8. Destiny

54 14 0
                                    

Dengan perasaan senang, aku menerima kardus besar yang aku duga isinya adalah undangan pernikahanku. Perlahan aku membuka perekat kardus itu menggunakan pisau dan dibantu oleh Mama. Saat aku melihat isinya, mataku berbinar, tak menyangka namaku dan nama calon suamiku tercetak sangat indah.

Aku tersenyum pada Mama, menyampaikan rasa gembiraku. Mama merangkulku dan terdengar isakan, segera aku menoleh dan menemukan Mama meneteskan air mata. Aku bingung, seharusnya Mama bahagia bukan?

"Mama kenapa nangis?" Tanyaku dengan meletakkan selembar undangan berwarna gold.

"Mama bahagia, sayang," Ucapnya sambil memelukku.

"Pelukannya sudah belum?" Tanya seseorang dari arah belakang.

Aku dan Mama menoleh ke asal suara, dan ternyata Ryan—calon suamiku. Sudah pasti perasaanku senang saat dia datang. Tapi, tidak seperti biasanya Ryan datang tidak memberi tahu terlebih dahulu.

Ryan melihat undangan bersama Mama di ruang tengah, sedangkan aku membuatkan minum untuknya. Saat tugasku telah selesai, aku ikut nimbrung bersama mereka.

"Persiapan sudah beres semua 'kan, sayang? Tanyanya padaku.

"Sudah dong." Jawabku mantap.

"Yaudah, besok aku izin pergi ke Pangkal Pinang ya, sayang. Ada proyek yang harus aku urus. Dua hari saja."

Senyumku memudar saat Ryan meminta izin akan pergi, walaupun hanya dua hari. Dengan berat hati aku mengizinkannya untuk pergi.

***

Pagi ini aku mengantarkan Ryan ke bandara Soekarno Hatta. Perasaanku janggal, tak rela bila Ryan harus pergi, sedangkan pernikahan tinggal hitung hari.

Beberapa jam setelah mengantarkan Ryan, aku mendengar Mama berteriak menyebut namaku. Aku sangat terkejut saat itu, duniaku hancur. Aku tak kuat untuk berpijak, aku luruh bersama harapan-harapan.

Berita kecelakaan pesawat membuatku bener-benar hancur. Jasad Ryan belum ditemukan, tetapi dompet dan sepatu pemberianku tergeletak, membuatku semakin hancur.

Tanggal 01 November 2018 adalah hari pernikahanku, hari ini aku tetap memakai gaun dan memoles wajahku. Impian Ryan untuk menjadikan aku istri harus terwujud.

"Hari ini, aku menjadi istri sahmu, Ryan Bramantio," ucapku dengan tangisan.

***

Drabble from astrievn

DrabbleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang