Tiga hari berlalu sejak Jennie terserang demam dan Jinan kini telah kembali ke rutinitas hariannya, begitupun dengan Jennie yang kembali bersekolah. Siang itu Jinan yang bersiap-siap menjemput Jennie mampir dulu ke galeri Noah untuk memberikan oleh-oleh dari Seoul yang sempat dia batalkan untuk diberikan pada pria itu. Mino bersama dengan seorang asisten tampak sibuk membuat sketsa yang tampaknya pesanan dari pelanggan. Jinan yang memang tak melihat keberadaan Noah dipersilahkan oleh Mino untuk naik saja ke lantai atas jika ada sesuatu yang penting. Toh Jinan juga termasuk orang terdekat Noah, pikir Mino. Dan wanita itu hanya mengiyakan sambil mengucapkan terimakasih dan bergegas naik untuk menemui Noah. Dia sedikit buru-buru karena 15 menit lagi Jennie bubar sekolah.
Sampai di lantai atas, Jinan tak menemukan Noah di ruangan bersantainya yang luas. Karena itulah dia segera menghampiri ruang kerja Noah dan mengetuk daun pintunya. Sebenarnya Jinan mengetuknya cukup keras, dia rasa Noah pasti akan mendengarnya, namun kenapa setelah lewat satu menit pria itu tak kunjung membuka pintu? Jinan hanya berprasangka jika Noah tertidur. Namun sekali lagi tangannya mengetuk pintu guna menghilangkan rasa penasarannya. Kali ini lebih keras hingga membuat jemarinya kesakitan.
"Mr. Kwon??" Panggil Jinan dengan cukup keras dan tetap tak ada jawaban.
Diliriknya arloji di pergelangan tangannya yang mungil. Menghela nafas sebentar sebelum memutuskan untuk pergi dan akan datang lain kali. Namun saat hendak menuruni tangga, tiba-tiba hatinya merasa tak tenang entah untuk alasan apa. Jinan ragu untuk melangkah dan kembali menoleh ke arah ruang kerja Noah.
"Aku harus melihatnya." Gumamnya lalu memilih untuk berlari kembali ke arah daun pintu ruangan Noah dan membukanya.
Kaki-kaki mungilnya melangkah menyisir setiap ruangan mencari keberadaan Noah dan dia tak menemukannya. Tiba-tiba kedua matanya melebar saat menatap pintu kaca yang tak tertutup tirai itu menampilkan sesosok pria yang tengah terbaring di balkon. Sementara paper bag kecil terjatuh begitu saja di lantai, Jinan melesat ke arah pintu dan segera membukanya, lalu angin laut menerpanya sehingga membuat helaian rambutnya bergerak.
"Jeongju!"
Jinan membalikan tubuh Noah yang meringkuk dengan susah payah. Menangkup wajahnya yang pucat dan terpejam, membuatnya panik seketika.
"Ada apa denganmu? Kenapa kau melihat laut sendirian?" Lirih Jinan yang merengkuh kepala pria tak sadarkan diri itu.
Dengan panik wanita itu bangkit dan memilih untuk memanggil Mino untuk mengangkut tubuh Noah. Di tangga dia berteriak memanggil Mino dengan panik dan tak lama kemudian dua asisten Noah itu muncul. Memasang wajah bertanya yang hanya dibalas oleh perintah dari Jinan untuk segera masuk ke ruangan Noah. Mino dan juga asistennya itu terkejut kemudian buru-buru mendekat ke arah Noah. Mengangkut tubuhnya ke dalam lalu membaringkannya di sofa. Jinan yang hendak mendekat ke arah Noah tiba-tiba mengurungkan langkahnya saat seseorang dengan suara manja memanggil Noah.
"Oppa~"
Chaeyeong memasang terkejut saat mendapati Jinan, Mino dan si asisten berada di ruang kerja tunangannya.
"Apa yang kalian lakukan disini?" Tanyanya dengan nada tak suka.
"Mr. Kwon pingsan, Chaeyeong-ssi. Sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit." Jawab Jinan membuat Chaeyeong beringsut mendekat ke arah Noah yang berbaring di sofa tak sadarkan diri.
"Omo.. Apa yang terjadi padanya? Kenapa bisa begini, Mino-ssi?" Chaeyeong menatap Mino meminta penjelasan.
"Aku tidak tahu karena aku datang kesini saat Mr. Kwon sudah tak sadarkan diri. Mrs. Kim juga yang datang lebih dulu kesini sepertinya telah menemukannya dalam keadaan yang sama." Sahut Mino membuat Chaeyeong dengan cepat menoleh ke arah Jinan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory ✔
Fanfiction"Ma, seperti apa wajah Papa? Kenapa Mama tidak mau memperlihatkan foto Papa?" - Kim Jennie "Aku adalah ibu sekaligus ayah bagi puteriku. Kebahagiaan Jennie adalah segalanya bagiku." - Kim Jinhwan "Aku mencintai kalian, selamat tinggal.." - Kim Hanbi...