12. Menunggu

48 8 0
                                    

Hmmm.. lelah rasanya jika harus menunggu dia. Jika aku boleh untuk menyerah aku ingin menyerah sekarang.

Sering ku coba berfikir buat apa aku menunggu dirinya? Buat apa aku bertahan? Buat apa?...

Kau anggap aku ini apa? Dedaunan yang berjatuhan tertiup angin? Atau rumput yang terinjak-injak?

Aku segera menutup buku diaryku sebelum sahabatku menggetahuinya.

Lalu aku bergegas menuju kantin untuk menemui para sahabatku. Sesampainya aku langsung duduk seperti orang tak berdosa.

"ah elu dateng langsung main duduk aja" kata siska

"Bodo gua capek" jawabku

"Eh sa lo tau gk, ada murid baru di kelas sebelah" tanya ziva

"Bodo, mau ada murid baru kek guru baru kek, emang lo pernah denger klo gue peduli? Engak kan yaudah" ujarnya dengan tampang bete

"Sans dong mb jangan ngegas" ujar rina

"Btw, yah gue gk naik montor ato mobil" jawabku santai

"Tapi bener loh sa kalo kelas sebelah itu ada murit baru gans lagi" kata rina

"Intinya gua gk peduli" ujarku

"Udh deh pesenin gua makanan aja" pintaku

"Hmm" jawab siska

Setelah beberapa menit siska kembali ke meja sambil membawa batagor dan es teh

"Thanks" ujarku

"Yaudeh makan kuy" ujar ziva

Kami ber 4 makan sambil berbincang-bincang membahas hal yang gajelas seperti si ziva yang kemarin memberi makan kucing pakai batagor yang akhirnya tida dimakan sampai murit baru

"Udh si, kan gue udh bilang gaush bahas murid baru" ujarku

"Oke**" jawab siska

Tiba** ada seseorang masuk ke kantin dan membuatku mematung, dia menghampiri mejaku dan kemudian

"Hai lama tak berjumpa, masih mengingatku jujur selama ini aku merindukanmu" ujarnya

Aku hanya diam, perasaanku campur aduk antara bahagia, kesal, terharu. Semua menjadi satu

"Apakah kau selama ini masih menungguku? Kuharap iya" ujarnya lagi

"Aku selalu menunggumu knp kamu pergi begitu lama" kataku sambil menitikan air mata

                Tamat

***

Drabble from ibtasama

DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang