[ Seventeen ] Daisy

1.1K 215 91
                                    



Setelah pulang dari ladang lavender, Jinan memutuskan untuk terlebih dahulu mengunjungi perkebunan jeruknya bersama Noah. Mereka menikmati suasana menyegarkan kebun jeruk tersebut dengan berjalan beriringan seraya saling menautkan tangan. Hingga keduanya tertarik untuk memetik jeruk seperti yang dilakukan oleh para pekerja Jinan di kebunnya itu. Itu berlangsung cukup lama. Jinan yang tengah asyik membantu pekerjanya memasukan jeruk ke dalam sebuah box menoleh ke arah asal suara pekikan para pekerja wanita. Saat kedua netranya terhenti pada sosok pria yang tengah menanggalkan kaosnya yang sudah basah kuyup oleh keringat, akhirnya wanita itu mengerti penyebab dari hebohnya para wanita adalah pria bernama Noah Kwon yang tengah cari sensasi itu. Cukup jengkel, Jinan berjalan ke arah Noah yang sedang bersiap mengangkut satu box besar jeruk segar untuk diletakkan di troli pengangkut.

"Yak, Tuan Kwon yang terhormat. Bisakah kau tidak membuat suasana gaduh di perkebunan milikku ini?" Jinan yang tiba-tiba muncul di belakang Noah membuat pria tampan yang tengah topless itu sedikit terkejut, lalu dengan cepat menoleh.

"Apa maksudmu, Nyonya Kim? Bicaralah yang jelas, tak lihatkah kau jika aku ini sedang bekerja membantu para pekerjamu?" Sahut Noah yang memasang tampang polosnya.

Jinan menghela nafas sambil memutar bola matanya. "Berpakaianlah. Kau pikir kebun jerukku ini pantai bisa seenaknya membuka baju seperti itu, huh?"

Noah terdiam lalu wajahnya mendekat ke arah Jinan dengan kedua mata menyelidik. Lalu seringai pun muncul di wajah penuh keringatnya, membuat Jinan bergidik ngeri. Lalu telunjuk pria itu mencolek ujung hidung mancung Jinan sambil tersenyum lebar.

"Jangan-jangan kau tergoda dengan tubuh atletisku, benar kan, Mrs. Kim?" Noah berbisik di telinga Jinan yang langsung meremang dibuatnya.

Wanita itu mendorong dada telanjang Noah yang masih basah oleh keringat. "Jangan bicara macam-macam!" Pekiknya panik namun tiba-tiba kedua netranya turun mengamati bagian tubuh Noah yang terekspos itu. Susah payah dia menelan ludahnya melihat pahatan sempurna pada tubuh Noah yang begitu atletis.

Namun sesuatu membuat Jinan tertegun saat mendapati sebuah tato berukuran cukup kecil yang berada di bagian bawah pusarnya. Meskipun tato berupa tulisan itu sebagiannya tertutup celana yang dikenakan Noah, namun Jinan yakin bahwa tato tersebut sama persis dengan tato milik Hanbin. Dari letak hingga tulisan, juga font-nya. Membuat wanita itu merasakan sekujur tubuhnya mendingin dan buru-buru menarik tangan Noah meninggalkan para pekerjanya. Pria itu terheran-heran dengan sikap anehnya yang tiba-tiba. Jinan terus menarik Noah hingga mereka keluar dari area perkebunan dan sampai di sebuah villa bercat putih yang berukuran cukup besar.

"Aish Jinan ada apa denganmu? Kenapa kau tiba-tiba menarikku kesini, huh?"

Tanpa menjawab, Jinan terus menarik Noah ke arah pintu, memasukan beberapa digit angka sebelum akhirnya pintu pun terbuka.

"Jinanie, ada apa denganmu?" Noah bertanya heran pada Jinan yang terengah di hadapannya setelah tautan keduanya terlepas.

Jinan tampak pucat, menelan ludah lalu tiba-tiba memutar tubuh Noah hingga pria itu membelakanginya.

"Kim, ada apa?" Noah kembali bertanya seraya menolehkan kepalanya sedikit ke arah Jinan yang berada di belakangnya.

Sementara wanita itu kini tengah menarik nafas dalam-dalam dengan tangan bergetar yang terulur ke arah pinggang Noah. "Maafkan aku, Kwon. Tapi kumohon jangan bertanya dulu, aku ingin memastikan sesuatu." Suaranya sedikit bergetar dengan dada yang naik-turun karena rasa gugup luar biasa. Seharusnya Noah tak memiliki tanda lahir berwarna hitam itu di bawah pinggang sebelah kanannya, jadi Jinan harus memastikan.

The Lost Memory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang