12. Dua Belas

60 4 0
                                    

"Maafkan aku Solbin. Aku menjadi serakah. Aku tak ingin hanya kamu yang bahagia. Aku juga ingin bahagia." -Kim Jiho



Fokus : Yugyeom, Jiho, Bambam, Jimin

Yugyeom fokus pada laptopnya. Pekerjaannya di Jeju akhir-akhir ini begitu banyak. Ia bahkan sampai tak sadar Jiho sudah ada di dalam ruangannya, membawa kotak bekal. Selama di Jeju entah kena angin apa Jiho jadi sangat rajin. Ia bahkan rela bolak-balik kantor untuk mengantarkan makan siang, Yugyeom saja sampai-sampai seluruh kantor hapal dan mereka semua mengenali Jiho sebagai 'kekasih' Yugyeom.

"Fokus sekali." Tegur Jiho.

Yugyeom menoleh dan tersenyum, "pekerjaanku akhir-akhir ini makin banyak."

Jiho duduk di hadapan Yugyeom dan mulai membuka kotak bekal makannya. Ia mulai rajin belajar memasak dan mencoba berbagai menu masakan untuk Yugyeom. Menu yang sehat tentunya.

"Menu baru lagi?" Tanya Yugyeom bersemangat.

"Ne. Aku sudah mencobanya. Enak sih. Ya semoga saja." Ada rona di wajah Jiho saat mengatakannya.

Yugyeom gemas melihat itu. Ia mengacak lembut rambut Jiho. Sejenak ia memang sedikit demi sedikit melupakan Solbin karena sampai saat ini ia tak menemukan Solbin. Ada perasaan hangat di dalam diri Jiho saat Yugyeom melakukannya. Perasaan serakah yang semakin besar akibat perlakuan manis itu.

Mereka mulai menikmati makan siang itu. Jiho dan Yugyeom saling berbincang dan bercanda tawa disela makannya itu. Jiho merasakan kebahagiaan yang begitu besar. Sudah lama ia tak merasa sebahagia ini. Apalagi semenjak mantan kekasihnya meninggal dulu. Ia sempat berpikir bahwa cinta ada hanya untuk dimainkan karena pada akhirnya mereka akan berpisah juga. Bahkan saat ia pertama kali bertemu Yugyeom di klub saat lelaki itu galau ia hanya berniat memainkan dan memanfaatkan Yugyeom. Namun sekarang ia malah menginginkan lebih. Ia mencintai Yugyeom.

Jiho tahu betul bahwa apa yang ia lakukan salah. Apalagi ia sudah bertemu dengan Solbin yang sedang sakit. Namun gejolak hatinya tak bisa ia abaikan. Yugyeom dapat mengganti sosok kekasih masa lalunya yang selama ini sulit untuk ia lupakan. Yugyeom perlahan dapat merebut hati Jiho dalam tiga tahun terakhir.

"Jiho? Kenapa melamun?" Tanya Yugyeom.

"Eh? Aku melamun ya? Ga sih cuma kepikiran sesuatu aja." Jawabnya.

"Aku habis ini ada rapat. Kamu ga papa pulang sendiri?"

"Ne. Aku pulang dulu ya." Jiho mengecup pipi Yugyeom sebelum akhirnya menghilang dibalik pintu.

Yugyeom menatap pintu dengan tatapan kosong. Jiho memang berubah menjadi sesosok perempuan yang lebih perhatian dan penyayang semenjak mereka pindah ke Jeju. Namun hatinya tetap tak bisa menutupi kerinduan akan sosok Solbin. Kekasih yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun sebelum Jiho masuk ke dalam kehidupannya. Solbin adalah wanita yang lembut dan lucu. Ia juga menyayangi Yugyeom dengan sangat besar. Yugyeom tahu ini salah namun hatinya sangat serakah. Ia begitu mencintai Solbin namun ia tak bisa melepaskan Jiho begitu saja. Entah magnet apa yang membuat Jiho sulit untuk dilepaskan.

Dulu sebelum hubungannya dan Solbin merenggang juga Solbin sering ke kantor untuk makan siang bersama. Solbin memang pandai memasak dan ia mengerti apa kesukaan Yugyeom.

...

Jiho berjalan melewati orang-orang yang sedang saling bercengkerama. Ia singgah pada sebuah kafe. Duduk menatap orang yang berlalu lalang. Jiho sebenarnya tak pernah menyukai keramaian apalagi semenjak kematian kekasihnya dulu. Ada rasa trauma semenjak itu. Ia juga membenci Jeju. Pulau penuh kenangan buruk baginya.

Benang Merah (97 Line Story) | ✔Where stories live. Discover now