22. Omelan Haechan

4.3K 656 49
                                    

"Istirahat, cuci muka, tidur." Kata Taeyong ke gue.

Tapi seharusnya itu buat dia sendiri. Soalnya gue yakin kalo Taeyong pasti lebih capek. Jam 10 aja baru selesai latihan. Matanya sayu, keliatan banget lelahnya.

"Lo juga. Pulang langsung istirahat." Ujar gue sambil mengamati wajah Taeyong yang agak pucat dan semakin kurus.

Taeyong ngelepas helmnya, lalu menarik badan gue yang berdiri di samping motornya. Dia jadi memeluk badan gue yang sekarang posisinya lebih tinggi dari dia yang duduk.

"Lo jangan bikin gue khawatir. Gue tadi kesini nyari lo, tapi kata Haechan lo masih di tempatnya Lucas."

Gue mendorong kepala Taeyong, "yaampun Yong. Lo kenapa gak ngabarin dulu?"

"Nggak sempet, soalnya habis latihan langsung kesini."

Gue jadi membentuk lengkukan bibir ke bawah, kasian Taeyong udah capek. Mata Taeyong juga udah sipit, berkantung mata juga. Akhirnya gue nyuruh Taeyong segera pulang, biar cepet istirahat.

"Hati-hati." Taeyong membunyikan klakson 2 kali, Setelah itu motornya gas ke rumahnya.

💌

"Cy! Lo bawa training biru kan?" Tanya Berlin ke Nancy, yang gue gak tahu ada apa.

"Bawa kok, sans."

"Oke nanti bareng gue aja ke aulanya."

Nancy mengangkat jari jempolnya untuk Berlin.

"Lo ngapain sama Nancy?" Tanya Rachel penasaran. Soalnya sejauh ini Berlin jarang banget ngobrol sama Nancy, jarang ngobrol kalo nggak masalah tugas kelompok yanga nggotanya acak.

"Ooh, itu Nancy masuk ekskul dance. Baru minggu kemarin sih, tapi dia lumayan."

"Oh? Jadi dia beneran ikut dance ya? Gue kira cuma wacana." Kata gue teringat, karena dulu, gue kenal Nancy sejak zaman pls. Waktu itu gue sksd tanya-tanya tentang ekskul yang mau dimasukin yang mana.

Berlin mengangguk, tapi Rachel tiba-tiba matanya menyipit, "kok dia baru masuk kelas 11 ya? nanggung banget."

Gue mengendikkan bahu, "Udahlah kerjain kimianya dulu!"


Lucas, yang baru dateng dari kamar mandi, langsung seenaknya sendiri ngepap tugas gue dan nyalin di hp nya. Gue kesel sih, tapi karena gue baik, jadi gue biarin aja.

Itung-itung sodaqoh ya. Haha.

"Nan."

"Hm." Gue menoleh tapi masih fokus dengan kerjaan gue.

"Lo mau ikut ke lombanya Taeyong nggak?"

Kali ini dengan antusias gue menoleh ke Lucas, "Mau! Kapan?"

"Minggu depan sih."

"Gue ikut yaa Cas!! Nebeng lo, oke?"

"Ada tarifnya."

Gue mendelik, "hah? gue kira gratis."

Lucas menoleh lalu kedua tangannya bertautan didepan dada, "Sesungguhnya, tidak ada yang gratis di dunia ini."

Gue langsung berkacak pinggang. "Yaudah bayar gue buat contekan Kimia, Matematika Wajib, Matematika Min-"

"Eeehh! Gak gak maksud gue gak gitu."

Halah dugong.

"Ini tarif beneran. Jadi lo masuk ke acaranya harus punya tiket dan tiketnya harus bayar."

Les [LTY] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang