"Nana...."
Jimin melingkarkan tangannya ke pinggang yang terkasih, lantas mengecup pelan bahu yang terbuka. Menatap kaca di depan, ia pun bisa melihat Nana tersenyum simpul. Di luar sana, lampu gedung bertaburan layaknya bintang. Menyala terang dan menciptakan indah yang memikat.
"Sayang...," panggilnya lembut. "I miss you," bisiknya kemudian.
"Jim... please." Nana bergerak melepas pelukan Jimin, lantas menghadap ke lelaki yang berhasil mencuri hatinya sejak beberapa bulan belakangan ini. Ayolah... baru setengah jam yang lalu Jimin kembali ke kamarnya yang berada di seberang kamar Nana, tapi lelaki itu seperti tak bisa berpisah dari sang kekasih barang sebentar.
"Kenapa kau secantik ini, hmm?" Tanpa mempedulikan ucapan Nana, Jimin bertanya sambil merapikan rambut ungu kekasihnya yang sangat lembut.
"Menurutmu kenapa?" Nana balas bertanya sambil tersenyum.
"Heum... karena kau diciptakan Tuhan untukku?"
Tawa renyah terdengar dari si cantik. Namun, hal itu malah membuat Jimin terpesona dan jatuh cinta untuk yang kesekian kali. Namun, saat ia berniat mencium sang kekasih, geraknya justru berhenti karena Nana tiba-tiba menyentuh bibirnya dengan telunjuk.
"Kenapa?" tanya lelaki Park tersebut.
"Tidak ada."
Jimin mengerutkan kening heran saat Nana menjauh. Wanita itu duduk di tempat tidur, membuat Jimin segera menyusul ke sampingnya.
"Nana...."
"Hmm?"
"Ada apa?"
Ada jeda yang cukup lama sebelum akhirnya Nana bicara. "Kapan kita menikah?" tanyanya langsung.
Menjilat bibir, Jimin pun lalu menghela napas panjang. "Kenapa tiba-tiba menanyakan itu?" telisiknya lembut.
Nana menggeleng. "Hanya ingin," jawabnya pelan.
"Mia mengatakan sesuatu padamu, hmm?"
Lagi-lagi diam jadi jawaban.
Menarik napas, Jimin pun berinisiatif untuk mengecup kening yang terkasih. "Kapan pun kau siap membangun rumah tangga bersamaku," ungkapnya sungguh-sungguh.
"Jim...."
"Kau pasti tahu, menikah bukan hanya soal ranjang atau kau melayaniku, 'kan? Tapi lebih dari itu," tutur Jimin hati-hati. "Tentang komitmen kita. Tentang memahami kesibukanku, pekerjaanku, dan lainnya. Kau sanggup menghadapi itu semua?"
Tak ada jawaban hingga beberapa detik ke depan.
"Nana... pandang aku, Sayang." Jimin mengangkat dagu si cantik, meluruskan pandangan gadis itu ke matanya. Lantas menyentuh dan menggenggam kedua lengan yang membuatnya berjanji tak akan dilepas hingga kapan pun. "Kau siap menikah denganku? Menghadapiku? Memahamiku? Melayaniku? Menjalin komitmen dan jadi ibu dari anak-anakku nanti?" tanyanya lembut, tapi mampu membuat hati gadis di depannya bergetar.
Seluruh kata seolah menghilang dari kepala Nana. Gadis Kim itu hanya mampu terdiam dengan pandangan lurus ke Jimin. Ya Tuhan... dia tak pernah menyangka Jimin akan mengatakan hal seperti itu padanya.
"Na... aku tidak meminta jawabanmu sekarang. Tapi pikirkanlah baik-baik. Aku—"
Ucapan Jimin spontan terhenti saat Nana tiba-tiba mengecup pipinya.
"Nana...."
"I love you."
Jimin terdiam sejenak, tapi kemudian menarik tengkuk sang kekasih dan meraup bibir merah yang senantiasa ia suka. Nana agak kewalahan, tapi tangannya malah bergerak melepas satu persatu kancing kemeja lelakinya.
"Sleep with me and married with me, Kim Nana."
—FIN—
♥
//Mereka yang pacaran, aku yang baper 😒//
Oh iya, ini foto terbaru Nana
Photo by : PJM
//Yaaa, intinya JIMIN NEMU DI MANA SIH YANG SEBENING INI? GAKUAD AKU TU 😭//