Jangan lupa vote dan komen
Selamat membaca!
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥*
Hari ini adalah hari giliran Savy menjemput Lily dari les baletnya. Sepertinya Demon menepati kata-katanya. Ia tak menambah penjagaan untuk Savy.
Kini Savy menunggu sendirian di depan ruang les Lily. Lily keluar drngan wajah cemberut.
"Ada apa sayang?"
"Apa kita langsung pulang?"
"Tentu saja, memangnya mau kemana lagi?"
Savy menggandeng tangan adiknya. Sopir mereka telah menunggu di samping mobil. Lily menahan Savy.
"Ada apa Lily? Katakan saja."
"Kata temanku di dekat sini baru di buka sebuah taman baru."
"Dan kau ingin kesana?" Ia mengangguk lemah.
Savy tersenyum dan mengacak rambut adiknya dengan gemas. Ia menyuruh sopir untuk meninggu lagi karena mereka berdua akan menuju taman sebentar.
"Tapi nyonya, jika Tuan Demon tahu--"
"Ia tak akan tahu selama kau tak memberitahunya, oke?"
Pria itu terlihat ragu dan melihat sekeliling. Savy juga ikut melihat sekeliling dan tak melihat apapun yang mencurigakan. Sang sopir mengangguk membuat Lily berjingkat bahagia.
Ia berlari ke arah utara, langkahnya yang ringan dan senyuman lebatnya mampu mrmbuat Savy ikut tersenyum bahagia. Mereka menapaki sebuah jalan menuju taman.
Musim gugur membuat suasana semakin indah.
Suasana cukup ramai. Beberapa teman balet Lily juga terlihat menikmati suasana bersama orang tua mereka. Savy membantu mengetatkan jaket milik adiknya.
Pikirannya jauh membayangkan ketika nanti ia bisa jalan berdua bersama Demon di tempat seperti ini, bergandengan tangan, melihat anak-anak mereka yang berlarian riang mengejar dedaunan kuning yang mulai berjatuhan.
Pasti rasanya sangat menyenangkan.
Tak sadar, seseorang menabrak bahunya membuat Savy tersadar dari lamunannya.
"Savy lihat ini!"
Savy mendekati Lily di dekat sebuah kolam ikan. Burung dara berkumpul mendekati makanan yang ditabur oleh pasangan lansia di ujung jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY (Complete)
Romance⚠Mature Content || 21+ * "Bantu aku membalaskan dendamku." -Savannah "Setelah keputusan ini, kupastikan mereka akan membayarnya. Kepala untuk kepala." -Demon *