Aku uo, nggak bisa aku nunggu minggu depan lagi.
Selamat menikmati :)
\(-ㅂ-)/ ♥ ♥ ♥
*
Semua kembali berjalan dengan normal. Savy sekarang umur kandungan Savy sudah mencapai umur delapan bulan. Ia tak bisa bergerak terlalu leluasa layaknya kehamilannya pada dua tri semester awal. Perutnya lebih besar dari ukuran wanita hamil lainnya karena ia mengandung anak kembar.
Semua orang bersorak senang ketika Demon memberitahu mereka jika Savy akan melahirkan dua anak manusia berbeda jenis.
Ethan dan Lily tak pernah mau meninggalkan Savy, mereka berdua kompak mencari perhatian Savy agar menamai anaknya dengan nama mereka. Savy senang adiknya yang tak lagi murung.
Seperti saat ini, Lily dan Ethan sedang menemani Savy yang berbaring di atas ranjang.
"Savy, aku akan melakukan apapun utukkmu tapi berilah nama Lily untuknya jangan berikan anam Ethan untuk anak laki-lakimu jika tak ingin ia memiliki wajah yang jelek."
"Hei! Aku tak seburuk itu!" protesnya.
Pintu kamar terbuka, Isaiah datang diikuti Snowy dan Bandit di belakanganya. Dua anjing itu langsung melompat naik dan menempatkan diri mereka dengan nyaman di samping Savy.
Isaiah membawa satu ikat bunga dan menggantikanya dengan bunga yang lama di vas. Itu sudah menjadi kebiasaan tersendiri bagi Isaiah. Setiap tiga hari sekali, ia mengganti bunga di vas yang terletak di atas nakas.
"Bagaimana kabarmu ibu hamil?" tanyanya sembari mengecup dahi Savy.
"Aku baik-baik saja hanya sedikit pusing."
"Kenapa? Kedua orang orang ini merecokimu lagi?"
"Seperti biasa, merebutkan nama."
Isaiah terkekeh dan mencubit pipi Lily.
Demon datang dan berhenti di samping ranjang. Ia berkecak pinggang melihat keempat manusia di hadapannya yang sedang seru berbincang. Ia berdehem dan mendapatkan perhatian yang mereka inginkan.
"Bisakah semuanya keluar sebentar?"
"Tidak bisa." jawab Ethan.
Demon menghilangkan senyumnya dan menatap tajam pria tersebut. Ethan langsung menutuo mulutnya dan menyengir minta maaf. Ia mengecup dahi Savy dan membawa Lily keluar kamar.
Setelah memastikan semua orang keluar. Demon duduk di pinggir ranjang. Savy bangun dari tidurnya dan Demon membantu meletakan bantal di belakang punggunh Savy agar wanitanya itu dapat duduk dengan nyaman.
Savy meraih segelas air di nakas dan meminumnya.
"Aku tak tahu harus mulai darimana tapi aku ingin menikahimu setelah anak kita lahir nanti."
Uhuk!
Ia terbatuk akibat tersedak air. Savy kembali meletakan gelas tadi dan tertawa canggung karena Demon memperhatikannya dengan sangat lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRANQUILITY (Complete)
Romance⚠Mature Content || 21+ * "Bantu aku membalaskan dendamku." -Savannah "Setelah keputusan ini, kupastikan mereka akan membayarnya. Kepala untuk kepala." -Demon *