"Eunha sudah meninggal setahun lalu karena penyakitnya." –Jeon Jungkook
Fokus : Jungkook, Solbin, Yugyeom, Minah, Eunwoo
Minah berusaha untuk biasa saja. Ia tak ingin Solbin kepikiran. Ia masuk ruang inap Solbin. Solbin terlihat sedang bersenda gurau dengan Jungkook. Minah merasa Jungkook dan Solbin semakin dekat. Tak terasa senyum merekah dari bibir Minah.
Junhoe mulai berbicara dengan Solbin. Solbin memang ingin ingat semuanya lagi makanya ia selalu mendengarkan dan bertanya pada ketiga orang ini. Minah memberi kode agar Jungkook keluar dan berbicara dengannya.
Jungkook mencari keberadaan Minah, "Ada apa?" Tanyanya.
"Bolehkah aku minta tolong satu hal padamu? Anggap saja ini salah satu bentuk tanggung jawab mu pada Solbin."
"Apa itu?" Jungkook menyerngit.
"Kamu tahu Kim Yugyeom? Dia salah satu manajer di perusahaanmu."
"Ne. Lalu?"
"Bisakah kamu menjauhkan Solbin dari lelaki itu. Bantu kami menjauh darinya."
Jungkook semakin menyerngitkan dahinya.
"Yugyeom adalah kekasih Solbin tapi dia selalu menyakiti Solbin. Aku tak tega jika ia harus bertemu Yugyeom lagi. Bahkan lelaki itu sudah dengan wanita lain." Wajah Minah memelas.
"Tapi? Apa ini tidak begitu jahat untuk Solbin?"
"Jungkook-ah dengan hilang ingatannya Solbin mungkin salah satu cara Tuhan agar Solbin dapat melupakan Yugyeom. Dia sakit secara fisik dan psikis. Dia kasar. Dia brengsek." Air mata Minah mengalir lagi.
Jungkook tak tega melihat itu, "Baiklah aku akan membantumu. Aku akan memindahkan Yugyeom ke kantor cabang di daerah lain sehingga kalian tak perlu lari. Biar dia yang pergi." Ujar Jungkook.
"Gomawo Jungkook-ah."
Minah membiarkan Jungkook pergi sedangkan ia memilih ke taman rumah sakit. Minah duduk di sana. Ia mengecek pipinya yang sedikit membiru akibat tamparan Yugyeom. Eunwoo duduk di sampingnya.
"Apa yang terjadi pada pipimu?" Eunwoo mencoba melihatnya.
"Auu. Tidak papa hanya kecelakaan kecil."
"Bohong. Jangan berbohong Minah. Apa yang terjadi pada pipimu?" Kali ini Eunwoo mengoleskan sesuatu pada pipi Minah.
"Aku sudah memperhatikan sedari tadi." Lanjutnya.
"Aku ditampar kekasih Solbin." Ucapnya jujur.
Eunwoo menyerngit, ia tak dapat bebicara lagi.
"Tak usah kaget. Ia memang begitu. Inilah alasan kenapa aku ingin mereka berpisah." Minah mengoleskan salep itu sendiri.
"Terima kasih." Minah beranjak, ia tak ingin berbicara terlalu jauh dengan Eunwoo.
Eunwoo tak baik untuk jantungnya. Minah memegang jantungnya yang berdebar.
Bodoh! Kamu tak boleh mengkhianati Bangchan.
...
Yugyeom meremas rambutnya gusar. Ia memasuki apartemen Jiho dengan kasar. Jiho menatapnya bingung.
"Apa yang terjadi?"
"Aku dipindahkan ke Jeju." Wajahnya merah karena marah.
"Kalau begitu aku akan ikut pindah." Ujar Jiho.
"Masalahnya aku bahkan belum menemukan Solbin."
Jiho mengepalkan tangannya mendengar nama Solbin. Selalu Solbin. Ia memang memiliki raga Yugyeom, tapi hatinya masih untuk Solbin. Ia benci itu. Ia benci kenyataannya. Ia berusaha menahan amarahnya.
YOU ARE READING
Benang Merah (97 Line Story) | ✔
Fiksi PenggemarCinta tak pernah bisa dimengerti oleh mereka. Sekalipun mereka merasakan cinta namun mereka tetap tak mengerti. Cinta dapat membahagiakan namun juga dapat menyakitkan. Bukankah seharusnya cinta itu selalu penuh dengan kebahagiaan? Namun mengapa dapa...