"Hyung!"
"Taehyung!"
Ketiga hyungnya langsung berdiri ketika melihat adiknya itu masuk dengan digendong oleh orang yang tidak mereka kenal. Bahkan Hoseok yang sedari tadi sedang makan cemilan sambil menonton acara televisi langsung melongo membuat cemilannya itu berceceran.
"Jungkook, Jungkook! Turunkan aku!" Taehyung memukul mukul pundak Jungkook. Jin itu langsung menuruti perintah tuannya.
"Hyung, Hyung!" Kata Taehyung tak sabaran. "Tadi aku habis menolong seseorang."
Ketiganya membulatkan matanya. Pantas saja Taehyung jadi kekanakan begini tanpa angin, tanpa hujan dan tanpa alasan yang jelas lainnya.
Seokjin mencengkeram pundak adiknya itu. "Kau menolong orang? Apa kau baik-baik saja?"
"Baik." Taehyung mengangguk angguk. "Dia menolongku." Katanya lagi sambil menunjuk Jungkook.
Seokjin melirik pemuda bersurai hitam di samping Taehyung. "Ah terimakasih -"
"Jeon Jungkook." Jungkook tersenyum dan membungkuk hormat.
"Kau teman Taehyung?" Hoseok ikut bertanya.
Belum Jungkook menjawab, Taehyung sudah berbicara lagi. "Iya, dia teman sebangku ku."
Jimin mengerutkan dahinya. Dia menelisik tubuh Jungkook dari ujung rambut hingga kaki. "Teman sebangku? Berarti kita satu sekolah? Kenapa aku tidak pernah melihat mu? Kau murid baru?"
"Iya benar dia..."
Jungkook menepuk pundak Taehyung dan menatapnya membuat pemuda blonde itu diam dan menundukkan kepalanya. Jungkook terpaksa menghentikan ini. Jika tidak bisa-bisa tuannya itu akan membeberkan semuanya.
"Aku masuk kamarku dulu!" Taehyung langsung berlari ke dalam kamar nya.
Mereka berempat saling pandang. Seakan bertanya satu sama lain apa yang terjadi pada Taehyung.
Jungkook berdeham. "Emm boleh aku berbicara dengan Taehyung?"
"Ya, itu kamarnya!" Seokjin menunjuk pintu kamar yang ditempeli stiker bergambar kepala Tiger.
"Terimakasih." Jungkook tersenyum dan mengangguk. Dia segera menyusul Taehyung ke kamarnya.
Dilihatnya Taehyung yang sedang duduk membelakanginya. Kepalanya tertunduk. Jungkook menghela napasnya. Dia merasa bersalah sudah mengehentikan Taehyung yang dengan bersemangat nya sedang bercerita. Pasti pemuda itu tak suka diganggu seperti tadi.
Jungkook duduk di sebelah Taehyung. "Tuan!" Namun yang dipanggil tak menjawab. Menoleh pun tidak. "Maafkan aku!"
Taehyung menarik napasnya dalam. "Maafkan aku Jungkook. Tadi aku hampir membocorkan semuanya."
"Tidak. Aku tadi sudah lancang memotong ucapan mu."
"Tak apa!"
Jungkook berpindah tempat untuk berjongkok di hadapan Taehyung karena dia tak menghadapnya sama sekali. Ditatapnya secara intens tuannya itu. "Maafkan aku."
Taehyung mengangguk. "Terimakasih sudah membantuku."
"Kau istirahatlah!"
Taehyung yang hanya diam membuat Jungkook penasaran. Dari jarak dan posisi seperti ini Taehyung nya sangat indah. "Ada apa?"
Taehyung memainkan ujung kaosnya. Dia terlihat ragu-ragu. "Emmm kau bisa tinggal di sini?"
"Hm?"
"M-maksudku di rumah ini. Ada kamar kosong di sebelah."
Jungkook tersenyum. "Kapan aku bisa mengurus kepindahanku?"
Mata Taehyung berbinar seketika saat mendengar itu. "Secepatnya."
"Baiklah!" Jungkook mengusak rambut Taehyung. "Sekarang kau istirahat!"
Taehyung menatap Jungkook dan menggigit bibir bawahnya. "Emm satu lagi."
"Katakan saja!"
"Bisakah kau benar-benar menjadi murid pindahan di kelasku dan menjadi teman sebangku ku?"
Jungkook tersenyum lagi. Dia mengusap punggung tangan Taehyung. "Sesuai permintaan mu Tuan."
Taehyung tersenyum lebar menampilkan senyum kotaknya. "Ah. satu lagi, satu lagi."
Jungkook terkekeh. Satu lagi katanya. Jika ditambahkan ini sudah masuk ke dalam 3 permintaan. "Ya?"
"Bisakah kau berhenti memanggilku Tuan?"
Alis Jungkook bertaut meminta penjelasan.
Taehyung mengusap tengkuknya yang tak gatal. "Panggil aku Taehyung saja. Bisa?"
"Tentu!"
"Bagus, sekarang aku akan istirahat."
"Ya. Jika kau membutuhkanku kau bisa memanggilku."
Taehyung mengangguk. Setelahnya dia naik ke atas ranjang. Menarik selimutnya dan tak lama dengkurannya sudah terdengar.
Jungkook tersenyum melihat wajah damai Taehyung. Dia ingin terus memperhatikan tuannya itu. Tapi ada hal yang mengusiknya. Dia tau peredam keberadaannya tidak akan mempan untuk mengelabuhi makhluk dengan level setara atau lebih tinggi darinya. Dia langsung berubah ke dalam sosok jin nya dan keluar.
Sekarang Jungkook berdiri di teras rumah Taehyung. Dia menatap pohon besar nan rindang yang tepat berada di depannya. "Cih pantas saja!"
Jungkook menghentakkan salah satu kakinya membuat kedua makhluk dari pohon itu muncul di hadapan Jungkook.
Yoongi menampilkan seringainya. "Akhirnya kita bisa bertemu juga pangeran!"
"Apa mau kalian?"
"Apa kau ingin terus menggunakan peredam itu?" Namjoon tertawa mengejek diikuti Yoongi.
Jin itu menghela napasnya. "Aku akan ikut!"
Jungkook bukannya takut dengan kedua siluman itu. Bahkan dia bisa saja membunuh semua pengawal yang ada di halaman rumah Taehyung dengan mudah. Tapi ini lebih penting. Dia tidak boleh gegabah dalam mengambil langkah atau penyesalan yang akan dia dapat.
"Ayo ikut aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NILA 3-0 || KookV ✓
Fanfiction[COMPLETE] Siapa yang tidak mau punya bodyguard tampan. Tapi jika bodyguard mu adalah bangsa jin, masih mau? KookV (Top! Kook Bottom!V) HR: 2 #kookv (27/11/18 - 28/12/18)