8. Delapan

67 6 0
                                    

"Aku tak bisa. Dia sudah terlalu dalam masuk ke kehidupanku. Awalnya memang aku hanya ingin bermain dengan cintanya. Tapi semua sudah terlanjur." –Kim Jiho

 

 

Fokus : Minah, Eunwoo, Mina, Jiho, Solbin

Setelah tak menjenguk Solbin selama beberapa waktu atau bisa disebut ngambek, hari akhirnya Minah datang. Ia agak canggung dengan Jungkook yang ternyata juga ada di ruangan itu.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Solbin.

"Eh?" Minah bingung.

"Sudah cukup waktunya? Aku ingin kamu tak salah paham pada Jungkook. Aku ingin kamu memaafkan masa lalumu dan berdamai. Kamu bilang aku berhak untuk bahagiakan? Kamu juga berhak untuk bahagia tanpa bayang-bayang Channie terus." Kata Solbin serius.

"Kalian bicaralah. Aku keluar sebentar." Ujar Solbin.

Solbin memang sudah bisa bejalan namun masih tertatih. Ia keluar kamar dan tersenyum. Suasana di kamar Solbin jadi sedikit canggung.

"Minah. Tolong maafkan Eunha." Ujar Jungkook.

"Aku akan menceritakan semua yang aku tahu. Aku harap kamu tak salah paham lagi. Aku harap kamu mau memaafkan Eunha."

Jungkook memulai ceritanya yang sebenarnya sudah ia ceritakan pada Solbin lebih dulu. Minah tak banyak berkomentar karena ia ingin mendengarkan penjelasan Jungkook. Benar kata Solbin ia harus memaafkan masa lalu dan berdamai dengan masa lalu. Langkah awal adalah mendengar penjelasan Jungkook mengenai Eunha.

Jiho memasuki rumah sakit Seonhwa. Ia mendapat kabar bahwa Mina sahabatnya dirawat di sana. Ia rela terbang dari Jeju ke Seoul demi Mina. Ia bahagia mendengar kabar bahwa Mina tengah hamil. Ia sempat video call dan melihat binar mata Mina. Sudah lama ia tak melihat binar mata bahagia Mina. Mina sangat bahagia dengan kehadiran calon bayinya. Ia senang Mina bisa bahagia lagi.

Solbin berjalan di sekitar taman rumah sakit diikuti oleh penjaga yang sengaja disewa oleh Jungkook sesuai permintaan Minah dulu. Solbin masih tertatih berjalan. Ia sengaja jalan-jalan untuk melatih kakinya lagi.

Jiho terhenti saat melihat sosok Solbin di rumah sakit ini. Ia mengikuti arah perginya Solbin. Ia tak bisa terlalu dekat karena Solbin dijaga ketat. Ia mencari kesempatan tepat untuk menemui Solbin. Saat Solbin memasuki kamar mandi ia juga masuk. Kesempatan yang bagus. Jiho pura-pura mencuci tangannya di sebelah Solbin. Tak ada respon apapun. Ia tahu Solbin sudah mengetahui tentang perselingkuhannya dulu. Namun Yugyeom berhasil meyakinkan Solbin sehingga mereka bisa bermain aman lagi.

"Solbin?" Ucap Jiho.

Solbin menoleh, "Kamu mengenalku?"

Jiho menyerngitkan keningnya. Solbin tak ingat dirinya.

"Kamu tak ingat aku?"

"Maaf aku habis kecelakaan menyebabkan ingatanku hilang." Jawab Solbin.

Jiho tersenyum misterius, "Tak usah pikirkan aku. Anggap saja kita tak pernah bertemu." Jiho meninggalkan Solbin yang penuh tanya.

Jiho tersenyum senang mendengar kabar hilangnya ingatan Solbin. Dengan begini ia tak perlu khawatir lagi tentang Yugyeom. Solbin sepenuhnya melupakan mereka. Lagipula Yugyeom akhir-akhir ini juga mulai melupakan Solbin karena kesibukannya dan intensitas bertemu mereka yang lebih sering. Jiho dapat memiliki Yugyeom seutuhnya.

Solbin memikirkan Jiho tadi. Ia merasa begitu kenal dengan Jiho. Ia juga merasa sakit saat melihat mata Jiho tadi. Dadanya menjadi sesak.

"Solbin?" Minah mengejutkannya.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now