"Jeju. Aku tak tahu kenapa hatiku rasanya begitu sakit setiap mengingat Jeju. Tapi bayangan Jeju selalu menghantuiku. Apa kamu tahu apa yang terjadi di Jeju?" –Ahn Solbin
Fokus : Solbin, Jungkook, Minah
Minah segera ke rumah sakit setelah pekerjaannya selesai. Junhoe pun begitu. Jungkook memberi kabar bahwa Solbin sudah sadar tapi kabar buruknya Solbin hilang ingatan setelah Eunwoo melakukan pemeriksaan.
"Bin, ini aku Minah. Kamu ingat?" Tanya Minah.
Solbin menggeleng. Ia benar-benar tak mengetahui segerombolan orang yang ada di depannya ini. Wajah Junhoe sudah terlihat frustasi karena dilupakan sahabatnya sendiri. Solbin bahkan tak mengerti mengapa ia ada di rumah sakit ini. Yang ia ingat hanyalah wajah Jungkook yang menyambutnya pertama kali.
"Tidak perlu dipaksakan. Pelan-pelan saja." Ujar Eunwoo.
"Tidak papa kalau kamu belum bisa ingat. Pelan-pelan saja. Mereka pasti mengerti." Eunwoo kali ini berbicara pada Solbin dan Solbin mengangguk.
Minah menatap lekat Solbin. Sudah seminggu Solbin sadar dan wanita itu masih belum ingat apapun. Solbin hanya menatap ke jendela kamar ruang dia dirawat. Junhoe sudah kembali ke studionya. Tertinggallah Solbin, Jungkook dan Minah.
"Minah-ssi..." Panggil Solbin.
"Maukah kamu menceritakan tentang diriku? Kamu bilang kamu sahabatku kan? Kamu pasti tahu banyak tentangku."
"Ne. Aku akan menceritakan semuanya. Semua yang ingin kamu tahu kamu bisa tanyakan padaku."
"Sudah berapa lama aku dirawat?"
"Sekitar tiga mingguan."
"Apa aku juga sudah lama mengenal Jungkook-ssi?" Jungkook menoleh saat namanya disebut.
"Eum itu..."Jungkook bingung menjawabnya.
"Aniya. Jungkook yang sudah menyelamatkan kamu. Tapi aku tak tahu apa kamu sudah bertemu dengannya di masa lalu." Jawab Minah jujur.
"Apa kita sudah lama bersahabat?" Mata Solbin begitu penasaran.
"Eum. Sudah sangat lama. Kita menjadi dekat karena kita sama. Sama-sama anak yatim piatu. Sejak SMP mungkin. Kita selalu bersama. Selalu." Minah menekankan kata-katanya.
"Sebenarnya... aku mengingat sesuatu." Ucapan Solbin membuat Minah dan Jungkook tertarik, apa yang wanita itu ingat dari sekian banyak memori.
"Jeju. Aku tak tahu kenapa hatiku rasanya begitu sakit setiap mengingat Jeju. Tapi bayangan Jeju selalu menghantuiku. Apa kamu tahu apa yang terjadi di Jeju?" Jujur Solbin.
Jungkook memang bukan siapa-siapa mereka. Namun pembicaraan tentang Jeju mengingatkan Jungkook lagi tentang wasiat Eunha. Ia jadi penasaran tentang wanita-wanita di hadapannya ini. Pertemuannya dengan kedua wanita ini seakan sudah direncanakan dengan rapih. Ia merasa ada benang merah diantara mereka semua. Dia, Eunha, Solbin, Minah, dan Junhoe. Pasti ada alasan mereka dipertemukan.
Jungkook tidak yakin apakah mereka juga merasakannya, namun ia sangat yakin kalau ada benang merah pemersatu diantara mereka.
Minah menjadi gugup. Ia tak ingin mengingat kejadian di Jeju lagi. Kejadian saat ia harus kehilangan Bangchan untuk selama-lamanya karena kecelakaan yang menimpa Bangchan. Kecelakaan yang menewaskan Bangchan namun menyelamatkan satu nyawa. Bangchan tetaplah Bangchan. Lelaki yang begitu baik dan sempurna untuk Minah.
"Jeju? Aku tak menyangka kamu akan mengingat memori paling buruk diantara semua memorimu." Minah tersenyum miris.
"Maksudmu?"
YOU ARE READING
Benang Merah (97 Line Story) | ✔
FanfictionCinta tak pernah bisa dimengerti oleh mereka. Sekalipun mereka merasakan cinta namun mereka tetap tak mengerti. Cinta dapat membahagiakan namun juga dapat menyakitkan. Bukankah seharusnya cinta itu selalu penuh dengan kebahagiaan? Namun mengapa dapa...