Hohoho im back again
Jangan lupa vote dan komen ya bebs*
Savy merenung melihat hujan turun begitu derasnya. Ia sudah tahu hasil dari test pack yang ia beli beberapa hari yang lalu. Kelimanya menunjukan hasil yang sama. Ia sangat ingin memberitahu Demon tapi pria itu sedang berada entah di mana.
Dari jendelanya ia bisa lihat Lily dengan riang berdansa di bawah derasnya hujan. Adiknya itu benar-benar berbakat. Ia sangat pandai menari. Snowy menggonggong ke arahnya.
"Oh Snowy aku sangat ingin bermain bersama Lily di luar sana."
Guk!
"Tapi lihatlah, Bandit selalu menghalangiku. Aku tak tahu apa yang dipikirannya tapi ia melarangku untuk keluar rumah."
Guk guk!
"Kau nakal Snowy tapi aku suka idemu."
Savy meraup Snowy ke gendongannya. Berjalan pelan agar tak menimbulkan suara. Dengan gerakan pelan ia melangkahi Bandit yang yang tertidur pulas di depan pintu.
Senang karena berhasil Savy berjingkat bahagia.
"Hati-hati jangan sampai terjatuh."
"Demon!"
Ia menolah dan menemukan prianya yang sedang melepas sarung tangan. Savy berlari dan menubrukkan tubuhnya pada pada tubuh pria itu. Demon terkekeh.
"Aku merindukanmu princess."
"Aku juga. Kapan kau sampai?"
"Barusan, kau mau kemana?"
Savy mencium pipi kanan dan kiri bergantian membuat Demon semakin mengeratkan pelukannya. Snowy mengonggong ketika gendongan Savy semakin menyempit.
"Maafkan papa," ujar Demon pada Snowy.
Savy memberikan Snowy pada Demon.
"Apa?"
"Aku ingin bermain hujan bersama Lily."
"Tidak."
"Kenapa?"
Demon ragu untuk memberikan alasannya. Matanya sedikit melirik ke arah perut rata Savy. Savy memperhatikan itu membuatnya merona. Gadis itu ragu apakah ia harus memberitahu sekarang atau nanti saja. Jika ia beri tahu sekarang maka ia tak akan bisa bermain hujan.
Matanya melirik ke arah Lily yang yang berlarian di taman.
"Aku akan baik-baik saja."
"Kau...tidak sakit? Atau mual atau pusing?"
Dikecupnya bibir Demon lembut. "Tidak, aku sehat sekali."
"Padahal aku sangat ingin menghabiskan waktuku bersamamu."
"Nanti saja, oke?"
Demon mengangguk membuat Savy kembali menciumnya. Gadis itu melangkah ke luar tiba-tiba anjing labrador hitam menyerangnya, Bandit.
"Hei-hei ada apa?"
Bandit menggonggong, menggigit dan menarik celana Savy membuat gadis itu bingung.
"Hus hus aku akan bermain sebentar saja." bukannya pergi Bandit malah semakin menggeram.
"Bandit, come to papa here."
Satu perintah dari Demon membuat anjing hitam itu terdiam. Savy iba melihatnya. Ia mengelus kepala Bandit sebentar lalu keluar dan menikmati derasnya hujan.

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY (Complete)
Romance⚠Mature Content || 21+ * "Bantu aku membalaskan dendamku." -Savannah "Setelah keputusan ini, kupastikan mereka akan membayarnya. Kepala untuk kepala." -Demon *