Chaper 5

52.5K 3.9K 50
                                    

Selamat membaca guys!
Jangan lupa ketuk bintang untuk membahagiakan hati Ethan
(●´з')♡

******

Demon menepuk kepala Savy dan meninggalkannya begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demon menepuk kepala Savy dan meninggalkannya begitu saja. Savy menatap kepergian Demon yang menghilang di balik tembok. Ia memegangi jantungnya yang berdetak dengan ritme yang aneh. Perasaan nyaman muncul secara tiba-tiba, ia merasa hangat.

"Savy bantu aku." Savy mengenyahkan pikiran aneh tadi dan mengikuti Ethan yang menggendong tubuh pria berambut silver ke sebuah kamar baru.

Ethan membaringkan tubuh itu pelan dan menyuruh pelayan mengambilkan air hangat. Savy membantu membilas darah yang berada di wajah dan tubuh pria tadi. Jika diperhatikan pria tersebut terlihat masih sangatlah muda. Mungkin bisa dibilang masih remaja atau seusia dengan Savy.

Seorang pria tua masuk ke dalam kamar, Savy yakin itu adalah dokter pribadi. Savy membantu Ethan memasangkan pakaian baru yang lebih bersih.

"Aku akan menjahitnya sebelum terkena infeksi lebih jauh lagi."

"Silahkan dok..."

Ethan memberikan ruang untuk sang dokter. Savy mundur perlahan dan keluar dari kamar tersebut. Ia berjalan pelan ke arah lorong yang tak pernah ia lewati. Kakinya bergerak menuju pintu mahogani berwarna cokelat tua. Semakin dekat dengan pintu tersebut semakin cepat juga debaran jantungnya.

Tepat di depan pintu Savy terdiam dan hanya menatap ke depan ke arah pintu yang tertutup rapat. Tangannya terangkat untuk mengetuk tapi berhenti ditengah jalan. Suara gonggongan terdengar dari dalam ruangan membuat Savy melangkah mundur.

"Masuklah."

Demon mengetahui kedatangan gadis kecil itu, ia duduk di kasurnya sambil menunggu suara ketukan. Tapi berselang lama tak ada satu suarapun yang muncul sehingga Bandit harus menggonggong ke arah pintu itu. Selanjutnya knob pintu terbuka dan menampakan Savy yang berdiri tegap.

"Masuk dan tutuplah kembali," titahnya. Sambil menunggu Savy ia menyalakan rokok untuk menenangkan emosinya.

 Sambil menunggu Savy ia menyalakan rokok untuk menenangkan emosinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRANQUILITY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang