part 4

3.5K 300 2
                                        


Aku mengeluarkan seluruh menu makan di meja rumah makanku, dan ku ijinkan luhan memakan semuanya, matanya berbinar senang. Bulir bulir air liurnya menetes

"serius? Untukku semua?" aku mengangguk mengiyakan

"wah, ini terlalu banyak baek, bolehkah ku panggil sehun?"

"...."

"ayolah, aku tidak mungkin menghabiskan ini semua, boleh ya?!"

"terserahmu"

Luhan melonjak kegirangan, di ambilnya ponsel di dalam tasnya

"yuboseyo"
"sayangku sehun, cepat kemari"

"...."

"rumah makan baekyun di lotte worth"

"..."

" ya, jangan pakek lama"

"..."

"ya sayang, aku menunggumu"
Tut tut tut

"cih kalian,... dunia ini, seperti milik kalian berdua saja, yang lain ngontrak"

"mangkanya cepet cari pacar"
Aku tersenyum getir, luhan memperhatikanku " maafkan aku baek, aku tak ingin kau selamanya sendirian"

"bukannya aku tak mau melakukannya, tapi aku sudah lupa cara mengawalinya, dan aku tak ingin memulainya, dia sudah membawa seluruh hatiku tak tersisa"

"jangan begitu...ah bagaimana kalo kau menerima lamaran anaknya tn kwok peturunan kwok kompany tempo hari? Atau lamaran tn suho pemilik real estate suho grup, dia sangat tergila gila padamu, usianya juga masih muda? Atau anak tuan jongde pemilik armada bus kota seoul? Atau..."

"aku tak tertarik dengan mereka"

"atau xiumin mahasiswa ekonomi yang sering bertemu kau di klub"

"aku tak suka daun muda"

"umurnya hanya terpaut 2 tahun lebih muda darimu....ah aku tahu, bagaimana dengan dr lay? dr pribadimu, dia kan juga belum menikah"

"hentikan luhan, tak satupun nama yang kau sebutkan bisa menggetarkan hatiku"

"atau sehun???" aku memukul kepala keras, luhan meringis kasakitan.

"appo baek"sambil mengusak usak kepalanya yang sakit

" jangan bicarakan ini lagi, lihatlah sehun datang"

Terlihat dari arah pintu, sehun berjalan dengan tergopoh gopoh

"kalian membicarakanku?"tanya sehun

"tidak, lihatlah luhan menunggumu, cepatlah duduk temani dia makan...habiskan smuanya"

"sayang cepat sekali kau datang"
Sambut luhan

"sesuai dengan permintaanmu sayang" sehun memeluk, mencium kening luhan sesaat

"ok, kalian aku tinggal ya, bila butuh aku, aku ada di meja kasir, setelah ini temani aku berbelanja" dan aku meninggalkan mereka berdua, mereka makan dengan lahapnya, lucu sekali seperti belum makan beberapa hari, terlihat rakus.

Rumah makanku tampak ramai hari ini, hampir semua tempat duduk terisi, pegawaiku lalu lalang melayani pelanggan, mereka giat sekali, mungkin karena kehadiranku di sini, aku memang jarang sekali kemari, ku percayakan pada orang lain untuk mengurusinya. Jam 18, matahari sudah tergelincir meninggalkan tempatnya, dan sinarnya tergantikan lampu lampu temaram, sebentar lagi aku akan meninggalkan rumah makanku, mengajak luhan dan sehun berbelanja untuk menyambut oraboniku yang akan datang lusa. Tiba tiba aku ingat kakek, pasti beliau nanti akan menungguku makan malam bersama, ku raih handfonku di atas meja kasir

"yuboseyo, kakek...maafkan aku, aku tak bisa menemani kakek makan malam...aku pulang malam hari ini...ya, luhan dan sehun yang menemaniku, iya kakek...aku menyayangimu"

"maaf noona, saya mau membayar..." seorang wanita dengan menggendong anaknya sekitar 1 1/2 tahun usianya  sudah berada di depanku, aku terkejut, mataku terbuka sempurna, wanita cantik dengan tubuh semampai, mengulas senyum kepadaku

"kyungso"

"baek..."suaranya tertahan, serpertinya dia juga terkejut,

"tunggu sebentar, kakek...nanti akan kutelfon kembali, bay" tut tut tut

"kau hidup dengan baik baek"

"tentu saja, hidupku baik...sangat baik"jawabku sedikit ketus, ku tatap nanar dia, seperti dejafu, mengingatnya 2 tahun yang lalu

"mamy, joy ingin pulang, ayo kita pulang" rengek anak itu, kyungso membelai lembut surai anak itu

"iya sayang, sebentar lagi"

"anakmu??"

"Ya, namanya park joyso" seluruh tubuhku menegang, rasa sakit itu kembali menyeruak mengingatkan penghianatan mereka padaku, park joyso...kyungso dan chanyeol telah memiliki anak rupanya.
"kau tau, aku dan chanyeol telah lama mencarimu, kontakmu juga tk bisa dihubungi, kau ganti nomer baek"

"lupakan aku, aku sudah bahagia....maaf bisakah kau pergi, pelanggan yang lain sudah antri menunggu giliran" terlihat wajah kyungso kecewa

"ah, ya...akan ku bayar, berapa?"

"untukmu gratis, pergilah" ku lihat melangkahkan kakinya ragu meninggalkan rumah makanku, aku berdecik kesal
"sial, kenapa harus bertemu dengannya lagi....daniel, gantikan kasir....LUHAN, SEHUN...ayo kita pergi"

.
.

.

.
.
.































Tbc

DESTROYED (chanbaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang