7. Tujuh

69 6 0
                                    

"Seharusnya aku yang ada di posisi Mingyu Min. Maafkan aku. Aku harap kamu selalu bahagia" –Cha Eunwoo

Fokus : Mina, Mingyu, Jimin

Mina memasuki sebuah kafe. Ia memesan sesuatu yang manis. Ia perlu menghibur dirinya. Jimin mengantarkan pesanan Mina. Mina berterima kasih. Jimin tersenyum. Mina sedang galau. Kemarin malam ia bertengkar hebat dengan Mingyu. Kepalanya pusing. Belum lagi Mingyu membawa-bawa nama Eunwoo dan Rose. Ia semakin merasa bersalah. Memikirkan bagaimana ia menyakiti Rose membuatnya ingin hilang saja dari dunia ini. Belum lagi perasaan bersalah pada Mingyu yang selama ini selalu memberikan cintanya dengan sepenuh hati. Kepalanya semakin berputar hingga ia merasa semuanya gelap.

Jimin berlari ke arah salah satu pelanggannya itu. Ia segera memanggil ambulans. Ia membawa Mina ke rumah sakit Seonhwa. Ruang gawat darurat segera sibuk begitu Mina masuk. Suster Chaeyeon berlari bersama Eunwoo. Eunwoo terdiam saat melihat siapa pasien yang akan ia tangani. Kenangan akan masa lalu berputar bak film dokumenter. Semua tentang Mina direcall oleh otaknya tanpa kontrol.

"Dokter?" Panggil Chaeyeon.

Eunwoo segera tersadar dan memeriksa Mina. Ia melihat-lihat keluar ruangan IGD, tak ada Mingyu. Jimin menepuk pundak Eunwoo halus.

"Bagaimana keadaan pasien bernama Mina dok?" Tanyanya.

"Kamu siapa?"

"Ah saya pemilik kafe tempat Mina pingsan tadi." Eunwoo mengangguk.

"Mina kelelahan. Mungkin dia terlalu stress. Tapi kondisi ini bisa jadi membahayakan janinnya." Eunwoo berusaha tersenyum.

"Ne? Mina sedang hamil?" Jimin berusaha meyakinkan.

"Ya. Terima kasih sudah membawanya segera. Bisa jadi ia kehilangan bayinya jika terlambat. Aku mengenal Mina. Dia teman kuliahku. Kamu bisa pulang. Aku akan menyampaikan pada suaminya tentangmu. Sekali lagi terima kasih." Eunwoo mengusir Jimin dengan halus.

Jimin mengangguk dan pamitan pulang. Ia berjalan melewati taman rumah sakit. Jalannya terhenti saat melihat Solbin. Solbin sedang duduk melamun dengan kursi rodanya. Ia tak menyangka akan menemukan Solbin di sini. Ia mendekati Solbin.

"Solbin?" Tanyanya.

Solbin mendongak, "Kamu mengenalku?" Tanya Solbin balik.

Jimin menutup mulutnya. Ia menggelengkan kepalanya.

"Aku hilang ingatan. Aku minta maaf kalau melukai perasaanmu karena aku tak ingat kamu." Jimin tak dapat berbicara lagi.

Jimin segera bersembunyi saat melihat Junhoe datang bersama seorang lelaki lain yang tak ia kenal. Jimin tak percaya. Ia kira Solbin kabur. Ternyata ia sakit.

"Bicara sama siapa Bin?" Tanya Junhoe.

"Entah." Solbin pikir ia perlu menyembunyikan pembicaraan singkatnya dengan orang yang tak ia kenali itu.

Lelaki itu mendorong kursi roda Solbin.

Bagaimana mungkin Solbin amnesia? Siapa lelaki itu? Apa aku harus memberitahu Yugyeom? Perkiraan Yugyeom tentang Solbin di Jeju berarti meleset. Apa yang harus aku lakukan Tuhan? Yugyeom sahabatku namun jika Solbin kembali padanya ia hanya akan tersakiti.

...

Mingyu berlari menuju ruangan Mina di rawat. Eunwoo memilih untuk bersembunyi. Ia meminta dokter lain menggantikannya dengan alasan ia harus memperhatikan Solbin sebagai pasien utamanya. Ia melihat Mingyu datang.

Seharusnya aku yang ada di posisi Mingyu Min. Maafkan aku. Aku harap kamu selalu bahagia.

Mingyu bahagia sekaligus sedih. Ia mendapat kabar bahwa Mina pingsan di sebuah kafe. Ia juga mendapat kabar bahwa Mina sedang hamil dari dokter yang menangani Mina. Ia menangis terharu mendengarnya. Tak apa Mina tak mencintainya, sekarang ia hanya fokus pada bayi yang ada di rahim Mina. Anak mereka.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now