Kesepakatan pt.2

6.7K 951 21
                                    

Rasanya sangat melelahkan malam ini bagi Taehyung. Setelah dia menebang dan membakar pohon di depan rumahnya, Somi dan ibunya bisa kembali. Jimin pun sudah tak merasa mual dan pusing lagi. Tapi malam ini dia minta ditemani Hoseok dan Seokjin untuk tidur bersama. Sedangkan Taehyung? Tentu saja tidur di kamarnya. Dia tak mau tidur berdesakan setelah mengeluarkan banyak keringat ditambah cuaca sedang panas.

Taehyung sudah memejamkan matanya. Dia langsung merebahkan tubuhnya setelah mengunci pintu. Tidak peduli untuk berganti kaosnya yang basah dan bau asap. Intinya dia sangat lelah.

Lama kelamaan kulit Taehyung merasakan dingin yang membuatnya membuka mata. Mengerjapkan nya beberapa kali hingga kesadarannya kembali penuh. Dia langsung duduk ketika menyadari dirinya sudah tidak ada di kamarnya. Kepalanya mendongak. Langit di tempat ini tidak berwarna. Dia tak tau sedang berada di mana.

Taehyung berdiri dan menepuk nepuk celana belakangnya. Ntah kotor atau tidak tapi dia terbangun di atas rerumputan kering. Dia mengedarkan pandangannya namun tak menemukan siapapun di tempat ini. Dia memutuskan untuk tidak berdiam diri di tempatnya. Kakinya melangkah menginjak rerumputan yang sudah kering itu.

"Kim Taehyung!"

Taehyung menoleh ke arah sumber suara. Dia terperangah saat melihat Somi, ibunya juga beberapa kaum mereka sedang berdiri di belakang makhluk yang dikenalnya itu. Tapi ada yang berbeda kali ini. Dia melihat Somi dan ibunya mengenakan mahkota dan jubah. Juga ada seorang laki-laki yang sepertinya adalah pemimpin dari tempat ini. Mungkin seorang raja.

"Kim Taehyung!" Sang raja melangkahkan beberapa kakinya ke depan menatap Taehyung yang hanya bisa diam memandang mereka. "Terimakasih."

Mata Taehyung membulat. Bahkan rahangnya sempat jatuh untuk beberapa saat. "Terimakasih?"

"Terimakasih telah membantu istri dan anakku."

Taehyung mengusap tengkuknya yang tak gatal. Mungkin jika merinding iya. Punggungnya terasa dingin dan tak nyaman. "Ah tidak masalah Tuan. Aku hanya tidak ingin anda kehilangan kedua orang yang berharga bagi Anda."

Raja tersenyum pada Taehyung. Jarak mereka memang lumayan jauh. Tapi Taehyung jelas melihatnya.

"Sebagai rasa terimakasihku, aku akan mengutus pengawalku untuk menjagamu juga orang-orang yang dekat denganmu."

Taehyung terdiam. Dia bingung akan menjawab apa. Bohong jika dia tak terkejut. Bahkan jantungnya berdegup kencang. Dia justru takut dengan ucapan sang raja itu. Bagaimana jika mereka mengganggu orang-orang yang ada di rumah Taehyung? Atau bagaimana jika mereka ribut dengan kedua siluman itu?

"Ah tidak usah Tuan." Taehyung tersenyum kaku sambil mengusap tengkuknya lagi. "Tidak usah repot-repot."

"Justru sebelumnya lah kami yang merepotkanmu Taehyung. Kami akan mengirimkan pengawal untuk menjagamu dari bahaya juga bisa menjaga teman-temanmu dari siluman yang tinggal di depan rumahmu."

Taehyung masih berpikir. Dia tak mau salah mengambil keputusan di sini. Jika pilihannya membahayakan teman-temannya lagi, itu akan menjadikan Taehyung makin merasa bersalah setelah yang dia lakukan pada Jimin.

"Kau tidak usah khawatir Taehyung. Kami tidak akan menyakiti kalian. Kami hanya ingin membalas kebaikanmu."

"Benar Kim Taehyung oppa! Ayahku tidak akan melukaimu." Somi ikut meyakinkan Taehyung.

Bagaimana ini? Taehyung termasuk orang yang tidak bisa mengecewakan orang lain. Di takut jika menolak, bangsawan ini akan kecewa padanya. Tapi dia juga masih ragu untuk menerimanya.

"Kau bisa memberi pagar membatas pada mereka jika kau mau Kim Taehyung."

Taehyung menatap mereka semua. Jumlahnya bertambah. Apa mereka semua yang nantinya akan ikut dengan Taehyung. Tapi apa tidak berlebihan dengan jumlah 50 atau mungkin lebih bangsa jin yang dikirim ke rumah Taehyung.

"Aku akan menerimanya dengan syarat." Taehyung berkata. "Perintahkan mereka untuk selalu menjaga teman-temanku. Muncullah padaku hanya jika ada hal yang sangat membahayakan yang akan terjadi dan hanya berikan peringatan saja padaku."

"Baiklah. Pagarmu kami terima Kim Taehyung!" Sang raja tersenyum pada Taehyung. Kemudian dia melangkah mundur ke posisi semula. Dia memberi aba-aba pada pengawal yang ada di belakangnya dengan menggerakkan telunjuk yang dia gerakkan ke depan dan ke belakang.

Tanpa Taehyung sadari ada sosok yang memang sedari tadi memperhatikannnya dari kejauhan. "Cantik."

Tiba-tiba pandangan Taehyung mengabur dan tubuhnya terjatuh. Dia mengerjapkan matanya lalu membukanya perlahan. Matanya kembali dia kedipkan dan memutar bola matanya ke seluruh ruang kamarnya.

"A-aku sudah kembali?" Gumam Taehyung. Dia ingat tadi dirinya ntah berada di mana dan sekarang sudah kembali lagi ke kamarnya. "Hmmmm tadi itu nyata atau mimpi?"

Taehyung buru-buru berdiri dan berlari ke luar dari kamarnya. Dia tak peduli Hoseok berteriak memanggilnya dari ruang tengah. Taehyung membuka perlahan pintu rumahnya. Cklek.

Mata Taehyung membulat. Rahang tegasnya jatuh. Tangannya yang memegang engsel pintu gemetar. Susah payah dia menelan ludahnya sendiri. Di depannya sudah berdiri puluhan bangsa jin sedang menunduk hormat padanya.

NILA 3-0 || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang