25. Dua Puluh Lima

76 3 0
                                    

"Apa yang sudah aku lakukan pada Minah? Aku harusnya bersikap biasa saja. Aku harus meminta maaf padanya." –Cha Eunwoo

 

 

Fokus : Solbin, Jungkook, Minah, Eunwoo, Junhoe, Rose




Minah terus melamun sepanjang waktu, "Bu Minah?" Minah terkejut anak didiknya memanggil.

"Iya kenapa sayang?" Katanya lembut.

"Ibu kenapa melamun?"

"Aniya. Sebentar lagi kamu dijemputkan? Yuk siap-siap." Minah menggiring anak itu menuju lokernya.

Perasaan Minah tak nyaman. Sudah beberapa hari ini rasanya Eunwoo menghindarinya. Saat di datangi ke rumah sakit pun Eunwoo bersikap dingin. Apa salahnya? Apa Eunwoo tak nyaman karena pernyataan cintanya waktu itu?

Minah memijat kepalanya. Pening memikirkan itu semua. Rasanya sangat menyedihkan dan menyakitkan saat orang yang kamu cintai bersikap dingin. Rasanya Minah menyesali pengakuannya itu. Lebih baik ia pendam saja dan menjadi teman Eunwoo dibanding berharap lebih.

Eunwoo terdiam di ruangannya. Ia melamun. Ada perasaan bersalah karena bersikap dingin pada Minah padahal Minah tak salah apapun. Perasaannya terpengaruh karena Mina. Melihat Mina membuatnya sangat emosional.

Apa yang sudah aku lakukan pada Minah? Aku harusnya bersikap biasa saja. Aku harus meminta maaf padanya.

Eunwoo mengacak rambutnya frustasi. Mina benar-benar mempengaruhi hidupnya. Ia kira ia dapat bertahan karena tahu Mina sudah memiliki suami, namun nyatanya ia kalah dengan perasaannya sendiri.

Semilir angin musim semi menyapu lembut rambut Minah. Daun-daun berguguran karena tiupan angin. Waktu rasanya begitu lambat. Jalanan di penuhi pasangan-pasangan yang saling menautkan tangan untuk mendapatkan kehangatan.

Minah terhenti. Ia melihat punggung seorang lelaki jangkung yang sangat ia kenali. Terlihat lelaki itu sedang berbicara di telepon. Minah mendekatinya perlahan dan tepat lelaki itu berbalik. Minah menutup mulutnya dengan tangan menutupi keterkejutannya. Lelaki di hadapannya membelalakkan matanya.

"Kang Minah."

"Kwon Hyunbin."

Mereka berucap bersamaan.

...

Solbin terduduk sambil terengah-engah. Ia memimpikan masa kecilnya. Air mata membasahi pipinya sejak ia belum bangun. Mimpi itu seperti nyata. Ia merindukan keakek dan neneknya. Ia juga merindukan Junhoe, Minah dan mungkin juga Jungkook. Ia meringkuk lagi di bawah selimut. Menangis semakin kencang.

Hari ini Solbin merasa kurang enak badan sehingga ia tidak masuk kerja dan memilih tidur seharian. Malam menambah kelamnya hari Solbin. Malamnya masih menyedihkan padahal ini sudah bulan ketiga ia tinggal di rumah neneknya, ia masih belum terbiasa juga. Ia malah semakin merindukan sahabat-sahabatnya.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku tak bisa kembali ke sana lagi." Lirihnya.

...

Rose membuntuti Junhoe yang akhir-akhir ini selalu pergi ke klub malam. Projek mereka memang sudah selesai namun hubungan Junhoe dan Rose masih berjalan dengan baik. Hubungan pertemanan mereka. Sungguh Rose tak menyukai kata teman itu.

Junhoe duduk sambil meminum alkohol. Ia sering bercengkerama ria dengan wanita-wanita. Tak kala dia juga bercumbu mesra. Itu membuat hati Rose panas. Sudah beberapa hari ini Junhoe dilihatnya begitu. Sepertinya Junhoe kembali mejadi playboy.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now