Kesepakatan

7.6K 943 23
                                    

Taehyung berada di depan rumahnya meninggalkan ketiga temannya di kamar Jimin. Setelah mendengar permintaan gadis kecil itu dia buru-buru keluar dan melihat pohon yang dimaksud.

"Bagaimana?"

Taehyung terkejut saat si gadis kecil berada di sisinya. "Jika kau bakar, kami akan bisa pulang." Dia tersenyum lagi pada Taehyung.

"Tapi aku tak bisa membakarnya begitu saja. Di sini juga sudah ada penghuni."

"Yah terserah saja." Dia memeluk lengan Taehyung. "Aku Somi. Aku tak masalah jika tinggal bersamamu di sini."

Mata Taehyung melebar. Dia tidak bisa membayangkan jika ada lagi yang tinggal di sekitarnya. Perlu diketahui, di sekeliling rumah Taehyung juga banyak yang berkeliaran. Katanya sih hanya ingin memperhatikan sosok cantik ini.

Selain memiliki kelebihan itu, Taehyung juga seorang pemuda yang pintar, ceria, mudah bergaul dan bertanggungjawab. Jangan ditanya mengenai fisiknya. Dia sangat cantik.

"Tidak. Apa ada cara lain?" Taehyung menatap pohon itu. Dia juga tau sang pemilik sedang memperhatikan mereka.

"Hanya itu."

Taehyung menghela napas panjang. Mungkin ini akan sedikit rumit. Tapi Taehyung tak akan membiarkan kedua jin perempuan itu tetap ada bersamanya. Dia melepaskan lengan Somi secara paksa dan memfokuskan diri pada pohon itu. Matanya mengerjap beberapa kali lalu dia menutupnya.

"Aku tau kalian mendengarnya. Keluarlah!"

Dua siluman muncul dihadapan Taehyung. Sosok pertama merupakan siluman ular dan yang lain adalah siluman macan. Mereka menatap Taehyung dengan tajam. Tapi mereka tidak menampakkan diri di depan Taehyung dengan wujud silumannya melainkan dengan wujud manusia tampan.

Taehyung tau bahwa mereka bukanlah siluman biasa. Mereka itu bisa dibilang bangsawan di kaumnya. Tapi ntahlah kenapa mereka berada di sini untuk waktu yang lama.

"Kau tak mengindahkan permintaan kami waktu itu ya?" Namjoon sang macan melipat kedua tangannya ke depan dada. Tatapannya dominan terhadap Taehyung.

"Aku tau. Tapi mereka juga tak bisa kembali jika.."

"Kenapa tak memikirkan kami juga?" Yoongi si ular mendekat pada Taehyung. "Kau pikir kami tinggal di sini baru hitungan hari atau minggu? Bahkan sebelum gadis itu lahir pun kami sudah berada di sini." Matanya tajam menatap Somi.

Taehyung mengacak rambutnya frustasi. "Baiklah. Kita cari jalan tengah saja!"

Para makhluk tak kasat mata itu saling memberikan death glare nya masing-masing. Itu cukup membuat Taehyung makin frustasi. Dia cepat berpikir agar menemukan solusi dari masalah ini. Bahkan makhluk itu saja sudah tak diperdulikannya. Dia sedang mengajak otaknya untuk bekerja lebih keras.

"Hei!" Seru Taehyung yang membuat mereka mengalihkan kembali atensinya pada pemuda blonde itu. "Aku tak tau ini akan berhasil atau tidak. Tapi mungkin bisa kita coba."

Mereka mengangguk dan memperhatikan Taehyung. "Somi dan ibunya bisa kembali jika membakar pohon itu. Tapi tidak harus kan seluruhnya. Bisa saja ranting atau dahan pohonnya. Sama saja bukan?"

Somi melongo. "Yah tak apasih jika bagian itu cukup untuk kami. Maksudku tidak terlalu kecil." Somi memandang Namjoon dan Yoongi. "Bagaimana jika kalian biarkan aku yang memilih bagian mana?"

Namjoon dan Yoongi saling tatap untuk sesaat. Sang kakak, Yoongi memberikan seringainya pada gadis itu. "Jika kau mengambil banyak bagian dari pohon itu, kami yakinkan kau tak akan pernah kembali ke rumahmu. Aku akan mengirimmu ke tempat lain."

Somi mencibir. "Ck! Aku lebih suka tinggal di rumahku." Dia berjalan mendekati pohon besar yang sudah menjadi tempat tinggal bagi kedua siluman itu. "Itu!" Somi menunjuk dahan besar yang berada di sisi kiri.

Semuanya melihat ke arah yang Somi tunjukkan. "Hei itu...." Yoongi buru-buru menyikut Namjoon yang hendak berbicara. Dia mengedipkan matanya pada Namjoon agar diam saja.

"Baiklah." Yoongi menyeringai. "Tapi hilangkan pagar pembatas yang kau buat di sekitar sini Taehyung!"

"A-apa?"

"Jika tidak yasudah, mereka tak akan bisa kembali."

Kali ini Taehyung sudah benar-benar frustasi. Dia menaruh pagar pembatas karena mereka sempat mengganggu teman-temannya, apalagi Jimin yang sangat rentan oleh gangguan seperti ini. Jika pagar pembatas itu lepas, dia takut mereka kembali akan menggangu. Tapi tak ada pilihan lain bagi Taehyung.

"Baiklah!" Taehyung menghela napas panjang. "Tapi jika kalian macam-macam kembali, aku tak akan segan-segan mendepak kalian dari sini."

Makhluk siluman itu tersenyum remeh pada Taehyung. "Ayo Joon kita kembali!"

Taehyung kembali mengacak rambutnya frustasi. "Aaaah sial!"

"Kau akan melakukannya kan?" Taehyung menatap Somi yang sedang menarik narik ujung kaosnya. Pemuda berkulit tan itu hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam rumahnya.

"Taehyung!" Seruan dari sosok wanita yang dia ketahui sebagai ibu Somi sudah berdiri di depan pintu masuk rumahnya. "Jika kau tak sanggup tak apa. Kau hanya tinggal menggunakan opsi pertama. Kami akan menunggu dan tidak akan mengganggu siapa pun."

Taehyung menggeleng. "Tidak apa nyonya. Lagipula kalian pasti ditunggu oleh keluarga kalian. Aku akan melakukannya." Dia tersenyum dan segera menerobos masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil beberapa peralatan yang akan dia gunakan untuk menebang dahan pohon dan juga membakarnya.

Kedua bangsa jin itu hanya menatap kepergian Taehyung saja.

"Somi!" Seruan sang ibu membuat si empunya nama mengalihkan atensi pada wanita paruh baya itu. "Jaga Taehyung setelah ini!"

NILA 3-0 || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang