I Miss You

675 119 16
                                    

Sejak Nana terpilih jadi salah satu dari 7 pemenang acara, Jimin jadi makin kesulitan menghubungi gadis manis itu karena jadwal yang memadat. Terakhir mereka bertemu bahkan lebih dari satu bulan lalu; saat ayah Nana meninggal dunia. Waktu itu Jimin tidak banyak tingkah, hanya memeluk dan terus mendampingi kekasihnya hingga jenazah dimakamkan. Nana juga tidak banyak bicara, paling tersenyum dan menjawab seperlunya pertanyaan orang-orang.

"Jim... jangan tinggalkan Nana, ya."

Itu kalimat yang sangat Jimin ingat ketika mereka berpelukan setelah acara selesai. Nananya tidak menangis, tapi suaranya begitu lemah dan tidak ada semangat, membuat Jimin segera memeluknya lebih erat dan mengecup kening si cantik. Tanpa dikata, Jimin sudah berjanji dalam hati tidak akan meninggalkan Nana hingga kapanpun.

Hari ini, Jimin lagi-lagi gagal menghubungi sang pujaan hati. Ponsel Nana dimatikan, jadi dia hanya bisa mengirim chat singkat yang berisi kalimat rindu, lalu kembali memfokuskan diri ke latihan. Tetapi, tak dipungkiri bahwa dia gelisah karena rindunya sudah hampir tak tertampung.

"Jimin."

"Ya?"

"Ada pesanan untukmu."

Kening si tampan berkerut bingung mendengar ucapan salah satu staff. "Aku tidak memesan apapun," ucapnya heran. Sedangkan di pintu, si kurir mulai takut salah antar atau ada kesalahan lain yang berimbas ke pekerjaannya. Padahal dia sudah sangat kesenangan bisa melihat secara langsung idol terbesar di Korea saat ini.

"Maaf, siapa nama pengirimanannya?" Jimin berinisiatif untuk bertanya. Kasihan juga dia melihat wajah pucat si pengantar paket.

"Eum... Nana. Nana Kim. Dan isinya kue."

Mata Jimin spontan membulat, sedangkan J-Hope dan RM yang kebetulan juga ada di sana spontan berpura batuk untuk menggoda anggota muda mereka.

"Ah, ya. Itu memang paket untukku. Terima kasih." Dengan riang Jimin mendekat dan menerima kotak berukuran sedang tersebut. "Ini tip untukmu. Terima kasih sudah mengantarkan," lanjutnya sambil menyerahkan sejumlah uang yang cukup banyak ke kurir yang sepertinya masih anak sekolah tersebut.

"Terima kasih."

Jimin balas membungkuk saat anak itu berterima kasih padanya. Dan setelah ia pergi, Jimin langsung menghampiri dua hyung-nya dengan raut dipenuhi senyum gembira.

Kotak kue tersebut dikelilingi oleh mereka bertiga. Kemudian dengan hati-hati Jimin membuka pita dan terakhir penutup kotak yang ternyata di dalamnya terbagi menjadi tiga bagian. Ada yang diisi dengan sebuah cake cantik dengan buah-buahan di atasnya. Ada juga yang diisi dengan tujuh donat dan cupcakes lucu. Tetapi, semuanya diabaikan Jimin karena ia melihat ada kartu ucapan yang terselip. Tak sabaran, ia pun mengambil dan membacanya dengan hati yang berdebar.

—Semoga kau menyukai kue yang kubuat dengan penuh cinta. Love, Nana.—

Aw! Jika di sebuah komik, pasti penulisnya sudah menggambar Jimin dengan bunga-bunga yang bermekaran di sekelilingnya. Lelaki itu memang tersipu, lantas tertawa malu dan sesegera mungkin menyimpan kartu ucapan dari Nana sebaik mungkin.

"Hyung, kalian cuma boleh makan cupcakes dan donat!" tegur Jimin cepat ketika RM hendak mencolek krim dari cake yang didominasi warna putih tersebut.

"Tapi...."

Mengabaikan leader yang dihormatinya, Jimin langsung meminta piring lalu memindahkan donat dan cupcakes dan menaruh ke meja dengan perasaan puas. Sedangkan cake yang masih di kotak ia tutup dan kembali dipita seperti semua.

[Jimin ❣ Nana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang