[ Twenty Five ] Flower Crown

674 106 38
                                    




"Bagaimana bisa kau melihat isi laptopku tanpa mendapat izinku?" Wajah Junhoe sedikit mengeras.

Yunyeong menormalkan nafasnya yang berburu karena ketidak sabaran. "Siapa Kim Hanbin itu?" Suaranya menjadi sedikit tajam ketika melontarkan pertanyaan tersebut.

"Dia bukan siapa-siapa. Kau tidak mengenalnya." Junhoe mendekat untuk mengambil laptop, namun Yunyeong menghalangi.

"Apa hubungannya dengan Mr. Kwon? Kenapa wajahnya sangat mirip dengannya? Katakan padaku, apa yang sebenarnya sedang kau sembunyikan?" Yunyeong menatap Junhoe dengan tajam.

Junhoe menelan ludah secara kasar, mengambil laptop dari atas meja. "Aku akan mengantarmu pulang." Ucapnya seraya berlalu pergi.

"Gelagatmu sungguh aneh, oppa. Apa kau takut bahwa upayamu yang tengah menyembunyikan identitas asli Mr. Kwon terbongkar??" Ucapan pada kalimat terakhir membuat Junhoe menghentikan langkahnya.

Junhoe berbalik dan menatap Yunyeong terkejut. "Apa yang sedang kau coba katakan Song Yunyeong? Bagaimana bisa kau berpikiran seperti itu?"

"Lalu kenapa kau tampak menghindar? Dan kenapa wajahmu itu? Apa kau terkejut karena aku bisa menebak semuanya?" Yunyeong berjalan mendekati Junhoe yang terpaku di tempatnya berdiri. "Jujurlah padaku, apakah Kim Hanbin itu adalah suami Bos Kim yang amnesia karena kecelakaan pesawat enam tahun lalu dan telah berganti identitas menjadi Noah Kwon?"

"Mereka orang yang berbeda. Hanya mirip." Sahut Junhoe dengan cepat.

"Menjawab pertanyaan dengan sangat cepat bukan kebiasaanmu, oppa. Kecuali kau sedang menyembunyikan sesuatu." Yunyeong menghembuskan nafas. "Apa kau pikir aku ini benar-benar gadis yang bodoh karena bukan seorang lulusan sarjana seperti yang lain? Apa kau pikir di dunia ini benar-benar ada orang yang begitu mirip hingga kau benar-benar tidak bisa membedakan keduanya? Dan, aku tidak pernah berpikir bahwa Tuan Kim ini memiliki seorang kembaran yang terpisah darinya."

"Hentikan Song Yunyeong. Kau tidak tahu apa-apa soal ini, jadi berhentilah. Ayo pulang."

Yunyeong menahan gejolak emosi yang meluap-luap di dadanya. "Kau benar-benar menyembunyikan identitasnya? Apa tujuanmu dengan melakukan ini? Tidakkah kau mengerti bagaimana perasaan Bos Kim selama ini?"

Junhoe memejamkan kedua matanya. "Hentikan, Song Yunyeong. Kubilang hentikan." Suaranya sedikit meninggi.

Bukannya berhenti, Yunyeong semakin ingin berbicara lebih banyak. "Bos Kim telah kehilangan suaminya untuk waktu yang lama. Apakah kau tidak memikirkan bagaimana perasaannya saat tiba-tiba saja dia melihat seorang pria yang begitu mirip dengan suaminya? Dia tidak tahu bahwa itu benar-benar suaminya dan hanya bisa memendam perasaan sakit karena tak bisa mengambil kembali sosok suami yang sangat dicintainya."

"Hentikan."

"Bagaimana dengan isteri, puteri dan keluarganya? Tidakkah kau memikirkan semua itu? Lihatlah Jennie, dia telah kehilangan sosok seorang ayah selama enam tahun ini. Apakah bagimu itu tidak menyakitkan?" Suara Yunyeong bergetar dan kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Junhoe terdiam, dia merasa hatinya sakit saat mengingat bahwa Yunyeong juga telah kehilangan sosok ayah sejak lama. Bagaimana dulu gadis itu selalu menangis sendirian saat sedang merindukan ayahnya, hanya bisa menatap dari kejauhan bagaimana teman-temannya saat kelulusan di sekolah dasar tertawa dengan keluarga mereka yang lengkap, dengan ayah mereka, tertawa dan berbagi cerita. Junhoe yang saat itu datang untuk melihat Yunyeong di hari kelulusannya bisa menemukan tatapan sendu dan penuh rindu dari kedua mata Yunyeong terhadap temannya yang tengah dipeluk hingga digendong oleh ayahnya. Junhoe sangat tahu, Yunyeong adalah gadis berkepribadian cerah yang pandai menyembunyikan kesedihannya. Dia tahu, gadis itu selalu merindukan ayahnya setiap saat, namun dia selalu menyembunyikan perasaan itu dari orang-orang. Namun saat sendiri, dia akan menangis sambil memeluk lutut, memanggil ayahnya di tengah isak tangis.

The Lost Memory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang