Sore ini, hujan begitu lebat mengguyur kota. Bau aspal basah begitu tercium oleh setiap orang yang melewatinya. Suara percikan air yang turun dari langit begitu terdengar indah seakan menghasilkan sebuah irama.
Ku singgahi sebuah halte bus di pinggir jalan. Atap halte yang tak begitu luas membuat hujan membasahi sebagian tubuhku. "Lina," panggil seseorang dari belakang. Ah kenapa harus dia. Dia masa laluku, dia yang sudah membuatku berharap lebih padanya. "Udaranya dingin ya ?" lanjutnya. Aku hanya diam membisu mendengarkan setiap kata yang dikeluarkanya. Air yang menetes dari rambutnya membasahi tanganku yang menopang tubuh di kursi halte. "Kok diam ?" kata dari mulutnya kembali terdengar. Seketika mata ini berair dengan pandangan ke arah jalan raya yang terbasahi air hujan. "Loh kok nangis sih ?" lanjutnya ketika melihat setetes air keluar dari kedua mataku. Ntah apa maksudtnya namun dia melepaskan jaket hitam yang dipakainya lalu diletakkanya jaket itu di atas pundakku. Lalu langkah kakinya melewati pandanganku dan pergilah ia ke arah rumahnya. Ku pegang sejenak jaket milik lelaki yang ku kenal dengan nama Andre, lalu ku lihatnya yang berjalan pelan menjauh dari halte. Seakan ku ingin menahan bibir ini berucap namun, "Andre ..." kata itu terucap juga. Iapun berbalik arah dan menatapku yang tengah mematapnya juga. "Besok akan ku kembalikan," ucapku. Iapun tersenyum dan mengangguk lalu lanjutan langkahnya pergi untuk pulang menyinggahi rumah.
Dua hari sudah jaket milik Andre ada bersamaku. Ku pikir Andre akan datangvke halte untuk mengambil jaketnya, ternyata tidak. Jadi aku putuskan untuk pergi kerumahnya dan menyerahkan jaket miliknya.
(Tok....tok....tok....) ku ketuk pintu besar berwarna coklat. Ku merasa ada hal berbeda di rumah ini. Kesunyian dan kesepian begitu menguasai halaman ini. "Ya mbak, mau cari siapa ya ?" tanya seorang wanita parubaya yang rapi dengan pakaina muslim berwarna putih. "Ini bu, saya mau bertemu dengan Andre," jawabku. Ntah apa yang tejadi tapi wanita itu terdiam sejenak lalu terlihat matanya berkaca-kaca. Aku jadi merasa tidak enak. Apa aku salah ngomong ya ? Lalu semua itu terjawab saat ku tersadar bendera kuning menelmpel di depan gerbang. "Bu ?" tanyaku. Perasaan ini menjadi campur aduk. Tuhan semoga perasaan ini salah. Namun tidak, Ibu Andre menjawab pertanyaan dalam hatiku dan jawaban itu membuatku terpukul sebab Andre telah pergi dari dunia ini. Seketika air mata yang ku tahan keluar dengan begitu derasnya. Hatiku berdesir sakit takala memdengar kabar mengejutkan ini. Tak ku sangka bahwa senyuman itu senyuman terakhir dan air dari rambutnya adalah air terakhir yang menetes dari tubuh Andre dan mengenaiku. Dirinya kini hilang. Raganya kini tiada. Hanya nama dan kenagan yang kini tersisa.***
Drabble from Dianagustina23
KAMU SEDANG MEMBACA
Drabble
RandomHallo, guys! Ini salah satu project di Penulis Indonesia. Semoga suka, dan selamat membaca. Ayo tingkatkan minat baca di Indonesia. Dan jangan lupa hargai penulis aslinya. @penulisindo