[ Five ] Miss You From The Far Away

1.1K 195 37
                                    




Jinan yang tengah menikmati liburan akhir pekan bersama Jennie kini sedang berlarian di tengah-tengah ladang bunga lavender yang menghampar luas. Ibu muda itu tengah mengejar puterinya yang satu menit lalu menjailinya dengan menakut-nakuti jika ada ulat di celana kain yang tengah dikenakannya. Jinan yang sangat takut dengan semua jenis serangga terlebih ulat itu sempat menjerit kaget sambil meminta tolong kepada pengunjung lain untuk membuang ulat yang dikatakan Jennie berada di celananya. Namun saat orang yang dimintai tolong itu tak menemukan satu pun ulat di celananya, si ibu muda itu sadar jika Jennie hanya mengerjainya. Membuatnya kesal bercampur gemas sekali karena ulah puterinya yang senang sekali mengerjainya. Persis seperti ayahnya.

"Berhenti kau gadis kecil! Mau kuhentikan Ice Cream Day-mu selama sebulan, hm?" Ancam Jinan yang nafasnya mulai terengah-engah sambil menopang kedua tangannya pada lutut.

Jennie semakin cekikikan senang melihat kondisi ibunya yang tampak kelelahan karena mengejarnya itu. Dia masih saja terus berlari hingga saat berbelok ke sebelah kanan, tubuh mungilnya menabrak seseorang yang tengah membenarkan tali sepatunya yang terlepas. Jennie otomatis terpental dari punggung lebar berbalut kemeja putih stripe cokelat dan kepala yang ditutupi bucket hat abu itu. Pantatnya menyentuh tanah dan kini bibirnya mencebik hampir menangis. Pria yang ditabraknya pun dengan cepat menoleh. Jennie membola saat melihat pria dengan sunglasses kuning yang sangat dikenalnya itu.

"Uncle.."

Noah yang kedua matanya melebar buru-buru membantu Jennie untuk bangun dan bertanya apakah gadis kecil itu baik-baik saja. Hingga sebuah suara yang terdengar panik memanggil nama si kecil. Noah pun mengangkat tubuh kecil Jennie dalam gendongan dan berdiri. Terpaku saat bersitatap dengan seseorang bermata sipit yang dua minggu lalu memintanya untuk tak menemui Jennie lagi.

"Kwon?" Gumam Jinan dengan ekspresi terkejut dan sorot mata yang tampak terluka. Dengan langkah cepat dia menghampiri Noah untuk merebut tubuh kecil puterinya dari gendongan pria itu. Mendapati gadis kecilnya meringis karena kesakitan.

"Aku sedang berjongkok untuk membenarkan tali sepatu, namun Jennie tak sengaja menabrakku dari belakang lalu terjatuh. Kau harus memeriksa tubuhnya apakah dia terluka atau tidak." Noah dengan tenang menjelaskan pada Jinan. Takut jika wanita itu menyangka dirinya sengaja melukai Jennie.

"Aku bisa mengurus puteriku sendiri." Jawab Jinan datar dan dingin diiringi tatapan menusuk yang membuat hati Noah tiba-tiba saja berdenyut sakit.

Jinan pun berbalik dan hendak berjalan meninggalkan Noah andai saja pria itu tak menghentikan langkahnya dengan ucapannya.

"Telapak tangannya terluka. Aku akan mengobatinya."

Jinan menoleh sedikit. "Aku bisa melakukannya sendiri." Sahutnya dingin.

"Kau membawa obat?" Noah bertanya sangsi.

Wanita berambut cokelat madu itu terdiam selama beberapa saat sebelum menjawab. "Aku bisa membelinya di toko obat."

"Kau harus mensterilkan dulu lukanya sesegera mungkin." Sela Noah bersikeras membuat Jinan berbalik marah.

"Dia puteriku dan aku yang akan mengobatinya, Tuan Kwon. Sudah kukatakan untuk tak lagi mendekatinya karena aku merasa terganggu dengan kehadiranmu." Ucap Jinan tajam diiringi tatapan dingin.

Noah mengeratkan gigi lalu berjalan menghampiri Jinan. "Apakah kau sungguh ibu yang baik? Bersikap buruk pada orang yang ingin membantumu di depan puterimu sendiri. Apakah kau yakin dia takkan ketakutan melihatmu marah-marah seperti itu kepada orang lain?"

The Lost Memory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang