1. Satu

84 13 0
                                    

"Kamu belum terlalu mengenal cinta mungkin. Tak semua cinta menyakitkan. Untuk mendapatkan cinta sejati bukannya memang harus melalui perjuangan yang namanya sakit?" –Cha Eunwoo


Fokus : Solbin, Jungkook, Minah, Eunwoo


Eunwoo keluar dari ruang operasi. Wajahnya berkeringat dan terlihat lelah, namun tetap berusaha untuk tersenyum. Jungkook terlihat bangkit, tidak dengan Minah karena ia tertidur di kursi tunggu. Tak tega juga untuk membangunkannya. Lagipula ini tanggung jawab Jungkook.

"Bagaimana dok?"

"Operasinya berhasil. Kita tinggal menunggu ia sadar." Jawab Eunwoo.

Jungkook merasa lega, Eunwoo menengok ke arah Minah yang tertidur pulas. Wajahnya begitu gelisah. Tentu saja tidurnya tak akan tenang karena temannya mengalami kecelakaan.

"Kami akan segera memindahkan Solbin ke ruang inap. Tolong bangunkan dia ya." Pesan Eunwoo.

Jungkook membangunkan Minah. Wajah Minah kembali khawatir. Jungkook menjelaskan operasi Solbin berhasil jadi ia tak perlu terlalu khawatir lagi. Hanya perlu menunggu Solbin sadar. Minah dapat bernapas dengan lega.

"Istirahatlah di ruangan Solbin nanti. Aku akan pulang dan kembali lagi besok." Ujar Jungkook.

"Ne Jungkook-ssi. Terima kasih." Ujar Minah lagi.

Jungkook menjawabnya dengan tersenyum. Sorot matanya begitu tertekan. Minah yakin Jungkook sedang mengalami tekanan dan kesedihan saat ini. Entah karena apa namun kecelakaan Solbin menambah beban Jungkook saat ini. Kira-kira seperti itulah pemikiran Minah saat melihat sorot mata Jungkook. Mungkin terkesan sok tahu, makanya ia hanya menyimpan dalam kepalanya tanpa bertanya. Kenapa juga ia harus terlalu mengurusi orang lain? Padahal mengurus dirinya sendiri saja sudha sulit.

Beberapa suster mendorong ranjang Solbin menuju ruang inap. Minah takjub dengan ruangannya. Jungkook mengambil kelas paling mewah. Tak perlu diragukan lagi, ia benar-benar anak pewaris Seonhwa Group.

Dokter Eunwoo kembali memeriksa Solbin sebelum benar-benar meninggalkannya dan melakukan pengecekan lagi besok. Keadaan Solbin masih rawan. Ia tak ingin pasiennya itu kenapa-napa makanya ia harus mengeceknya lagi. Minah menunggunya dengan sabar. Jungkook sudah pulang setelah mengetahui kamar Solbin.

"Keadaannya cukup stabil. Beritahu kami kalau Solbin sadar. Karena kita tak tahu kapan Solbin akan sadar." Eunwoo berpesan pada Minah.

"Terimakasih dok." Jawab Minah.

Eunwoo tersenyum ramah. Senyum itu mampu menyihir seorang Kang Minah. Ia tak mengerti kenapa.

"Saat Solbin bangun tolong bantu dia. Saya yakin dia akan terkejut melihat kondisinya. Jangan sampai dia down karena kecelakaan ini. Berikan dia banyak semangat." Pesan dokter Eunwoo sebelum meninggalkan kamar Solbin.

"Baik dok." Kali ini Minah yang tersenyum.

Minah menatap Solbin, ia teringat kembali akan Yugyeom. Lelaki yang terus menyakiti sahabatnya itu. Lelaki yang sudah begitu banyak meninggalkan luka yang mendalam baik secara fisik maupun psikis. Amarahnya tiba-tiba memuncak. Ia tak akan memberitahu keadaan Solbin. Ia bisa merawat Solbin dengan Junhoe.

"Benar Junhoe." Minah teringat lelaki itu.

Ia kembali menelepon Junhoe. Kali ini diangkat.

"Annyeonghaseyo Minah."

"Ya! Kenapa baru angkat?" Kesal Minah.

"Mian. Aku pusing dengan deadline lagu-laguku. Ada apa? Tumben sekali kamu meneleponku hingga berkali-kali. Merindukanku? Hehe." Terdengar kekehan tak bersalah Junhoe.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now