"Yeobo, kau sungguh akan pergi?" Lagi, ibu muda berusia 22 tahun itu menanyakan hal yang sama sejak kemarin sore. Dan pagi ini pun, pertanyaan itu sudah terlontar sebanyak lebih dari 15 kali.
Sang suami yang hendak masuk ke dalam sedan hitamnya kembali berbalik. Menatap istri dan buah hati yang berada dalam gendongan istrinya bergantian seraya tersenyum.
"Sayang, kau sudah beberapa kali menanyakan itu. Tentu saja aku akan pergi. Perusahaan cabang di Korea saat ini sedang mengalami ketidak stabilan. Aku harus kesana untuk mengawasi para pimpinan dan karyawan secara langsung." Sahut pria berhidung bangir itu seraya mengusap surai cokelat istrinya. "Aku hanya pergi seminggu, sayang. Minggu depan aku akan kembali."
"Baiklah, aku akan menunggu. Cepatlah pulang, yeobo.."
"Tentu sayang. Aku akan segera pulang jika masalah sudah selesai dan keadaan disana sudah stabil." Ucap pria berusia 25 tahun itu lalu mengecup lembut kening istri juga puteri cantiknya yang masih berusia lima bulan. "Nah, baby.. Papa pergi dulu, ya? Jangan rewel, oke? Papa akan segera kembali dan membawa banyak mainan dan biskuit untuk Jendeuki." Jemari panjangnya mengelus sayang pipi tembam puterinya sebelum kembali mengecup lama kening si bayi mungil itu.
Tak menunggu waktu lagi, dia segera masuk ke dalam mobil. Setelah melambaikan tangan kepada istrinya, sedan hitam itu pun melaju meninggalkan pekarangan luas rumah mereka. Dan, ketika mobil yang membawa pria bermarga Kim itu menghilang, sang bayi tiba-tiba menangis dengan kencang. Wanita berparas sempurna itu segera menenangkan puteri cantiknya agar berhenti menangis.
"Baby, kenapa menangis, hm? Kau tidak ingin ditinggal Papa juga, benar?" Suaranya terdengar lirih dengan sorot mata sendu.
Bayinya tetap menangis kencang meskipun dia telah berkali-kali menenangkannya. Entah kenapa, kepergian suaminya untuk urusan kerja kali ini sungguh membuatnya merasa tak rela ditinggal. Dari kemarin dia selalu ingin bermanja kepada sang suami. Begitupun dengan bayi cantik berpipi gembul itu, dia yang tak pernah rewel tiba-tiba menjadi gampang menangis. Dan tangisnya akan berhenti jika sang ayah yang menggendongnya.
"Yeobo.. Kembalilah dengan selamat." Lirih ibu muda itu diiringi setitik air bening yang terjatuh dari mata indahnya.
~-~
"Jinny! Kau sudah melihat berita? Pesawat yang terbang pukul sebelas siang menuju Jeju International Airport tadi terjatuh. Bukankah jam terbang Hanbin sunbae juga pukul sebelas??"
"A-apa??"
PRAANG!
---The Lost Memory---
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory ✔
Fanfiction"Ma, seperti apa wajah Papa? Kenapa Mama tidak mau memperlihatkan foto Papa?" - Kim Jennie "Aku adalah ibu sekaligus ayah bagi puteriku. Kebahagiaan Jennie adalah segalanya bagiku." - Kim Jinhwan "Aku mencintai kalian, selamat tinggal.." - Kim Hanbi...