Tidak jauh berbeda dari Jungkook, Jimin pun melakukan hal yang sama. Bukannya ke dorm, dia malah meminta singgah ke tempat Nana. Berhati-hati dari penggemar yang mungkin ditemuinya di jalan, pria yang berhasil mencuri banyak hati para wanita dengan ketampanannya itu akhirnya berhasil sampai ke apartemen sang kekasih.
"Hai, sudah datang?"
Nana muncul dengan penampilan menggemaskan. Sandal bulu dan hoodie kebesaran, itu sudah cukup untuk membuat Jimin langsung memeluk gadis yang ia cinta. Padahal yah... mereka baru terpisah setengah jam.
"Selamat tahun baru, Sayang." Jimin mengecup kening Nana berulang kali.
"Mm, selamat tahun baru." Nana membalas sambil tertawa.
"Hadiah untukmu." Jimin baru ingat menyerahkan paper bag yang ditaruhnya di meja.
Nana mengerutkan kening, tapi tetap menerima paper bag di tangan Jimin. Isinya dikeluarkan; sebuah tas warna coral pink yang diam-diam diinginkan. Spontan, mata indahnya berbinar bahagia.
"Jim... terima kasih." Senang hati dia memeluk sang adam. Jimin pun sama, senang-senang saja dia membalas pelukan dari sang kekasih.
"Kau suka?" tanya pria Park itu di sela pelukannya di tubuh Nana.
"Mm, sangat suka."
"Syukurlah." Jimin tersenyum, padahal dia sangat ingat bagaimana marahnya Nana tempo hari saat dia menawarkan diri untuk membelikan tas tersebut. Ah... wanita memang tidak tertebak.
"Jimin."
"Ya?"
Nana melepas pelukannya dari Jimin. "Ini tahun pertama kita merayakan pergantian tahun bersama," katanya.
"Mm, lalu?"
"Kuharap ini akan berlanjut untuk tahun-tahun berikutnya. Bukan hanya di momen pergantian tahun, tapi selamanya kita bersama."
Manis sekali.
"Aku akan usahakan itu." Jimin bergumam setelah menundukkan kepala untuk sejenak. "Aku tidak berjanji, tapi aku akan selalu berusaha," sambungnya memantapkan diri.
"Terima kasih."
Jimin ikut tersenyum saat wanitanya melakukan hal yang sama. Nana menarik napas, menaruh tas barunya ke meja, lalu kembali melingkarkan tangan ke pinggang sang adam. Dia mendongak, sengaja memasang wajah menggemaskan.
"Cium," pintanya tanpa terduga.
"Cium?" Jimin membeo dengan tawa yang ditahan. "Serius?" tanyanya meyakinkan diri.
"Iya. Cium."
"Haha. Kim Nana, kau benar-benar...."
Jimin berdecak gemas. Ditangkupnya pipi yang tercinta, sedang ia memiringkan kepala dan menyentuhkan material lembut mereka untuk menciptakan manis yang jadi candu. Tidak cukup sampai di sana, ia juga menyesapnya lembut, penuh kehati-hatian dan kasih sayang tanpa bumbu kebohongan atau kepura-puraan.
Entah siapa yang memulai, namun Nana bergerak mundur menuju kamarnya tanpa harus melepas tautannya dengan Jimin. Suhu ruangan memanas, apalagi saat Jimin dengan sengaja mendudukkan Nana ke pahanya ketika sudah di tempat tidur. Tangan pria kelahiran tahun 1995 itu leluasa menyentuh tubuh wanitanya.
Namun, sebelum Jimin bertindak lebih jauh, Nana lebih dulu menghentikan semuanya.
"Kenapa?" Sedikit ada kekecewaan yang tergambang di raut si tampan. Ayolah... mereka sudah sama-sama menikmati suasana.
"Jim... aku masih kedatangan tamu. Lupa, ya?"
Sudah. Buyar semua harapan Jimin saat mendengar perkataan Nana.
"Jim...."
"Tidak apa." Cepat Jimin berkata agar Nana tidak merasa bersalah.
"Tapi—"
"Yang penting malam ini aku menghabiskannya bersamamu. Tidak masalah, 'kan?"
Nana tersenyum lebar. Segera dipeluknya Jimin, membuat pria tampan itu tersenyum dan membalas pelukannya dengan hangat.
"Saranghae, Park Jimin." Nana berkata.
"Mm, nado saranghae."
"And... happy new year."
-FIN-
--Love you 💜 --