[ Fourteen ] De Javu

940 191 38
                                    



Siang itu Jinan tengah berkutat di dapur membuat sup dan bubur untuk Jennie yang masih sakit. Hari ini Jinan tak pergi ke cafe karena harus merawat Jennie di rumah. Tubuh gadis kecil itu masih sangat panas meskipun sekarang tidak terlalu menggigil seperti kemarin.

Jinan mencicipi sedikit kuah supnya dan tersenyum saat rasanya sudah pas. Kemudian mematikan kompor dan mengambil satu mangkuk kecil untuk diisi oleh sup yang sudah matang tersebut. Sementara buburnya sudah siap sedari tadi di nampan diatas meja makan. Setelah semua keperluan makan Jennie siap, termasuk air minumnya, Jinan pun bergegas keluar dari dapur untuk menuju kamar puterinya. Saat hendak menaiki anak tangga pertama, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Membuatnya menoleh lalu menghela nafas.

"Siapa yang datang siang-siang begini?" Gumamnya lalu segera berjalan mendekati meja untuk menyimpan makan siang Jennie terlebih dahulu. Bergegas menuju pintu depan dan membukanya.

"Kwon?" Kejut Jinan lalu matanya beralih pada seorang anak kecil di samping Noah. "Taeyongie? Kau datang?" Dielusnya rambut hitam Taeyong yang tersenyum lebar ke arahnya.

"Annyeonghaseyo, Mama Jennie." Taeyong menyapa seraya membungkukan badan. "Aku datang untuk menjenguk Jennie." Ucapnya dengan suara khas anak-anaknya yang lucu.

Jinan tersenyum lembut ke arah bocah itu, lalu segera menggeser tubuhnya mempersilahkan kedua tamunya masuk.

"Masuklah."

Noah dan Taeyong mengangguk lalu segera masuk ke dalam rumah. Sementara Jinan mengekor.

"Apa kau sudah bilang ibumu kalau kau kesini, Taeyong?" Pertanyaan Jinan membuat Taeyong menoleh lalu mengangguk.

"Mommy sudah tahu jika aku akan kesini. Karena Uncle yang meminta izin padanya, nanti aku juga akan pergi ke galeri dengan Uncle." Sahut Taeyong dengan nada ceria miliknya.

"Syukurlah jika ibumu sudah tahu, kalau begitu naiklah, Taeyongie. Jennie sedang di kamarnya. Dia pasti senang jika melihatmu datang." Ujar Jinan yang tengah mengambil nampan diatas meja.

"Oke, Mama Jennie! Aku ke atas!" Seru Taeyong semangat lalu berlari menaiki tangga.

"Jennie mau makan siang?" Noah bertanya setelah menoleh pada wanita di belakangnya.

"Iya, aku harus menyuapinya."

"Kau sudah makan?"

Jinan terdiam mendengar pertanyaan dengan nada lembut itu, apalagi tatapan Noah begitu menyiratkan kekhawatiran. Membuatnya cepat-cepat menurunkan pandangannya.

"Aku harus menyuapi Jennie dulu, karena dia prioritas utama saat ini. Lagipula, aku belum memasak untuk makan siang." Sahut Jinan pelan tanpa membalas tatapan Noah.

Pria itu menghampirinya lalu secara tiba-tiba mengambil alih nampan dari tangan Jinan yang langsung terkesiap.

"Biar aku yang menyuapi Jennie. Lebih baik kau sekarang membuat makan siang dulu."

"Kwon..." Jinan tak enak hati.

"Sudah ku bilang jangan keras kepala, Mrs. Kim."

Jinan menghela nafas. "Baiklah. Terimakasih sebelumnya."

Noah tersenyum. "Aku naik dulu kalau begitu." Pamitnya lalu berbalik ke arah tangga.

"Emm... Kwon?" Panggil Jinan membuat Noah berhenti lalu menoleh, mengangkat kedua alis sebagai pertanyaan.

"Kau sudah makan siang?"

"Belum. Rencananya setelah dari sini aku akan makan siang bersama Taeyong di cafe."

The Lost Memory ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang