kata Ibu itu sambil senyum manis, gue membungkuk sopan, dan beliau langsung pergi setelah nepuk bahu gue.

Gue masuk kedalem ruangannya Nana dirawat, dia tidur karena diberi obat bius, dan tangan kanannya masih tertancapkan jarum infus.

"Gimana bisa gue jadi sesuka ini sama kamu, Nan?" tanya gue pada diri gue sendiri.

Iya.. Nana gak secantik Jennie, gak seputih Jennie.

Tapi Nana manis. Dia lebih baik. Dia lebih perhatian, dan gue suka dia yang apa adanya.

Dengan begitu, gue jadi semakin ingin mengenal dia lebih dalam, gak tahunya gue 'suka' dalam artian dulu dan sekarang beda.

'Suka' yang dulu lebih ke-sukanya sebagai temen.

Tapi, 'Suka' yang sekarang lebih ke rasa pingin banget memiliki cewek ini di samping gue.

"Maaf.." ..gue pengecut.



💌



"Na?" Gue neken-neken pipinya Nana yang lagi tidur di samping gue.

Gue ngelihat jam, udah 45 menit an gue tidur, padahal gue tadi cuma bilang 5 menit aja.

"Nanaa," panggil gue pelan sambil menyampirkan rambutnya ke belakang telinga.

Nana nggak berkutik, akhirnya gue biarin aja dia tidur dan gue otomatis senyum sambil ngelihat wajahnya yang polos saat tidur.

Gila aja, jahat banget gue nyakitin cewek sepolos Nana.

Jahat banget gue ngebohongin cewek di depan gue ini.

Seminggu yang lalu, Haechan ceritain semuanya ke gue. Alasan kenapa Nana bisa semarah itu sama gue dan gimana perasaan Nana sebenernya ke gue.

Deket sama adeknya Nana ternyata juga dapet untungnya.

"Hm," Nana membuka matanya, dan langsung melotot begitu ngelihat gue yang ikut menjadikan sofa sebagai bantal dan duduk lesehan.

"Kenapa?"

"Gue pikir lo setan."

Gue ketawa, ganteng gini dikatain setan?

"Setan ganteng dong."

"Idih enggak," Nana menguap, gue melihatnya sambil senyum-senyum.

Gue bahkan masih bisa ngelihat manisnya dia saat ini.

Les [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang