10. Sepuluh

58 7 4
                                    

"Apakah salah memintamu mencintaiku juga Jungkook-ah? Aku tak akan lama juga. Kamu bisa pergi setelah aku meninggal. Kamu bisa mencintai orang lain setelah aku tiada." -Jung Eunha




Fokus : Tiga tahun lalu, Pulau Jeju

Solbin, Minah, Bangchan, Junhoe, Jungkook, Eunha

Minah mengekori Solbin yang berjalan tak tentu arah. Bangchan dan Junhoe juga mengikuti kedua wanita itu. Mereka menemani Solbin yang sedang dalam pelarian. Pelarian dari kekasihnya Yugyeom. Solbin batinnya sedang terguncang mengetahui Yugyeom berselingkuh dengan wanita bernama Yulhee. Solbin memergoki perselingkuhan mereka dengan teman-temannya.

Belum sembuh luka yang Yugyeom berikan pada tubuh Solbin sekarang lelaki itu melukai hatinya. Yugyeom memang berhasil membuat seorang Solbin tak berdaya. Jadilah sekarang ia kabur ke Jeju. Ia ingin Yugyeom mengerti dengan kaburnya ia ke Jeju.

"Solbin-ah kitakan sudah di Jeju ayolah kita bersenang-senang. Jangan sedih mulu. Katanya mau mengobati hati." Kata Minah.

"Ini juga aku berusaha menghibur diri."

"Sini deh biar aku jadi tour guide. Aku sudah membaca banyak tentang Jeju." Minah menarik tangan Solbin.

Eunha terduduk di salah satu kafe di Jeju. Ia tak habis pikir bagaimana mungkin seorang Jungkook menolak menikah dengannya. Padahal ini adalah permintaannya sebelum meninggal. Ia tahu hidupnya tak akan lama lagi. Eunha memegangi dadanya yang terasa nyeri. Sakit hatinya dan penyakitnya menjadi satu sehingga menyebabkan nyeri yang luar biasa. Ia memang egois memaksa Jungkook namun ia ingin merasakan bagaimana dicintai dan ia memilih Jungkook. Air matanya terus keluar tanpa bisa direm.

Apakah salah memintamu mencintaiku juga Jungkook-ah? Aku tak akan lama juga. Kamu bisa pergi setelah aku meninggal. Kamu bisa mencintai orang lain setelah aku tiada. Suara hati Eunha yang takkan mungkin terdengar oleh Jungkook.

Minah membawa Solbin wisata kuliner. Ia sangat menyukai seafood di Jeju. Ia selalu merindukan masakan laut Jeju. Bangchan dan Junhoe sudah lahap menyantap makanannya membuat Solbin bergidik ngeri. Padahal yang dihibur dia kenapa malah kedua orang ini yang begitu menikmatinya. Ia menggeleng.

Minah mengabadikannya dalam beberapa foto. Solbin sempat kesal karena Minah memoto dirinya saat sedang melahap makanannya sampai pipinya kembung. Minah hanya tertawa dan tak berniat menghapusnya.

Di tempat lain kedua orang tua Eunha panik karena anak semata wayangnya kabur dari rumah. Mereka menghubungi Jungkook dan memohon pada Jungkook untuk menikahi Eunha. Ia juga memberitahu tentang penyakit Eunha yang mana ia hanya memiliki kesempatan hidup beberapa persen saja. Yang artinya sebentar lagi Eunha mungkin akan dipanggil Tuhan.

"Tolong menikahlah dengan Eunha nak Jungkook. Kamu bisa melupakannya setelah ia pergi." Ucapan mama Eunha begitu kecil namun terdengar jelas.

Mama Eunha bahkan pesimis Eunha bisa disembuhkan. Sekarang tujuan satu-satunya adalah membahagiakan Eunha disisa hidupnya. Jungkook adalah salah satu kebahagiaan Eunha. Egois memang. Namun ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir Eunha untuk menikah.

Jungkook mengacak rambutnya frustasi. Ia belum ada planning untuk menikah namun ia malah dipaksa menikahi Eunha dengan dalih bahwa gadis itu bisa saja meninggal kapan saja. Tentu saja semua orang akan meninggal. Tapi menurut mereka semua kasus Eunha ini darurat. Jujur ia sangat bingung.

...

Minah menarik Solbin menuju hamparan bunga. Minah tersenyum. Solbin menatap bunga-bunga di depannya. Ia juga ikut tersenyum. Pemandangannya sungguh indah. Mereka melihat matahari terbit di sekitaran taman bunga. Junhoe memoto dua gadis di hadapannya. Foto yang estetik. Kombinasi antara alam dan manusia.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now