Chapter 3

66.3K 4.4K 40
                                        

Selamat menikmati cintaaah
Jangan lupa vote n comment yaww
♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪

******

Perjalanan dari Los Angeles menuju Kansas dibutuhkan waktu selama lebih dari tiga jam. Di tambah lagi satu jam perjalanan dari bandara ke mansion milik Demon. Tidak, bukan sebuah mansion melainkan sebuah istana masih dengan sentuhan interior tua membuat tempat tinggal itu terlihat megah dan mengintimidasi. Letaknya pun bukan di tengah kota melainkan di ujung kota dan harus melewati dulu rimbunnya hutan.

Savy menatap rumah itu dengan kagum. Di dalamnya pun berseliweran pelayan yang memakai seragam hitam putih. Ethan membantu menggendong Lily yang masih malu-malu. Ketika Savy menginjakan kakinya di dalam terdengar menggonggong dari ujung ruangan. Dua anjing kecil jenis labrador retriever berwarna hitam dan putih berlarian turun dari tangga besar utama yang terletak di tengah ruangan.

Demon dengan tawanya yang menggema melewati Savy dan berjongkok untuk menciumi kedua anjingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Demon dengan tawanya yang menggema melewati Savy dan berjongkok untuk menciumi kedua anjingnya.

Anjing yang berwarna putih hanya mengibas-ngibaskan ekornya dan berlari memutari Demon tapi Demon masih memeluk si hitam. Iasaiah mengambil si putih dan menggendongnya.

"Savy, ikutlah denganku. Akan ku tunjukan ruanganmu."

Savy mengikuti perintah Isaiah dan Ethan membantu gadis itu menarik kopernya dengan satu tangannya yang lain menggendong Lily. Sekali lagi Savy memperhatikan Demon yang terlihat bahagia dijilati oleh anjingnya.

"Guk guk!"

"GUK!" Savy menoleh kaget mendengar suara gonggongan Demon yang menyalak ke anjingnya yang masih kecil. Si anjing terdiam dengan ekspresi terkejut membuat Demon tertawa pias.

"Savy, jangan hiraukan dia. Jika kau membuka kamus dan mencari definisi kata gila maka kau akan menemukan nama pria itu di dalamnya."

Savy kembali melanjutkan perjalanannya melewati tangga utama dan lorong khas era reinaissance dengan lukisan klasik dan tembok terbuat dari granit indah yang diukir elegan.

"Ini adalah sayap timur dan kita semua tinggal di bagian ini, di seberang barat adalah bagian untuk pelayan dan pengawal."

Isaiah membukakan sebuah pintu di ujung lorong yang Savy asumsikan sebagai ruangan yang akan ia tempati. Di sana Savy kembali tak bisa mengontrol kekagumannya ketika melihat interior kamar. Sebuah tempat tidur yang cukup luas berkanopi mempertegas aksen klasik di kamar.

 Sebuah tempat tidur yang cukup luas berkanopi mempertegas aksen klasik di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TRANQUILITY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang