Dua hari berikutnya, Jiwon telah tiba di Jeju pada pagi hari dan bertemu dengan kedua orang kesayangannya di bandara. Jinan dan Jennie yang sebelumnya diberitahu bahwa Jiwon akan datang dengan antusias berangkat ke bandara untuk menjemputnya. Setelah berpelukan dan saling menanyakan kabar, mereka bertiga pun segera pergi dengan mobil Jinan menuju vila di perkebunan. Karena Jiwon mengatakan ingin tinggal di vila itu, maka dengan senang hati Jinan membawanya kesana. Seperti biasa, Jennie akan menempel pada Jiwon setiap saat. Dia sudah menceritakan banyak hal pada pamannya itu, termasuk tentang perpisahan sekolahnya. Hanya saja, sesuai perintah Jinan dia tidak menceritakan bagian dimana Noah ikut menghadiri acara itu. Setelah mendengar ceritanya, Jiwon segera menyatakan permintaan maafnya karena tidak bisa menghadiri acara penting tersebut. Namun dia tidak akan melupakan hadiah yang akan diberikan untuk keponakannya itu. Untuk kali ini, dia akan mengajak Jennie ke pusat perbelanjaan untuk memilih sendiri hadiah yang diinginkannya. Apapun dan sebanyak apapun yang dia mau, Jiwon akan membelikannya. Sebagai bentuk ucapan selamat dan permintaan maaf atas ketidak hadirannya. Mendengar itu, Jennie sangat antusias dan dia menjadi sangat tidak sabar untuk segera membeli hadiahnya. Namun Jinan segera mengingatkannya bahwa Jiwon perlu istirahat karena telah melakukan perjalanan dari Seoul. Dengan patuh Jennie pun membiarkan Jiwon untuk memilih waktu yang tepat olehnya sendiri. Pria itu pun memutuskan untuk pergi membeli hadiah bersama-sama pada sore hari dan Jennie pun memekik senang dengan keputusannya.
Pada hari kedua di hari Minggu, setelah sarapan Jiwon dan Jennie bermalas-malasan di depan televisi sementara Jinan sudah pergi ke kafe. Awalnya Jinan tidak akan pergi ke kafe karena ada Jiwon yang sedang berlibur. Namun karena Jiwon memerintahkannya untuk tak meninggalkan kewajibannya sebagai seorang bos, jadi dia pun berangkat sendiri tanpa Jennie. Saat ini dua orang berbeda usia di depan televisi itu masih dalam posisi yang sama sejak keberangkatan Jinan, Jiwon yang duduk dengan punggung bersandar pada sofa dan kaki menjulur ke atas meja. Sementara Jennie berbaring dengan kepala yang dia letakan di perut Jiwon sambil memainkan mainan squishy berukuran besar yang dibelinya kemarin bersama Jiwon. Squishy berbentuk kelinci berwarna merah muda itu adalah salah satu dari tiga puluh hadiah yang dia pilih kemarin di toko mainan. Jinan sempat mengomelinya karena terlalu banyak meminta hadiah pada Jiwon, namun Jiwon sama sekali tidak mempermasalahkannya. Bahkan jika harus membeli semua mainan beserta tokonya pun, jika Jennie menginginkannya tentu akan dia berikan. Namun satu hal yang paling membuat Jiwon meringis adalah bahwa kecintaan Jennie terhadap kelinci sungguh berada dalam tingkat yang sudah tak bisa dikejar oleh siapapun lagi. Entah sudah berapa ratus mainan yang dia miliki sebagian banyaknya pasti merupakan mainan dengan figur kelinci yang bermacam-macam jenis, bentuk maupun warna. Pernah Jiwon maupun Jinan bertanya pada saat usianya masih empat tahun tentang mengapa gadis kecil itu begitu menyukai kelinci, dan jawabannya sungguh membuat kedua orang dewasa itu antara ingin tertawa atau menangis.
"Karena kelinci mirip dengan Uncle. Jadi Jennie sangat menyukai kelinci. Kalau melihat kelinci, Jennie seperti melihat Uncle."
Dan Jiwon hanya pasrah menerima kenyataan bahwa dia telah disamakan dengan hewan menggemaskan itu untuk waktu yang cukup lama. Apakah nanti saat Raon sudah besar dia akan mengatakan hal serupa? Bahwa ayahnya mirip dengan hewan bernama kelinci itu? Walaupun anaknya tidak memiliki pendapat seperti itu, pasti Jennie akan meracuni pikirannya dan mengajaknya membentuk sebuah sekte bernama Sekte Kelinci sebagai bentuk pemujaan mereka terhadap pria bernama Kim Jiwon yang disebut-sebut mirip dengan hewan berkuping panjang tersebut.
Selama setengah hari, Jiwon dan Jennie banyak menghabiskan waktu di dalam vila dengan bermain bersama mainan-mainan baru gadis kecil itu. Kemudian setelahnya mereka bermain di kebun, berlari-lari dan memetik jeruk maupun apel yang sudah matang. Pada siang hari menjelang sore, keduanya sudah selesai dan segera membersihkan diri. Karena Jiwon mengatakan bahwa dia akan mengajak Jennie bertemu dengan Jisoo. Setelah siap, keduanya pun pergi ke tempat yang sudah ditentukan oleh Jisoo dengan mengendarai mobil Jiwon yang sengaja dia simpan di Jeju untuk keperluannya jika dia sedang berada disana. Hanya memerlukan waktu sepuluh menit dan mereka pun tiba di sebuah restoran pinggir pantai. Jennie yang sangat senang akan bertemu dengan aunty kesayangannya itu pun terus menarik-narik tangan Jiwon agar berjalan dengan cepat ke tempat Jisoo berada. Saat mereka menemukan Jisoo yang sudah menunggu, Jennie pun segera berlari dan menghambur ke pelukan wanita mungil itu. Mereka saling bercengkerama selama beberapa saat hingga Jisoo yang melihat Jiwon segera berdiri dan membungkuk. Mereka berbasa-basi sebentar sebelum melakukan pemesanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory ✔
Fanfiction"Ma, seperti apa wajah Papa? Kenapa Mama tidak mau memperlihatkan foto Papa?" - Kim Jennie "Aku adalah ibu sekaligus ayah bagi puteriku. Kebahagiaan Jennie adalah segalanya bagiku." - Kim Jinhwan "Aku mencintai kalian, selamat tinggal.." - Kim Hanbi...