Pulang pt.2

3.4K 516 5
                                    

Jungkook meletakkan tubuh Taehyung dengan hati-hati ke ranjang di kamar tuannya itu. Sekarang dia tinggal menunggu kedatangan yang lain. Dia siap untuk menjawab apapun. Bahkan jika itu harus mengungkapkan siapa dirinya.

"Jeon Jungkook!"

Yoongi dengan cepat menghampiri pengawal pribadi Taehyung itu dan langsung memberikan sebuah pukulan di pipinya hingga Jungkook tersungkur ke lantai.

"Bangun kau Jungkook!" Yoongi menarik kerah baju jin itu yang sudah merubah dirinya ke dalam wujud manusia. "Kenapa kau melakukannya?"

"Itu keinginannya!"

"Jika kau gagal bagaimana bodoh! Apa kau tak memikirkan itu juga?"

"Aku tau itu Min Yoongi!" Jungkook menyingkirkan tangan siluman ular itu dari kerah bajunya. "Apa kau tega terus membiarkan dia terluka? Kau mau melihatnya lebih lama lagi menderita? Dia sudah sangat kelelahan! Apa kau tak melihatnya?"

Yoongi menghela nafas. Dia memperhatikan wajah Taehyung yang terlihat damai. Dia mendekati tubuh kaku itu.

"Taehyung, kumohon bangun!" Yoongi menggenggam telapak tangan pemuda blonde itu. "Apa yang harus ku katakan pada nenek moyang mu di sana jika kau memilih untuk tak membuka matamu lagi?"

"Dia akan bangun, tenanglah!"

"Jika kau gagal bagaimana hah!"

"Aku tidak akan gagal. Aku akan tepat waktu untuk mendapatkan tanda darinya!"

Braaaaaaak

"Taehyung!"

Penghuni rumah yang lain masuk ke kamar Taehyung dengan tergesa. Mereka semua terlihat khawatir.

Seokjin duduk di tepi ranjang adiknya itu. Dia mengecek tubuh Taehyung yang sudah tak merespon apapun. "Apa yang terjadi?"

"Dia sedang istirahat Hyung, tenang lah!"

"Tenang? Kau menyuruhku tenang?" Seokjin berdiri dan langsung menampar pipi Jungkook. "Dia sudah tak bernafas Jungkook! Bagaimana aku bisa tenang?"

Tubuh Seokjin melemas dan hampir terjatuh jika Hoseok dan Jimin tak menyangganya.

"Hyung, tenang Hyung!" Hoseok menepuk nepuk punggung kakaknya itu. "Taehyung akan baik-baik saja."

"Iya hyung. Dia pasti akan bangun." Kata Jimin ikut menenangkan.

"Bagaimana kalian bisa setenang itu? Kalian tau dari mana dia akan baik-baik saja?" Teriak Seokjin histeris. Dia menangis melihat adik kesayangannya itu sudah tak bernyawa.

Sebulan ini adiknya menghilang. Seokjin hanya mendapatkan kabar jika Taehyung itu sedang mengikuti acara di sekolahnya selama itu. Tapi dia tak begitu percaya karena Jimin saja tak ikut. Sekarang dia melihat Taehyung pulang dengan mata yang tertutup dan ntah apakah dia akan membukanya lagi atau tidak.

"Seokjin!" Namjoon memeluk kakak Taehyung yang terus menangis itu. "Tenanglah! Dia akan baik-baik saja. Taehyung akan bangun. Percayalah!"

Seokjin menegakkan tubuhnya dan menatap Namjoon yang tersenyum padanya. "Apa kau bisa menjamin jika dia akan bangun?"

Namjoon mengangguk. "Jungkook akan membuatnya bangun."

"Jungkook?" Seokjin menatap Jungkook yang berdiri tak jauh darinya. Sedari tadi teman sebangku adiknya itu terus memperhatikan arah Taehyung. "Memang apa yang akan dia lakukan?"

"Karena dia yang sudah melakukannya jadi dia yang-"

Terkecuali Yoongi, semuanya terkejut saat mendengarkan ucapan Namjoon itu. Apalagi Seokjin yang langsung menghampiri pengawal pribadi Taehyung itu.

"Jeon Jungkook!"

Jungkook tersentak saat Seokjin meneriakkan namanya. Kakak Taehyung itu terlihat sangat marah saat ini.

"Kau!" Seokjin mengguncangkan tubuh Jungkook. "Kenapa kau membunuhnya?"

"Hyung, aku tidak membunuhnya. Dengarkan aku dulu hyung, aku-"

"Apa yang akan kau katakan sekarang? Jika kau bisa membangunkannya, kenapa dia masih menutup matanya?"

Jungkook menghela nafas. "Kumohon dengarkan aku dulu hyung!"

"Jungkook benar. Dengarkan dia dulu Seokjin hyung!" Kata Jimin. Tentu saja dia tau. Yoongi sudah memberitahunya saat pertama kali Taehyung menghilang.

"Bicaralah sekarang!"

Jungkook menceritakan semua yang terjadi selama Taehyung kemah dan hingga berada di kerajaan nya. Bahkan rahasia Taehyung pun dia ceritakan. Menurut Jungkook, setidaknya orang-orang yang menyayangi Taehyung seperti mereka harus tau agar mereka juga bisa menjaga dan lebih mengerti Taehyung.

Ketiga saudara Taehyung itu menunjukkan raut kesedihan setelah cerita Jungkook selesei. Apalagi Jimin yang merasa sangat bersalah di sini.

"Jadi dia selama ini sudah sangat menderita dan kelelahan?"

Jungkook mengangguki pertanyaan Seokjin itu. "Percayalah padaku! Dia akan bangun. Aku tak akan gagal."

"Apa aku bisa mempercayai ucapan mu?"

"Iya. Hidupku sendiri taruhannya."

"Tunggu sebentar, jadi kau itu bukan manusia?" Hoseok menatap Jungkook dengan waspada. "Kau dari bangsa jin?"

Jungkook mengangguk. "Maafkan aku jika sudah membohongi kalian semua. Tapi aku hanya melakukan tugasku kepada tuanku."

"Tuan?"

"Iya. Kim Taehyung adalah tuanku."

Seokjin dan Hoseok saling tatap. Sebenernya mereka tak terlalu terkejut jika Taehyung sampai memiliki pengawal yang bukan berasal dari dunia manusia. Mereka sering mendengar dari adiknya itu jika dirinya banyak dijaga oleh mahkluk dari bangsa selain manusia. Mereka hanya heran karena Jungkook ini satu-satunya yang bisa menampakkan diri sebagai manusia.

Hoseok langsung melirik kedua lelaki yang katanya adalah kakak dari Jungkook. "Apa kalian juga bukan manusia?"

Yoongi mengangguk. "Kami siluman yang berada di pohon depan."

"Jadi kalian yang menggangu Jimin saat itu?" Hoseok sudah bersungut-sungut. Dia jelas marah karena adiknya yang lain itu pun sempat sangat menderita. Bahkan mungkin sampai sekarang.

"Hyung!" Jimin mencegah Hoseok yang ingin menghampiri Yoongi. "Dia sudah minta maaf padaku dan tak akan mengulangi nya lagi."

"Kau percaya padanya?"

Jimin menatap Yoongi sebentar sebelum menjawab pertanyaan kakaknya itu. "Iya. Aku percaya pada Yoongi hyung."

Yoongi tersenyum saat mendengar ucapan Jimin itu. Apa sekarang Jimin sudah benar benar memaafkannya?

Perhatian semua orang kini langsung tertuju pada kilatan dari cincin yang dikenakan Taehyung itu.

Jungkook segera berlari menghampiri tubuh Taehyung. Namun cahaya dari cincin itu redup kembali. Matanya membulat. Dia menggenggam tangan tuannya erat-erat. Air matanya turun.

"Kim Taehyung, kumohon!"

NILA 3-0 || KookV ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang