Chapter 26

41.3K 3K 117
                                    

Sebenarnya pekerjaanku belum selesai tapi tanganku gatel banget pengen update.

So here we go
😂😂😂

*

Lily mengetuk pintu kamar Savy dengan keras membuat si pemilik kamar mengerang kesal.

"Savy!" teriaknya dari luar.

"Iya sebentar."

Demon juga merasa terganggu dari tidurnya. Sembari berdecak ia melepaskan pelukannya pada perut Savy dan kembali tidur.

Savy dengan cepat mengenakan pakaian yang berserakan di lantai.

Di depan pintu ia disuguhi oleh wajah Lily yang basah karena air mata. Adiknya yang sesenggukan membuat Savy memeluknya dengan erat.

"Hush hush kenapa kau menangis? Ada apa? Katakan padaku segera."

Lily masih menangis dengan keras. Ia membawa masuk Lily ke dalam kamar. Di sana Lily dapat melihat tubuh Demon yang tertidur di balik selimut.

"Sekarang katakan padaku."

"Killian...." Setelah menyebutkan nama Killian adiknya kembali menangis membuat Savy kebingungan. Kembali dipeluknya Lily untuk menenangkannya.

"Ada apa dengan Killian?"

"Ia-Ia mengambil Tuan Tedi dariku!"

"Tinggal kau minta lagi."

"Tapi ia merusaknya!" Savy mengerutkan dahinya.

"Bagaimana bisa?"

"Aku juga tak tahu! Tiba-tiba saja aku melihatnya melepas kepala Tuan Tedi dari badannya. Ia mengeluarkan semua busa dari dalamnya! Aku kesal Savy! Aku membencinya!"

"Baiklah-baiklah aku akan menggantinya dengan Tuan Tedi yang baru, oke?"

Lily menatap tajam ke arah Savy dan berdiri. Ia menghentakan kakinya.

"Aku tidak mau! Tuan Tedi ya Tuan Tedi! Tak akan ada yang menggantikannya!"

"Sayang, itu hanyalah boneka...."

"Tapi itu adalah boneka pemberian mommy!" Savy terkejut, lidahnya kelu tak bisa berbicara. Lily kembali menangis dan lari keluar dari kamar.

Mommy, ia hampir melupakan bahwa Lily sangat menyayangi kedua orang tuanya. Tuan Tedi adalah teman bermain Lily sedari kecil, ia selalu menemani Lily setiap tidur malam.

Lily, anak sekecil itu menyimpan memori kedua orang tuanya selama bertahun-tahun sedangkan dirinya hanya memiliki gambaran wajah mereka di memorinya yang mulai memudar seiring berjalannya waktu.

Savy merasakan ada tangan kokoh yang memeluknya dari belakang.

"Lillian hanya butuh waktu. Aku yang menyuruh Killian mengambil boneka itu."

Savy melepaskan pelukan Demon dan berbalik. "Tapi kenapa?"

"Satu dua hal yang tak perlu kau ketahui."

TRANQUILITY (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang