Hola!
Jangan vote dan komen ya bebz
Btw, boleh share2lah ke teman-teman yang lain. Suruh ikut baca sini...
Hehe*
Demon berjalan mendekati Savy dan meletakan boneka Tuan Tedi yang rusak di samping kakinya.
Ia mengangkat Savy dan meletakannya di pengkuannya. Gadis itu menolak dan mencoba berdiri tapi Demon dengan cekatan kembali menarik Savy.
"Aku membencimu."
Pria itu tersenyum dan tangannya dengan nakal masuk ke dalam baju Savy dan mengelus perut gadis itu.
"Demon!"
"Jadi, kau ingin bertanya apa pada Killian?"
Savy duduk dengan resah di atas pangkuan Demon. Bukannya ia tak suka tapi ada Killian di hadapannya. Ia malu. Demon mengerti ketidaknyamanan yang dirasakan princessnya jadi ia memilih untuk berhenti menggoda.
Savy berdehem dan kembali duduk lurus menghadap Killian.
"Jadi kenapa kau merusak Tuan Tedi?"
Killian mengangkat alisnya dan melirik ke arah Demon. Demon tersenyum mengerti.
"Aku akan menjelaskannya." Dibaliknya tubuh Savy agar menghadapnya.
"Kau ingat tentang benda yang Alberto cari?" Tubuh Savy menegang ketika mendengar nama Alberto terucap.
"I-iya?"
"Sepertinya kau tak ingat, baiklah akan ku jelaskan lagi."
"Liam dan Taliyah, orang tuamu, seorang biologyst negara kita dan berkerja untuk pemerintah. Mereka berdua menemukan zat yang bisa menyembuhkan kanker tapi secara bersamaan dengan takaran yang salah zat tersebut bisa menjadi racun yang mematikan."
"Melihat potensial penyalahgunaannya, mereka berdua membumi hanguskannya, ku pikir memang benda itu telah dibakar habis tapi Alberto mendapatkan sisa jurnal yang terbakar dan mengatakan bahwa tidak semuanya dibakar, ada sebagian yang disimpan karena...."
"Karena apa?"
"Karena akan digunakan untuk mengobati Liam yang terkena kanker. Dan Taliyah memiliki kekhawatiran hal itu bisa diturunkan padamu jadi ia menyimpan lebih dari yang dibutuhkan."
"Ayah mengidap kanker?"
"Stadium awal dan tak berbahaya, selain itu Taliyah juga mengobati ayahmu."
"Kenapa aku tak tahu? Jangan melebih-lebihkan cerita Demon." Demon terkekeh dan mengecup bibir Savy sekali.
"Memang terdengar berlebihan tapi aku tidak sedang mendramatisir, aku membicarakan fakta, aku tahu karena aku juga membaca jurnalnya."
"Kau bilang jurnalnya ada di Alberto."
"Satu dua hal aku bisa mendapatkannya. Aku lanjutkan ceritaku, tahu kemungkinan kau memiliki kanker meskipun probabilitasnya hanya 5%-10% dari pengidap, aku mengerahkan semuanya untuk mencari zat sialan itu." Napas Demon sedikit tercekat di rengkuhnya tubuh Savy.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY (Complete)
Romance⚠Mature Content || 21+ * "Bantu aku membalaskan dendamku." -Savannah "Setelah keputusan ini, kupastikan mereka akan membayarnya. Kepala untuk kepala." -Demon *