Sebuah BMW hitam berhenti di depan resort yang di setiap sisinya dihiasi dengan begitu banyak bunga berwarna putih, diikuti oleh BMW hitam lainnya di belakang. Pasangan paruh baya turun dari salah satu mobil dengan pakaian mewah dengan desain sederhana. Dari mobil belakang, setelah seorang asisten membuka pintu, muncul sosok gadis kecil berambut curly dengan gaun berwarna putih yang dihiasi pita-pita kecil berwarna biru muda. Langkah kakinya yang kecil menyerbu ke arah sepasang paruh baya yang menyambutnya dengan penuh senyuman. Di belakang, sepasang pria dan wanita muda berjalan mendekat dengan lengan yang saling terhubung. Wajah keduanya tampak begitu bahagia."Kenapa Hanbin dan Jinan tampak seperti pengantinnya?" kelakar pria paruh baya yang tengah memegangi tangan cucunya, Kim Woobin.
Di samping, isterinya membalas, "Apakah kita harus melakukan pesta pernikahan lagi untuk kalian, anak-anakku?"
Yang digoda membalas setelah terkekeh, "Appa, eomma... Tidak bisakah kalian berhenti menggoda kami?"
Memang. Sejak Hanbin dan Jinan bertemu lagi sebagai sepasang suami isteri, keduanya tak luput dari godaan keluarga dan sahabat-sahabat mereka. Itu karena semua orang begitu berbahagia atas bersatunya mereka kembali. Bahkan puteri kecil mereka pun ikut menggoda dan malah meminta untuk mengulangi pernikahan yang dulu belum sempat dia hadiri. Hanbin dan Jinan hanya bisa pasrah dengan semua perlakuan itu.
Setelah saling melempar gurauan, keluarga itu masuk ke area resepsi pernikahan. Tepatnya pernikahan Koo Junhoe dan Song Yunyeong. Hubungan Hanbin dan Junhoe tetap berjalan baik seperti sebelumnya. Sama sekali tidak ada kemarahan dalam diri Hanbin dan sebaliknya dia berterimakasih karena selama ini Junhoe telah merawatnya dengan baik.
Saat memasuki tempat resepsi yang dipenuhi dengan dekorasi berwarna putih, para tamu undangan yang hadir tak luput dari rasa kagum melihat Kim Hanbin, sang pemimpin Konics Inc. San Fransisco yang telah kembali, kini bersama-sama dengan isterinya yang cantik jelita. Keduanya tampak begitu serasi dengan pakaian yang tak terlalu mencolok namun tampak bersahaja itu. Jinan dengan gaun putih selutut yang dihiasi pita-pita kecil berwarna sama. Rambutnya dibiarkan tergerai dengan ikatan kecil dari sisi yang melingkar di sekelilingnya. Sementara Hanbin mengenakan tuxedo hitam yang dihiasi dengan aksen garis berwarna putih yang senada dengan gaun isteri juga puterinya. Rambutnya tertata rapi dengan menampilkan jidat indahnya.
Kedatangan keluarga Kim itu disambut oleh beberapa tamu dan mereka pun terlarut dalam perbincangan. Dari belakang, seseorang menepuk pundak Jinan. Saat berbalik, wajah cantik seorang wanita yang begitu akrab muncul, membuat Jinan tersenyum lebar.
"Jisoo-yaa...!"
Keduanya berpelukan erat. "Bagaimana kabarmu?"
"Kabarku baik." Jisoo melepas pelukan mereka dan memegang bahu Jinan. "Kapan kau tiba ke Jeju? Kenapa tidak meneleponku?" Wajahnya berubah cemberut.
Jinan terkekeh. "Aku berencana mengejutkanmu."
Jisoo mendengus. "Aku tidak terkejut, sayangnya. Aku marah." Kedua lengannya terlipat di depan dada.
"Aishhh... Jisoo-ya~ kenapa begitu marah, hm?" goda Jinan yang membuat Jisoo menghindar. Responnya membuat ibu muda itu tertawa.
"Hei, Jisoo. Apa kabar?" Hanbin berjalan mendekat dengan dua gelas sampanye di tangan. Dia menyerahkan satu pada Jinan.
"Terimakasih." Jinan tersenyum seraya menerima gelas mewah itu dan meminumnya sedikit.
Jisoo membungkuk ke arah Hanbin diiringi senyuman. "Kabarku baik. Hanbin sunbae sekarang terlihat sangat sehat ya!" Pujiannya itu tentu hanyalah berupa godaan lain bagi Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Memory ✔
Fanfiction"Ma, seperti apa wajah Papa? Kenapa Mama tidak mau memperlihatkan foto Papa?" - Kim Jennie "Aku adalah ibu sekaligus ayah bagi puteriku. Kebahagiaan Jennie adalah segalanya bagiku." - Kim Jinhwan "Aku mencintai kalian, selamat tinggal.." - Kim Hanbi...