Chapter 25

43.5K 3.2K 56
                                    

Selamat membaca
Jangan lupa vote dan komennya yaa
(●´з')♡

*

"Kau apa?"

"Aku tak akan mengatakannya lagi."

Demon menyibakkan kaos yang dikenakan Savy. Dielusnya perut datar di depannya. Tangannya bergerak membentuk pola melingkar.

"Aku seorang papa." Ia tersenyum simpul. Dikecupnya perut Savy membuat gadis itu kegelian.

"Demon."

"Kau sudah makan baby?" Telunjuknya ditepuk-tepukan pada sisi perut kiri.

"Sudah."

"Aku tak menanyaimu princess." alis Savy terangkat. "Aku di sini sedang membuat sebuah hubungan batin dengan calon bayiku."

"Bayi kita."

Terdengar kekehan yang keluar dari mulut pria itu. Demon tak bisa mengungkapkan perasaannya. Ia tak tahu jenis perasaan apa yang ia rasakan saat ini. Yang jelas beban pikirannya beberapa hari terakhir ini terangkat sudah.

"Kata bayinya dia belum makan. Jadi kau harus makan juga."

"Aku sudah makan."

"Kau sudah tapi si bayi belum."

"Demon, jangan menjadi menyebalkan."

"Kau harus makan."

"Demon!"

Demon keluar sejenak dan menyuruh seorang pelayan untuk membuatkan makanan untuk Savy. Beberapa menit kemudian Demon kembali dengan sebuah mangkok bubur di tangannya. Savy memutar mata jengah.

"Makanlah."

"Tidak."

Demon menatap Savy sejenak dan dengan kesabaran ia menyuapkan sesendok bubur tapi Savy menolak membuka mulutnya. Ia sudah makan jadi tidak mungkin ia akan makan lagi.

Kembali terdengar ketukan dan muncul dua orang pelayan yang membawa nampan penuh dengan buah-buahan dan segelas susu.

"Are you kidding me?"

"Aku hanya ingin kau sehat princess."

"Demon tapi kau sangat berlebihan."

"Tidak, ini memang untuk kesehatanmu dan si bayi." Ia menarik siku Savy . "Lihatlah semua tulang ini, bagaimana kau bisa akan membawa si bayi selama setahun di perutmu."

"Jangan bodoh Demon, hanya sembilan bulan."

"Aku tak peduli sekarang makan."

Savy merengut tak suka. Ia berdiri dan keluar dari kamar. Ia pindah ke ruang belajar dimana semua orang sedang berkumpul. Ethan menoleh dan dahinya berkerit ketika melihat wajah Savy yang bersungut kesal.

"Kau kenapa?"

Savy tak perlu menjawab ketika Demon muncul tepat di belakang l tubuhnya. Savy mendudukan dirinya di samping Lily dan Killian yang sedang bermain monopoli di depan api unggun.

TRANQUILITY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang