Bored

2.3K 222 26
                                    

Jimin bosan. Dari tadi dia hanya berbaring dan memainkan ponsel, stalk Instagram Nana, mengagumi kecantikan sang kekasih, lalu berdecak jika kebosanan kembali menyerang. Tadinya dia ingin bermain dengan Miku, tapi Jungkook tidak membolehkan. Terkadang maknae kurang ajar itu bisa jadi makhluk terpelit di dunia. Padahal jika ada Mia, Miku biasanya ditinggal-tinggal dan diserahkan padanya untuk diurus, sedang dia asyik bermesraan dengan sang istri, tapi kali ini tidak. Terkadang, Jimin jadi kasihan dengan Miku jika ayah ibunya sedang bersama. Bocah cantik itu diabaikan. Untung saja Miku pintar, tidak rewel dan senang-senang saja jika diajaknya bermain.

Tidak tahan lagi, dia pun menekan layar ponsel untuk menghubungi Nana. Padahal gadis itu sudah mewanti-wanti agar Jimin tidak mengganggunya di hari pertama PMS. Tetapi... ayolah. Ini hari pertamanya di Korea lagi, dan dia ingin bersama Nana. Sudah cukup tadi pagi saja dia badmood karena tahu Nana sedang kedatangan tamu bulanan.

"Yeobeoseo," sapa Jimin ketika panggilannya dijawab.

"Mm? Kenapa?"

Jimin mengerutkan kening. "Kau baru bangun tidur?" tanyanya.

"Tidak."

"Oh...."

"Kenapa?"

"Hanya merindukanmu," ucap Jimin ragu, karena yah... dia kurang terbiasa bermanja seperti ini. Lagipula dia bukan Jungkook yang bisa mengatakan kalimat rindu dengan mudah kepada Mia. Dan... rasanya dia malu karena sudah jujur.

"Aku juga." Nana menjawab dengan dua kata yang sama sekali tidak diduga oleh Jimin.

Senyum itu muncul di bibir Jimin, sebagai perwujudan rasa bahagia yang keluar tanpa diminta. Pria bermarga Park itu tertawa kecil. "Aku boleh ke sana?" izinnya dengan senyum yang tak lepas dari bibir.

"Tentu, datang saja. Kita makan malam bersama."

Ya Tuhan... bahagia itu sederhana sekali. Contohnya sekarang, Jimin rasanya sangat bahagia mendengar penawaran kekasihnya. Ckck, Nana gadis yang sangat manis, juga pengertian.

"Aku ke sana sekarang."

Jimin memutus sambungan setelah beberapa percakapan berikutnya. Bergegas dia memakai celana yang layak—karena tadi hanya memakai celana pendek—dan baju kaos hitam yang baru-baru ini diketahuinya sebagai kesukaan Nana. Lantas tanpa membuang waktu, dia langsung menuju rumah yang ditinggali Nana sendirian.

Sekitar setengah jam kemudian, dia sudah sampai. Diketuknya pintu, lalu menunggu dengan tak sabar hingga sang kekasih membukakan pintu dan mengizinkannya masuk. Tersenyum, dia pun mengikuti Nana ke sofa.

"Na, baju kita sama." Jimin bicara ketika sudah duduk di samping Nana yang sedang mengaduk jajangmyeon yang dipesannya secara online.

Nana memandang bajunya, lalu ke baju Jimin. Benar, mereka sama-sama memakai kaos hitam. "Haha, kebetulan," katanya salah tingkah.

"Serendipity." Jimin tersenyum, sedang Nana tertawa. "Kau cantik dengan pakaian itu," sambungnya lagi.

"Benarkah?" Nana menyerahkan sumpit dan jajangmyeon ke Jimin, kemudian mengambil untuknya sendiri. Dari baunya ini enak, membuat Nana langsung menyuap ke mulut.

"Iya. Kau seksi."

Demi Tuhan, Nana langsung tersedak karena ucapan Jimin, membuat pria itu buru-buru memberinya air minum. Seksi? Heol! Dia hanya memakai kaos, bukan lingerie.

"Mesum!"

Jimin hanya tersenyum polos tanpa dosa. Santai dia menyantap jajangmyeon, sedang Nana yang wajahnya memerah diabaikan, membuat gadis itu mau tidak mau juga ikut melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Jimin.

[Jimin ❣ Nana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang