She's From The Past (6)

783 128 26
                                    

Hari berlalu. Nana terus mencoba melupakan sakit hatinya atas tindakan Jimin dengan memasak, fokus terhadap kompetisi dan sesekali sibuk dengan konten yang dibuat pihak acara. Sedangkan Jimin, ia terus berlatih tanpa henti, bahkan ketika semua member sudah pulang ke rumah masing-masing. Pikirnya, dengan membuat tubuhnya lelah, ia akan sedikit melupakan cuplikan video singkat Nana dan lawan mainnya di drama. Tapi ternyata tidak, ia tetap terus teringat dan emosinya akan kembali memuncak ketika membayangkan gadisnya disentuh laki-laki lain. Kekanakan memang, tapi dia benar-benar marah.

"Hyung, kau tidak menonton Nana?" Maknae BTS, Jungkook, mengingatkan Jimin yang masih sibuk memoles koreografi di depan cermin besar. Sekarang jam lima sore, waktunya acara yang Nana ikuti ditayangkan.

"Hm? Nanti saja."

"Oh... baiklah."

Jungkook, J-Hope dan Jin saling pandang. Sedikit heran kenapa Jimin tiba-tiba berbeda, padahal biasanya dia yang paling ribut mengajak semuanya beristirahat dan berakhir mereka harus menonton acara masak-memasak--yang lumayan seru.

"Woah... Nana cantik sekali di episode ini." J-Hope, mulai mengoceh dan menunjuk Nana yang memakai pakaian putih, seragam dengan timnya.

"Yang berkolaborasi dengan tim Nana bukannya aktor?" Taehyung ikut berkomentar, berbarengan dengan kepalanya yang menoleh ke J-Hope.

"Setiap tim memang berkolaborasi dengan para aktor." Jungkook yang sedang makan menimpali. "Para aktor diminta memasak bersama peserta."

"Benarkah?"

"Mm, Mia memberitahuku."

"Nana beruntung sekali, timnya kedatangan aktor paling tam... pwanhm hm hm...." Taehyung buru-buru mengatupkan mulut ketika menyadari dirinya salah bicara.

Jimin, yang baru saja duduk paling belakang hanya diam mendengar ocehan anggota grub. Rautnya terlihat kesal, terutama ketika cuplikan kedekatan Nana dan aktor itu ditayangkan. Melihat bagaimana Nana tersenyum dan malu-malu, itu benar-benar menyebalkan!

—♪

Di asrama perlombaan, Nana justru sedang termenung seorang diri di taman. Ekspresi bahagianya ketika di depan layar tidak terlihat sama sekali. Sekarang, dia sama seperti langit, kelabu, siap menjatuhkan tetes-tetes bening yang menyakitkan.

Dia rindu Jimin. Suaranya, senyumnya, dan bagaimana nakalnya laki-laki itu ketika menggoda. Dia merindukan itu semua. Tapi Jimin... jangankan merindu, membalas pesan pun tidak.

Penat duduk sendirian, Nana pun berniat untuk kembali. Lagipula dia tidak ingin membuat Anran dan Lulu khawatir berlarut-larut dengan keadaannya.

Setelah menarik napas, gadis Kim itu pun berdiri. Dia harus kuat. Benar, 'kan?

"Bukannya aku sudah pernah bilang, gadis yang cantik tidak boleh menangis sendirian? Harus ada aku yang menemani."

Netra Nana mengerjap seiring desir manis yang mengaliri tubuhnya. Dia kenal suara itu, sangat mengenalinya bahkan. Tapi... tapi... tidak mungkin 'kan Jimin tiba-tiba datang?

"Mau sampai kapan membelakangi? Ini aku, Jimin, kekasihmu."

Ya Tuhan... ternyata ini nyata!

—♪

Dua jam lalu.

"RANGKING LIMA?!"

J-Hope yang paling heboh ketika rangking peserta diumumkan, diikuti Jungkook yang tak kalah heboh, pun Taehyung, Jin dan RM. Suga tak berminat, hanya diam dan kembali sibuk menggeser-geser layar ponsel. Jimin juga diam, tapi langsung mengambil benda pintarnya dan mengetikkan nama Nana di kolom pencarian.

[Jimin ❣ Nana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang